Teuku Riefky: Pendapatan per Kapita Kalimantan Tertinggi

0

Pendapatan per Kapita Kalimantan Tertinggi

 

JAKARTA | Koran Kontan (9/2/2021) – Pemerintah punya pekerjaan rumah besar untuk melakukan pemerataan pembangunan. Sebab pertumbuhan ekonomi masih terpusat di pulau Jawa.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia pada tahun 2020 tumbuh – 2,07% year on year (yoy). Perputaran pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa mencapai 58,75% dengan pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar-2,51% yoy. Secara nominal produk domestik bruto (PDB) nasional tahun 2020 senilai Rp 15.434,2 triliun sehingga Pulau Jawa menyumbang sekitar Rp 9.067,59 triliun.

Hitungan KONTAN, dengan PDB nominal Pulau Jawa sebesar Rp 9.0(17,59 triliun dan jumlah penduduk 151,6 juta berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, pendapatan per kapita di Jawa mencapai, Rp 59,81 juta (lihat tabel).

Namun, kesenjangan di Pulau Jawa yang diukur oleh gini ratio masih tinggi. Badan Pusat Statistik mencatat, gini ratio DKI Jakarta pada Maret 2020 sebesar 0,399. Bahkan Jawa Barat dan Yogyakarta periode yang sama masing-masing 0,403 dan 0,434.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teuku Riefky menilai, tingginya pendapatan per kapita suatu daerah belum tentu mencerminkan performa perekonomian yang tinggi di wilayah itu. Ia mencontohkan di Kalimantan, output-nya terlihat tinggi karena pendapatan mereka mengandalkan pertambangan yang sedang tinggi. “Tetapi, jumlah penduduk di Kalimantan lebih sedikit dari Pulau Jawa,” kata. Riefky kepada KONTAN, Senin (8/2).

Padahal, kesenjangan di Kalimantan juga terbilang masih tinggi. Sementara di Pulau Jawa, dengan jumlah penduduk yang lebih banyak, wajar saja jika pendapatan per kapitanya lebih rendah dibanding dibandingkan Kalimantan. Meski pun tingkat kesenjangan di Pulau Jawa juga lebih tinggi dari Kalimantan.

Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, Riefky menyarankan pemerintah meningkatkan pembangunan infrastruktur, agar bisa memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan pembangunan manusianya. Selain mengatasi kesenjangan, dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka perekonomian di wilayah itu juga meningkat. “Kalau suatu daerah mau berkembang, maka mereka harus melakukan produksi sehingga kualitas hidupnya akan meningkat,” tandas Riefky.

Optimalkan pajak

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menambahkan, kunci untuk menciptakan pemerataan ekonomi antara lain pelayanan dasar, seperti pendidikan. “Anak orang miskin kalau pelayanan

pendidikan masih belum bagus atau optimal nanti dia akan meneruskan kemiskinan berikutnya,” kata Bhima kepada KONTAN.

Selain itu, kesehatan juga menjadi hal dasar yang tak kalah penting. Urusan kesehatan ini terutama berkaitan erat dengan angka stunting.

Agar program ini bisa mendapatkan pendanaan dengan baik Bhima berharap ada upaya peningkatan pendapatan dari sektor pajak. Saat ini, tingkat kepatuhan pajak di Indonesia masih relatif rendah. Bahkan, setelah kebijakan tax amnesty, tidak terjadi kenaikan rasio pajak secara signifikan. “Padahal pajak juga digunakan untuk sarana dalam menurunkan ketimpangan,” tambahnya.

 

Sumber: Koran Kontan. Edisi: Selasa, 9 Februari 2021.