Kuliah Umum S-1 Manajemen FEB UI “Overview of Indonesian Fintech and Financial Inclusion”

0

Kuliah Umum S-1 Manajemen FEB UI “Overview of Indonesian Fintech and Financial Inclusion”

 

DEPOK – (2/9/2021) Presiden Direktur OVO sekaligus CEO dan Co-Founder dari Bareksa, Karaniya Dharmasaputra menjadi narasumber Kuliah Umum Program Studi S-1 Manajemen FEB UI, bertajuk “Overview of Indonesian Fintech and Financial Inclusion” yang dipandu oleh Prof. Rofikoh Rokhim, Ph.D., Ketua Program Studi MM FEB UI, pada Kamis (2/9/2021). Kuliah umum ini merupakan mata kuliah Teknologi Keuangan (Financial Technology/Fintech) yamg baru dibuka pada semester Gasal 2021/2022, dengan dosen pengampu Prof. Rofikoh Rokhim, Ph.D.

Indonesia memiliki potensi yang besar di seluruh segmen layanan keuangan digital, termasuk di dalam sistem pembayaran digital. Teknologi keuangan berpotensi menjadi solusi dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia seiring dengan perkembangan infrastruktur Internet, termasuk di dalamnya konektivitas populasi terhadap Internet dan penetrasi smartphone terhadap total populasi. Kontribusi teknologi keuangan dalam kemajuan dunia keuangan di Indonesia semakin terasa di era pandemi COVID-19, di saat masyarakat diharuskan untuk membatasi transaksi keuangan secara tatap muka dan mulai beralih ke produk-produk teknologi keuangan untuk mengakses berbagai layanan.

Pj. Dekan FEB UI, Teguh Dartanto, Ph.D., memberikan sambutan pembuka. Teguh menuturkan “Pesatnya perkembangan teknologi keuangan sebagai penggerak ekonomi baru di era pandemi merupakan suatu kemajuan yang tidak dapat dilawan. Lebih lanjut, inovasi dalam dunia keuangan, salah satunya dalam sektor perbankan digital sebagai salah satu faktor yang mampu mempercepat proses pemulihan ekonomi di era pandemi.”

Di dalam pemaparannya, Karaniya Dharmasaputra menyampaikan bahwa ekosistem digital memungkinkan masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan untuk merasakan peningkatan literasi dan inklusi keuangan. Dalam konteks OVO dan Bareksa, kemajuan ini dapat terlihat dari percepatan digitalisasi UMKM, pemberdayaan pengusaha muda dan perempuan, peningkatan kemudahan, kecepatan, dan transparansi penerimaan negara, distribusi bantuan sosial dan stimulus ekonomi, serta penciptaan produk maupun layanan yang inovatif dalam pasar keuangan di Indonesia. Keberadaan teknologi keuangan diharapkan mampu membawa kebermanfaatan yang lebih masif di masa depan.

“Peluang menciptakan inklusivitas masih terbuka lebar bagi pemain baru di industri yang mampu melayani segmentasi khusus. Selain itu, pentingnya inovasi produk dan kemitraan dengan berbagai industri mampu mewujudkan industri keuangan yang lebih inklusif terhadap seluruh lapisan masyarakat,” demikian Karaniya menutup sesinya.