Rektor UI Paparkan Konsep Pemulihan Ekonomi 2020-2021

Rektor UI Paparkan Konsep Pemulihan Ekonomi 2020-2021

Delli Asterina ~ Humas FEB UI

Jakarta – Serial diskusi daring Pemulihan Ekonomi Indonesia diadakan pada Jumat, 3 Juli 2020 oleh Sekolah Politik Indonesia dan Kemenko Bidang Perekonomian, mengundang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Airlangga Hartarto, Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Ari Kuncoro, Ph.D dan Darmawan Prasodjo, Ph.D.

Menko Perekonomian menjelaskan tiga hal yang harus dipertimbangkan untuk exit strategy.  “Perlu timeboxing untuk berhasil di dua aspek, perekonomian pulih dan aman dari virus. Pencegahan penyebaran virus melalui perluasan kapasitas treatment dan testing, menemukan obat, dan vaksin. Kemudian penyelamatan perekonomian global, dukungan bagi masyarakat dan dunia usaha yang terdampak, pembukaan ekonomi saat virus mereda, dan percepatan pemulihan ekonomi,” ungkap Dr. Airlangga dalam paparannya.

International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia -0,3% sampai akhir 2020 nanti. Namun, pada 2021 mendatang perekonomian Indonesia diprediksi akan tumbuh di kisaran angka 6% dengan catatan aktivitas ekonomi telah pulih sepenuhnya.

Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, Ph.D, mengatakan peran pemerintah sangat penting untuk membantu memulihkan perekonomian Indonesia melalui berbagai kebijakan. Ia pun memaparkan konsep pemulihan ekonomi di 2020 hingga 2021

Prof. Ari mengatakan pemerintah harus melakukan peningkatan demand atau permintaan agar daya beli tidak turun. Hal ini bisa dilakukan dengan pemberian bansos, BLT, hingga program keluarga harapan (PKH).  “Pemulihan Ekonomi 2020 ini dari sisi fiskal ingin menggeser permintaan ke atas supaya daya beli tidak turun, ada bansos dan segala macam. Kemudian dalam sisi kebijakan perbankan, relaksasi kredit dan yang lain-lain itu supaya sisi produksi tidak terlalu jelek jadi diperkuat. Jadi diharapkan perekonomian tidak negatif. Paling tidak kita minimalkan resesinya sehingga bisa bergeser ke kanan,” ungkapnya.

Sedangkan untuk memulihkan perekonomian pada 2021, lanjutnya, pemerintah bukan hanya harus memulihkan melainkan meningkatkan pertumbuhan. Ia berpendapat bahwa investasi serta kebijakan dari perbankan bisa membuat perekonomian bergeser ke kanan atau tumbuh.

“Nah, untuk pemulihan ekonomi 2021, yang dilakukan bukan hanya memulihkan tapi meningkatkan pertumbuhan. Di sini harus ada investasi. Jadi perbankan dengan kebijakan-kebijakan, misalnya, kerja sama BI dengan OJK, itu ada kaitannya membuat perekonomian tidak bergeser ke kiri (negatif) tapi ke kanan (positif),” ucapnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama Penulis Buku ‘Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia’, Darmawan Prasodjo, Ph.D, mengatakan bahwa selama 5 tahun mendampingi Jokowi, ia pun mendapati kehendak Jokowi dalam membangun Indonesia.  Menurutnya, pembangunan infrastruktur ini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia mencontohkan dengan adanya Tol Trans Sumatera, masyarakat yang ada di sekitar tol terutama daerah exit tol pasti akan meningkat aktivitas perekonomiannya.

“Konektivitas yaitu pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh Pak Jokowi, berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dan ini kami menengarai dari pertumbuhan demand,” tuturnya.

Menurutnya, tak hanya membangun ekonomi, Tol Trans Sumatera ini dibangun bukan untuk mengurai kemacetan tapi untuk meningkatkan produktivitas, mobilitas hingga membuka daerah-daerah yang tadinya terisolasi atau sulit akses.

“Jalan Tol Trans Sumatera ini bukan untuk mengurai kemacetan tapi untuk membuka daerah-daerah yang tadinya terisolasi menjadi daerah yang terbuka untuk investasi,” paparnya.

Melalui buku yang tengah ia tulis, ia pun mengatakan bahwa mimpi-mimpi Jokowi masih terasa kuat bahkan di tengah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia pada 2020 ini. “Mimpi itu (membangun Indonesia) bahkan semakin menguat di tengah COVID-19 ini masih kelihatan sekali bahwa dampaknya itu (masih) positif,” tandasnya. (hjtp)

Sumber : finance.detik.com