Peta Kampus FEB UI Depok
Gedung Kuliah Nathael Iskandar (d.h. Gedung A)
Gedung yang sebelumnya akrab dikenal sebagai gedung A ini memiliki sejarah yang cukup menarik. Nama Nathanael Iskandar diambil dari seorang dosen pengajar yang memberikan sumbangsihnya terhadap kemajuan FEB UI terutama dalam bidang demografi. Beliau dilahirkan dengan nama asliĀ Tan Goan Tiang, di CianjurĀ pada tahun 1916. Sebagai anak pertama dariĀ keluarga yang sangat sederhana, Tan Goan Tiang kecil sudah ikut membantu mencari nafkah bagi keluarganya dengan menjual kue buatan ibunya. Nenek moyangnya yang berasal dari Cina cukup menuntungkan bagi Tan kecil. Dia diterima bersekolah di sebuah sekolah yang dibangun Belanda dengan system yang sangat diskriminatif. Tan Goan Tiang menyelesaikan studinya dengan sempurna di sekolah H.C.K (Hollands-Chinnese-Kweekschool) atau Sekolah Pelatihan Guru Belanda-Cina. Karena kemampuan bahasa Belanda yang sempurna, Tan Goan Tiang diterima menjadi guru pada beberapa sekolah Protestan di Jakarta. Tan Goan Tiang yang kemudian berganti nama menjadi Nathanael Iskandar ini mengawali karirnya di Sekolah Menengah Atas Kristen BPK Penabur. Beliau bahkan sempat menjadi Kepala SMAK 1 BPK Penabur pada 1951-1958. Setelah masa kemerdekaan, pada 1949 Tan berkeinginan untuk melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI di Jakarta, dimana pertama kali dia mengenal demografi. Nathanael mendapatkan gelar Master of Arts pada tahun 1954. Pada 1968, Nathanael Iskandar mendapat kesempatan untuk mengambil Program Doktor dalam bidang kependudukan dari Princeton University. Pada saat Lembaga Demografi didirikan pada tahun 1964, Nathanael dipercaya untuk menahkodai lembaga baru ini. Meskipun Tan Goan Tiang masuk dalam kelompok minoritas Cina, dedikasi dan sumbangannya bagi Indonesia umumnya dan bagi dunia kependudukan khususnya akan tetap memberikan inspirasi bagi para penerusnya.
Gedung Nathanael Iskandar termasuk gedung yang pertama kali dibangun di kompleks FEB UI Depok. Gedung ini dipergunakan oleh mahasiswa reguler pada pagi sampai sore dan malamnya digunakan oleh mahasiswa program ekstensi. Selain dipakai sebagai ruang perkuliahan, Gedung ini juga dipakai oleh sebagian mitra-mitra FEB UI seperti Bank Mandiri, Rabobank dan Danareksa Sekuritas. Ruang CDC (Carier and Development Centre) FEUI, KpME (Koperasi Mahasiswa FEB) dan Kopetri (Koperasi Pegawai FEB UI) juga terletak di gedung ini. Tidak terkecuali Lembaga DemografiĀ yang merupakan salah satu lembaga penelitian FEB UI juga menempati Gedung Nathanael Iskandar ini.
Gedung Kuliah Soenario Kolopaking (d.h. Gedung B)
Gedung B kini telah diubah nama menjadi Gedung Soenario Kolopaking. Hingga kini gedung Soenario dipergunakan untuk kegiatan perkuliahan mahasiswa program D3 dan kelas internasional FEB UI. Gedung dengan dua lantai ini juga menampung unit bisnis FEB UI seperti Koperasi Mahasiswa dan Karyawan serta tempat foto copy yang modern. Tidak terkecuali ruang kantor yang mengurusi administrasi untuk mahasiswa program D3 dan kelas internasional FEB UI.
