Rektor UI di Webinar Garuda Emas Indonesia, “Pemulihan Ekonomi Nasional Menghadapi Dampak Pandemi Covid-19”

0

Rektor UI di Webinar Garuda Emas Indonesia, “Pemulihan Ekonomi Nasional Menghadapi Dampak Pandemi Covid-19”

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (10/9/2020) Rektor Universitas Indonesia, Profesor Ari Kuncoro, menjadi narasumber dalam webinar  yang diselenggarakan Garuda Emas Indonesia, dengan topik “Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Menghadapi Dampak Pandemi Covid-19” pada Kamis – Jumat (10-11/9/2020).

Profesor Ari Kuncoro, memaparkan bahwa konsep kebijakan survival yang diambil oleh pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19 adalah mempertahankan momentum di triwulan III dan IV 2020, dan cara signaling uji klinis vaksin Covid-19. Untuk mencapai pertumbuhan nol persen atau lebih di tahun 2020 harus ada kompensasi pertumbuhan positif yang signifikan, hal ini dimungkinkan jika kenormalan baru dibarengi dengan disiplin perilaku hidup sehat dan bersih.

Selain itu, dua faktor pendorong dalam negeri yaitu belanja konsumen dan pengeluaran pemerintah menjadi sangat penting. Prospek ekspor untuk sementara masih akan kecil, menunggu pertumbuhan ekonomi positif di negara-negara mitra dagang.

Signaling dengan arah APBN 2021, bahwa Kementerian PUPR memperoleh alokasi Rp115,56 triliun atau naik 52,82 persen. Kementerian ini akan mencoba meningkatkan mobilitas masyarakat dengan memperbaiki prasarana infrastruktur untuk interaksi fisik, serta meningkatkan ketahanan pangan melalui perbaikan dan pembangunan irigasi. Sebagai kompelemen, Kementerian Perhubungan memperoleh Rp41,3 triliun atau naik 26,9 persen untuk memperkuat mobilitas. Bansos produktif untuk rumah tangga usaha kecil dan mikro, sebesar Rp2,4 juta per unit usaha, bertujuan untuk mempertahankan rantai pasokan di sektor UKM. Sementara karyawan di sektor formal akan menerima transfer payment sebesar Rp600 ribu per bulan untuk jangka waktu tertentu.

“Pemulihan ekonomi nasional (PEN) dilakukan untuk menyambung kembali sisi penawaran atau kapasitas produksi perekonomian dengan sisi permintaan masyarakat, sekaligus menyuntikkan daya beli baru ke dalam arus melingkar pendapatan Nasional. Selain Kementerian PUPR, Perhubungan, KOMINFO, BUMN dan PDTT merupakan system integrator. Kementerian BUMN yang membawahi BULOG, transportasi, infrastruktur, dan pembiayaan juga merupakan system integrator. Selain itu, Kemendes dapat memfasilitasi UMKM terutama di pedesaan, di antaranya melalui digitalisasi rantai pasokan kota-desa yang akan membantu pemulihan ekonomi, karena 63% dari PDB dihasilkan oleh sektor ini,” jelas Ari.

“Kebiasaan baru dari kelas menengah dapat digunakan sebagai pijakan PEN di triwulan III dan IV 2020, seperti fenomena semaraknya hobi olahraga bersepeda di berbagai kota. Dampaknya akan terlihat pada sektor perdagangan dan manufaktur sebagai akibat kebutuhan baru untuk pakaian olahraga, suplemen kesehatan (vitamin), dan alat-alat olahraga. Bagi sektor pariwisata, perilaku baru ini berpotensi untuk memunculkan permintaan jasa jenis baru yang customized jemput bola dari pintu ke pintu dengan pelanggan berbasis keluarga inti atau keluarga besar. Jasa pariwisata baru ini juga mengimbangi kesehatan, privasi, dan kodrat manusia sebagai makhluk sosial,” demikian Ari menutup sesinya. (hjtp)