Ari Kuncoro: Stimulus Konsumsi dan Permintaan, Kunci Kebangkitan Sektor Manufaktur
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK ā (4/8/2020) Berdasarkan data Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia HIS Markit Juli 2020, menunjukkan sektor manufaktur mengalami kenaikan, bila sebelumnya di posisi 39,1 sekarang ke 46,9. āIni menandakan sektor manufaktur tengah ekspansif. Selain itu, harga komoditas mengalami penurunan atau relatif rendah,ā demikian dialog antara Aline Wiratmaja, sebagai host dengan Profesor Ari Kuncoro, Rektor Universitas Indonesia sebagai narasumber dalam Closing Bell āWaspada Indonesia Terpeleset ke Jurang Resesiā di CNBC Indonesia, pada Selasa (4/8/2020).
Manufaktur yang mengalami kenaikan dan dibutuhkan sesuai kondisi pandemi ialah industri tekstil, yang berkaitan dengan kebutuhan penunjang kesehatan, seperti alat pelindung diri, masker, face shield, dan perlengkapan rumah sakit. Selain itu, olahraga bersepeda menjadi tren di kalangan masyarakat, yang membuat daya beli atau permintaan terhadap perlengkapan bersepeda meningkat. Sedangkan, permintaan pada sektor manufaktur terhadap barang tahan lama masih mengalami penurunan, seperti elektronik, handphone, dan kendaraan bermotor.
Menurut Ari, peran dari pengeluaran pemerintah akan mendorong optimisme lebih lanjut terhadap ekspansif manufaktur. Apabila pengeluaran pemerintah bisa digenjot dan PSBB tetap relaksasi, maka diperkirakan indeks manufaktur akan melebihi 50 pada Agustus 2020. Maka, yang diperlukan ialah peningkatan permintaan masyarakat terhadap suatu barang/jasa, sementara ekspor Indonesia masih terbatas akibat dunia mengalami resesi.
āMendorong stimulus konsumsi Ā dan permintaan masyarakat adalah kunci dari kebangkitan sektor manufaktur. Pada dasarnya, saat ini berbagai relaksasi sudah diberikan pemerintah hanya saja penyerapan dan daya beli masyarakat masih rendah, sehingga ekspansi sektor manufaktur masih rendah,ā tutup Ari di akhir sesi dialognya. (hjtp)