Nama Gedung Soenario Kolopaking ini diambil dari nama seorang petinggi FEB UI yang pernah menjabat sebagai Dekan FEB UI yang pertama kali. Beliau lahir di Banjarnegara tahun 1906. Beliaulah yang menjadi pionir lahirnya faculteit economi djakarta pada tanggal 18 September 1950 yang kini menjadi FEB UI. Kuliah umum pertama diberikan oleh Prof Soenario berjudul āHubungan antara Ekonomi, Politik Ekonomi dan Politik Negara Umumā.
Selama tiga bulan sejak dibuka fakultas ini, hanya memiliki satu orang dosen yang sekaligus menjadi dekan yang berlatar belakang sarjana hukum yakni beliau sendiri, Prof. Mr Soenario Kolopaking Sanatavijaya. Merasa kesepian, beliau mengajak seorang sarjana hukum yang lain yakni Prof. Mr Djokosoetono pada akhir 1950 untuk menemaninya sebagai staf pengajar bagi 300 mahasiswa. Pada masa kepemimpinannya,Ā lokasi perkuliahan harus berpindah-pindah meminjam dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
Uniknya penyelenggara administrasi fakultas adalah para mahasiswa sendiri.Ā Prof. Soenaryo yang ahli dalam bidang manajemen ini mengembangkan ekonomi perusahaan yang kini menjadi lebih dikenal dengan nama ekonomi manajemen. Karena kesibukannya juga sebagai staf pengajar di PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) setahun kemudian, beliau menyerahkan tampuk kepemimpinan fakultas kepada Prof. Mr. Djokosoetono.
Gedung Soemitro Djojohadikusumo (d.h. Gedung Perpustakaan)
Gedung Soemitro Djojohadikusumo saat ini adalah sebuah gedung yang digunakan sebagai Perpustakaan FEB UI. Gedung perpustakaan ini memiliki lima lantai termasuk basement. Perpustakaan FEB ini memilki koleksi buku yang sangat beragam. Pada lantai 2 dan 3 merupakan wilayah yang kerap dikunjungi oleh mahasiswa, karena pada kedua lantai ini merupakan tempat penyimpanan inti buku-buku. Terdapat buku wajib, buku referensi, buku koleksi khusus hingga majalah. Pada Gedung ini terdapat pulaĀ Pusat Ekonomi Dan Bisnis Syariah (PEBS), UKM Centre serta Pusat Data Ekonomi & Bisnis (PDEB).
Gedung ini memiliki sejarah panjang yang penuh dengan sederetan perjuangan. Diawali dengan kekosongan tampuk pimpinan FEB UI, para mahasiswa yang dipimpin oleh Suhadi Mangkusuwondo sebagai ketua senat faculteit ekonomi djakarta yang pertama bersama dengan Prof. Djokosoetaono menghadap Wakil Presiden Muhammad Hatta dan Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan untuk mengatasi masalah kekosongan kepemimpinan fakultas. Mereka kemudian menghubungi Dr Soemitro Djojohadkusuma yang akhirnya bersedia menjadi dekan. Pada masa jabatannya Prof. Soemitro meletakkan dasar-dasar pengembangan pertama fakultas, terutama dalam organisasi, tenaga pengajar dan tenaga administrasi. Sebagai hasilnya jurusan sosial ekonomi dari fakultas hukum ini sejak tanggal 15 Januari 1952 memiliki 3 jurusan yaitu jurusan ekonomi umum, sosiologi ekonomi, dan ekonomi perusahaan. Pada saat kepemimpinan beliau balai penyelidikan masyarakat dibentuk yang setahun kemudian namanya diubah menjadi lembaga penyelidikan ekonomi dan masyarakat atau lebih dikenal dengan nama LPEM.
Keingintahuannya kepada ilmu pengetahuan, Soemitro sejak muda sudah menjadi seorang kutu buku yang berwawasan luas hingga sampai sat ini beliau dijuluki Begawan Perekonomian Indoensia. sifat positif ini ingin dia wariskan kepada generasi muda FEB UI hingga pada saat ituĀ Soemitro mulai membuka perpustakaan fakultas ekonomi dan bisnis di jalan Diponogoro.