Ari Kuncoro: UI Harus Berinovasi untuk Kurikulum Pendidikan Berbasis Kepemimpinan
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
JAKARTA – Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan perguruan tinggi yang mampu menjadi salah satu agen pembangunan dan membuat suatu konsep untuk bisa dipergunakan di masyarakat luas. Apabila kita melihat tata kelola manajemen perguruan tinggi di Luar Negeri, mereka tidak terlalu diatur dan dalam hal penelitian, mereka sangat bagus karena tidak adanya birokrasi yang berbelit-belit untuk menghambat dana penelitian.
Dalam hal pendidikan, kurikulum perguruan tinggi Indonesia terkesan hanya memberikan kisi-kisi serta kurangnya diskusi atau debat antar manusia dalam pembelajaran di kelas sehingga hanya bergerak satu arah dalam basis pengetahuan yang selama ini hanya dihapal & sewaktu-waktu akan lupa. Hal tersebut, sangat berbeda dengan pendidikan di perguruan tinggi negara maju yang menitikberatkan pada pengalaman bersama antar mahasiswa.
Saat ini, mahasiswa diharuskan mempunyai analytical thinking dan mengamati dari digital untuk mencari solusi/kebijakan yang menjadi relevan dalam beradaptasi pada era digital. Sementara, bagi siswa SMA yang mengikuti Ujian Nasional (UN) sebagai syarat lulus dan akan melanjutkan ke perguruan tinggi, harusnya tidak dihapuskan tetapi dibuat untuk bisa melatih kemampuan analisis. Mengingat, SDM sekarang ini harus mampu beradaptasi & bersaing secara global bukan hanya skala Nasional.
“SDM bisa maju apabila berpikiran out of the box cocok menjadi seorang pemimpin. Maka, sekolah atau pun perguruan tinggi tak hanya memberikan pengajaran tetapi memberikan juga tugas per kelompok dengan berbagai case study untuk melatih kerjasama dan kekompakkan tim mengenai leadership, koordinasi, kolaborasi, persuasi, dan negosiasi,” ucap Ari Kuncoro selaku Rektor UI dalam acara Tokoh Kita, bertajuk ”Pendidikan Berbasis Kepemimpinan” di JAK TV, pada Sabtu (28/12/2019).
Ari menambahkan salah satu inovasi yang akan terapkan dalam pengelolaan UI adalah kerjasama dengan pihak pemerintah dan swasta dalam bentuk program endowment professorship, dimana swasta dilibatkan dalam memberikan dana CSR untuk memberikan gaji & biaya penelitian. Selain itu, UI juga akan menaikkan peringkat di tingkat Asia maupun Internasional dengan diadakan kuliah umum, dosen tamu, seminar, konferensi, pelatihan, capacity building. Sehingga terciptalah reputasi tersebut agar dikenal oleh masyarakat luas, perguruan tinggi lainnya, serta industri.
Sementara itu, untuk mendukung etika/moral dan budaya mahasiswa, maka UI mengajarkan mata kuliah kewarganegaraan dan keagamaan untuk memberi pesan dalam meminimalisir gejala intoleransi yang disebabkan oleh kurangnya komunikasi tatap muka.
“Fakultas yang berada di UI diharapkan mampu memasarkan keunggulannya kepada calon-calon partner di Luar Negeri. Oleh karena itu, mahasiswa UI ataupun generasi muda cobalah mengasah bakat/kemampuan dan bidang lain di luar bakat sebagai penunjang. Selain itu, membentuk kemampuan narasi untuk menceritakan kembali dihadapan umum sehingga Anda layak menjadi seorang pemimpin,” pesan inspirasi Ari Kuncoro di penutup acara. (Des)