Desa Sebagai Pilar Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca Covid-19: Membangun Desa dan Menangkap Peluang BUMDES

0

Desa Sebagai Pilar Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca Covid-19:
Membangun Desa dan Menangkap Peluang BUMDES

 

Hana Fajria – Humas FEB UI
Depok – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, menyelenggarakan Webinar Nasional berjudul ”Desa Sebagai Pilar Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca Covid-19: Membangun Desa dan Menangkap Peluang BUMDes” yang berlangsung pada Jumat (12/6/2020).

Keynote speech webinar ini adalah Budi Arie Setiadi, Wakil Menteri Desa (Wamendes), Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Dr. Beta Yulianita Gitaharie, Pj. Dekan FEB UI. Pembicara lain adalah Mohammad D. Revindo, Ph. D (Kepala Kajian Iklim Bisnis dan Rantai Nilai Global LPEM FEB UI), Drs. Nugroho S. Nugroho, M.Si (Direktur Pengembangan Usaha Ekonomi Desa Kemendes PDTT) dan Marthen Ragowino Bira ( Bumdes Iyya Tekki, Desa Tebara, Sumbar, NTT), Agus Sudrikamto (Bumdes Singosari, Malang), serta Rudy Suryanto, SE, M.Acc., AK., CA (Pendamping Bumdes),.

Turut hadir Dr. Beta Yulianita Gitaharie, Pj. Dekan FEB UI, yang dalam sambutannya menyampaikan harapan webinar Desa Sebagai Pilar Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca Covid-19: Membangun Desa dan Menangkap Peluang BUMDES, dapat menjadi suatu kontribusi FEB UI melalui LPEM, untuk bahan pikir atau masukan bagi kebijakan-kebijakan yang mendukung perkembangan desa tertinggal dan transmigrasi.

Budi Arie Setiadi mengatakan, desa harus menjadi kekuatan utama dalam pemulihan ketahanan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19, di tengah ancaman kontraksi ekonomi dunia hingga minus 7,2% akibat pandemi virus mematikan tersebut. Namun demikian, untuk mewujudkannya terdapat berbagai tandangan yang dihadapi desa, di antaranya sejumlah 13.577 desa belum memiliki akses internet. Selain itu, 433 desa belum teraliri atau tanpa listrik.

Untuk mewujudkan desa sebagai kekuatan utama perekonomian nasional pasca-Covid-19 tersebut, gotong royong seluruh elemen bangsa dalam menciptakan dan menerapkan inovasi menjadi kunci utamanya.
Menurut Budi, dalam rangka menyambut normal baru, Bumdes perlu melakukan terobosan baru agar perekonomian desa bisa bergerak bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, namun juga pasar mancanegara.

“Dari 74.953 desa yang ada, masih ada 3.540 desa yang sangat tertinggal dan 17.633 desa yang tertinggal. Pekerjaan rumah kita masih sangat berat untuk beberapa tahun ke depan, ” imbuhnya. Budi Arie juga mengatakan bahwa Bumdes adalah instrumen sosial-ekonomi bagi warga desa untuk maju. Saat ini baru 18.195 Bumdes yang sudah di-profiling, dan sudah ada 4.651 Bumdes yang masuk klasifikasi maju.
“Kami berharap dengan kerja sama semua pihak baik swasta, BUMN maupun sivitas akademika, kita dapat saling berkolaborasi dalam memajukan potensi Bumdes di Indonesia,” demikian Budi Arie.
Marthen Ragowino Bira, memaparkan Bumdes Iyya Tekki, Desa Tebara, Sumbar, NTT, menjadi mediator menguatkan pelaku usaha yang ada didesa, sehingga tidak bersaing satu dengan yang lain dan tidak crowd out.

Agus Sudrikamto dari Bumdes Singosari, Malang, menjelaskan baiknya menjalin kerjasama dengan BUMDes lainya, juga memastikan pasokan kebutuhan pokok terjamin dengan sembako murah dan dari aktifitas perdagangan Bumdes, termasuk juga mitigasi usaha simpan pinjam yang menurun karena terdampak Covid-19 .

Rudy Suryanto pun memaparkan mengenai karakteristik Bumdes yang berhasil dan memberikan informasi yang ditujukan untuk masyarakat desa dan desentralisasi desa. Mohammad D. Revindo, Ph. D, memaparkan Penguatan Bumdes untuk Pengembangan Ekonomi Desa Pasca Pandemi, serta kriteria keberhasilan Bumdes.

Webinar ini diakhiri oleh Nugroho S. Nugroho, M. Si, yang memberikan rangkuman tentang kebijakan pemerintah, terkait revitalisasi dan digitalisasi Bumdes. Diharapkan desa reborn difokuskan untuk desa wisata, dan pemasaran di desa yang didukung teknologi digital, serta penguatan Bumdes untuk menjaga investasi di desa, agar basis perekonomian desa tetap terjaga. Karena Program Ekonomi Nasional tidak menyentuh keberadaan Bumdes, maka direkomendasikan penguatan modal Bumdes melalui Dana Desa.(hjtp)

Video webinar dapat dillihat pada link berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=TKrvlll3AHk