Tim Red Velvet dari S-1 Akuntansi FEB UI Raih Most Innovative Team / 1st Runner Up dalam ICAEW Greater China and Southeast Asia Business Challenge 2021

0

Tim Red Velvet dari S-1 Akuntansi FEB UI Raih Most Innovative Team / 1st Runner Up dalam ICAEW Greater China and Southeast Asia Business Challenge 2021

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (22/5/2021) Tim Red Velvet dari mahasiswa S-1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) angkatan 2017 dan 2018 berhasil memperoleh Most Innovative Team / 1st Runner Up dalam ajang ICAEW Greater China and Southeast Asia Business Challenge 2021 yang diselenggarakan oleh ICAEW South-east Asia. Pengumuman pemenang berlangsung melalui Zoom, pada Sabtu (22/5/2021).

ICAEW Greater China and Southeast Asia Business Challenge 2021 merupakan kompetisi yang mengasah business acumen para peserta mahasiswa untuk memberikan solusi atas suatu permasalahan bisnis dalam waktu sangat singkat dan mengharuskan untuk berpikir kritis dan kreatif. Peserta kompetisi ini berjumlah 11 tim yang berasal dari 5 negara, yakni Indonesia, China, Malaysia, Singapura, Vietnam (masing-masing 2 tim) dan 1 tim tergolong all star (individu terbaik perwakilan dari tiap negara).

Syarat untuk mewakili tim Indonesia pada perlombaan ini adalah menjadi Country Winner dan 1st Runner Up dalam ICAEW Indonesia Business Challenge (IBC) 2021. Sementara, untuk dapat mengikuti IBC 2021, tim harus berisi 6 orang mahasiswa Jurusan Akuntansi di perguruan tinggi Indonesia. Tim Red Velvet, Akuntansi FEB UI terpilih untuk mewakili tim dari Indonesia dalam berkompetisi di ajang ini.

Tim Red Velvet terdiri dari Ainun Nisa dan Ruth Brenda Paulina (angkatan 2017), Ariel Andhamari, Catherine Kurniawan, Maria Elvira, Michelle Candra (angkatan 2018). Tim ini bisa meraih Most Innovative Team / 1st Runner Up, karena berpikir kritis dan kreatif terhadap business case yang harus dikerjakan dan diberikan solusinya dalam waktu 90 menit pengerjaan. Mereka menjawab solusi tersebut berdasarkan data hasil riset tim yang diperoleh dari eksternal (Report Deloitte/ BCG/ McKinsey dan sebagainya) sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu, mereka dibantu dan didukung oleh Dosen Departemen Akuntansi FEB UI, yaitu Dr. Ancella Anitawati Hermawan, yang memberikan wadah untuk terhubung dengan para dosen pembimbing, Dr. Dyah Setyaningrum, mendampingi dari awal hingga final, Reynardo Nainggolan, S.E., M.B.A., memberikan pelatihan selama tiga hari berturut-turut tentang cara menjawab business case secara terstruktur dan juga membawakan pembimbing eksternal dari perusahaan strategi yang prestisius, Dr. Setio Anggoro Dewo, memberikan navigasi mengenai tren berbagai industri dan juga masukan terhadap latihan presentasi, dan Edgar Ekaputra, S.E., M.M., berbagi banyak ilmu mengenai metode presentasi dan soft skill menyampaikan pesan.

Ainun Nisa, menuturkan “Selama berkompetisi ini, saya kaget karena saingannya sangat kompeten, dan senang akhirnya bisa membanggakan Indonesia terutama mengharumkan almamater FEB UI. Semua ini tidak lepas dari bantuan para dosen, juri, para senior, para praktisi yang turut serta dalam persiapan menuju babak final di tingkat regional.”

Ariel Andhamari, menyampaikan ”Pelajaran yang diperoleh saat kompetisi adalah bagaimana berpikir secara strategis dan menggunakan akuntansi sebagai dasar dari pengambilan keputusan, tentu hal ini berdasarkan praktik dari teori yang sudah dipelajari, seperti SMKO, akuntansi biaya. Saya sangat bersyukur atas prestasi Tim Red Velvet, karena kerja keras kami terbayarkan.”

Catherine Kurniawan, juga mengatakan sikap yang menguatkan diri saya selama berkompetisi ialah keinginan mau belajar, karena business case sifatnya luas, baik dari sisi pemecahan masalah, solusi, sampai penyampaiannya. Kalau kita hanya mendengarkan pendapat dari satu orang dan menolak mendengarkan pendapat dari yang lain dan teman tim, mungkin saya akan stuck dengan kualitas ketika ikut dalam tingkat nasional. Saya bersyukur sekali karena mendapat kesempatan mewakili Indonesia di ajang internasional bersama Tim Red Velvet.

Maria Elvira, melanjutkan dalam lomba ini, kami diminta untuk menyelesaikan business case dalam waktu 90 menit. Dari sini belajar menganalisis permasalahan yang dialami perusahaan dalam suatu industri, kemudian memberikan strategi praktis dan out-of-the box beserta dengan perhitungan finansialnya dalam jangka pendek maupun panjang. Tidak hanya mengasah kemampuan problem solving dan analytical thinking saja, kami juga belajar untuk menyampaikan presentasi yang engaging dalam waktu cukup singkat. Saya merasa bahwa ICAEW sangat challenging, sehingga belajar banyak hal baru dalam prosesnya. Tentunya, ucapan terima kasih secara khusus kepada seluruh dosen Departemen Akuntansi FEB UI yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dari awal persiapan hingga final.

Michelle Candra, menambahkan “Pesaing terberat menurut saya semuanya sama-sama memiliki kekuatan dan kapabilitasnya tersendiri sehingga tidak dapat disimpulkan siapa lebih hebat atau unggul. Hal penting yang kami lakukan selama ajang kompetisi ini adalah fokus kepada diri sendiri dan kekuatan tim agar kompak dan saling bersinergi serta fokus saat mengerjakan case yang diberikan. Saya sangat senang dan bangga terhadap hasil kerja keras Tim Red Velvet selama 3 bulan ini, mulai dari latihan setiap minggu, konsultasi dengan berbagai pakar dan dosen, serta melakukan improvement secara berkelanjutan.”

Ruth Brenda Paulina, menyambungkan “Tantangan terbesar dalam kompetisi ini adalah memberikan strategi yang inovatif namun tetap feasible untuk diaplikasikan pada bisnis terkait dengan batas waktu pengerjaan 90 menit. Tentu, Tim Red Velvet melakukan persiapan sebelum berkompetisi dengan melakukan latihan berupa pengerjaan kasus, presentasi, mempelajari berbagai teori dan framework bisnis, serta meminta feedback dari para mentor. Saya bersyukur dapat mengikuti dan memenangkan posisi Runner Up dan juga senang dapat belajar hal-hal baru dari teman-teman dan para mentor selama masa persiapan lomba.” (hjtp)