Mendorong Pariwisata Melalui Pengembangan Infrastruktur Jadi Topik Global Network for Advance Management (GNAM) 2019 Hari Kedua

Mendorong Pariwisata Melalui Pengembangan Infrastruktur Jadi Topik Global Network for Advance Management (GNAM) 2019 Hari Kedua

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

JAKARTA – Hari kedua Global Network for Advance Management (GNAM) mendatangkan praktisi dari perusahaan yang ahli di bidangnya untuk membahas mengenai hal yang dilakukan untuk mendorong pariwisata melalui pengembangan infrastruktur yang dimoderatori oleh Melia Retno Astrini dan berlangsung di Auditorium Magister Manajemen FEB UI, pada Selasa (15/10/2019).

Senior Vice President PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Agus Rachmadi memaparkan tentang kompetensi inti dalam keuangan mikro yang mampu memberikan peluang kepada pengusaha mikro dan makro. Mengingat, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau dan jumlahnya sebesar 1.750 pulau. Indonesia terbagi secara geografis, sehingga memiliki banyak bahasa.

Keragaman tersebut menciptakan suatu bisnis yang beragam, salah satunya bisnis pariwisata yang sedang mengalami peningkatan untuk memajukan perekonomian bangsa. Namun, masalah yang belum teratasi secara maksimal mengenai kemiskinan. Banyak populasi penduduk berhasilan di bawah rata-rata atau kelas menengah.

“Pendiri BRI memulai bisnis dengan ide untuk membantu orang lain. Keragaman tersebut membuat pariwisata jauh lebih menarik untuk dikembangkan, misalnya dari sisi budaya, mode, bahasa, dan sebagainya. BRI ini termasuk bank komersial yang menyediakan layanan seperti keuangan komersial, tabungan, pinjaman, serta produk lainnya yang diperuntukkan bagi jutaan orang miskin yang aktif secara ekonomi dan rumah tangga menengah ke bawah,” ujar dia.

Dengan memberikan pinjaman tersebut, BRI bukan hanya membantu tetapi harus memastikan keuntungan sehingga program ini akan berkelanjutan. Hal ini, ditemukan pada tahun 1984, tetapi pada 1945 pemerintah mengadopsi program BRI yang dicanangkan untuk membantu orang lain. Pendanaan untuk program ini berasal dari pemerintah sehingga menciptakan Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN). Maka, BRI menghentikan kerjasama program tersebut dengan pemerintah. Maka, pada1986 mulailah menjadi bank secara independen.

Sementara itu, pada 1997 program BRI dalam keuangan mikro sangatlah berhasil. Maka, BRI memberikan contoh kepada bank lain untuk melakukan keuangan mikro agar berhasil untuk menjalankan bisnis model baru. “Infrastruktur dalam hal transportasi maupun jalan adalah hal yang paling perlu diperhatikan oleh sektor pariwisata. Jalan dan transportasi yang buruk membuat kemacetan lalu lintas dan sulitnya untuk menjangkau kawasan pariwisata,” jelasnya.

“Oleh karena itu, BRI mencoba memberikan pinjaman untuk meningkatkan infrastruktur sektor pariwisata seperti jalan, transportasi, dan sebagainya. Selain itu, juga BRI sudah memiliki infrastruktur pariwisata seperti satelit yang menghubungkan atau memberikan informasi kepada para wisatawan atau turis sebelum mengujungi destinasi wisata yang dituju di seluruh Indonesia,” tutupnya. (Des)