Kuliah MEKK FEB UI Bahas Forum Pembangunan Indonesia Bersama MarkPlus
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK (27/10/2020) Magister Ekonomi Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (MEKK FEB UI) dalam Kuliah Umum Bisnis Demografi, dengan dosen pengampu Prof. Dr. Aris Ananta, Ph.D., Guru Besar FEB UI, membahas “Forum Pembangunan Indonesia” pada Selasa (27/10/2020), Hadir sebagai pembicara Dr. (HC) Hermawan Kartajaya, S.E., M.B.A., Founder and Chairman of MarkPlus, Inc., dan dibuka oleh Dr. Dwini Handayani, Ketua Program Studi MEKK FEB UI.
Hermawan Kartajaya, menyampaikan bahwa pada 2030, Indonesia diperkirakan akan memasuki tahun bonus demografi. Untuk bisa memanfaatkan bonus demografi di tahun tersebut, kita harus bisa membekali SDM dengan keterampilan-keterampilan baru yang membuat mereka dapat bekerja secara maksimal dengan teknologi.
Meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19, kita harus mempersiapkan SDM yang survive, prepare dan actualize untuk tahun selanjutnya. Pelaku usaha tidak cukup jika hanya kreatif, tetapi perlu mempunyai pemikiran inovatif dan punya semangat jiwa entrepreneurship maupun leadership.
Menurut Hermawan, konsep CIEL, yakni Creativity (divergen dan konvergen), Innovation (desirable, feasible, viable), Entrepreneurship (opportunity, risk, network), dan Leadership (customer management, product management, brand) menjadi salah satu gebrakan yang bisa membuat pelaku usaha bangkit dari masa sulit, sebagai pelengkap dari konsep PIPM (Productivity, Improvement, Professional, and Management). Artinya, pelaku usaha tidak hanya produktif tapi juga kreatif, serta berkembang atau improve dibarengi dengan menghasilkan inovasi. Lalu, profesionalitas harus dibarengi entrepreneurship, agar SDM siap dalam berbagai tantangan, dan kemampuan manajemen harus dibarengi dengan kemampuan memimpin.
Sementara konsep marketing 5.0, mengharuskan SDM menggunakan teknologi yang tetap memperhatikan sisi kemanusiaan, dan ditujukan juga untuk manusia itu sendiri. Karena mesin maupun teknologi tidak akan berfungsi tanpa campur tangan manusia. Inilah konsep yang Hermawan harapkan ketika pengusaha mulai mengadopsi banyak inovasi dan teknologi dalam berbagai keseharian dan program. Selain itu, kita harus beradaptasi pada era marketing saat ini, berupa artificial intelligence, natural language processing, sensor tech, robotics, augmented reality and virtual reality, IoT and blockchain.
Di dalam nya harus terdapat 4 keseimbangan, yaitu marketing, finance, technology and humanity. “Dalam operation keempatnya untuk Indonesia di tahun 2030, harus ada keseimbangan antara manusia dan teknologi. Dari situ, saya ingin bekerjasama dengan Lembaga Demografi FEB UI dalam menyiapkan SDM unggul yang melek teknologi agar berdaya saing global. Selain itu, marketing dan finance juga harus berjalan seimbang dan bagus, agar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat,” demikian Hermawan menutup sesinya. (hjtp)