Studi Banding FEBI UIN Walisongo Semarang ke FEB UI untuk KMMB, Riset, dan Jurnal

0

Studi Banding FEBI UIN Walisongo Semarang ke FEB UI untuk KMMB, Riset, dan Jurnal

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (16/9/2021) Dalam rangka memperluas wawasan mengenai Kampus Merdeka Merdeka Belajar (KMMB), kelompok riset dan Jurnal, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEB Islam) UIN Walisongo Semarang melakukan benchmarking/studi banding ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) berlangsung secara offline di ruang Prof. MR. Djokosoetono, Gedung Dekanat, pada Kamis (16/9/2021).

Acara dihadiri perwakilan dari FEB Islam UIN Walisongo Semarang, yaitu Dr. H. Nur Fatoni, M.Ag., Wakil Dekan I, Dr. Ratno Agriyanto, M.Si., Ketua Program Studi (Prodi) Akuntansi Syariah, dan Dr. H. Muhamamad Fauzi, M.M., Ketua Prodi Manajemen. Selain itu, perwakilan dari FEB UI, yakni Teguh Dartanto, Ph.D., Pj. Dekan, Dr. Djoni Hartono, Sekretaris Prodi PPIE, Tika Arundina Aswin, Ph.D., Ketua Prodi S-1 Ilmu Ekonomi Islam, Sri Rahayu Hijrah Hati, Ph.D., Ketua Prodi S-1 Bisnis Islam, Dr. Dyah Setyaningrum, Ketua Prodi S-1 Akuntansi, Dr. Dwi Nastiti Danarsari, Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat (RPM), dan Dr. Irfani Fithria Ummul Muzayanah, Kepala Kantor Kemahasiswaan.

Pj. Dekan FEB UI, Teguh Dartanto, Ph.D., menjelaskan bahwa sebelum diberlakukannya kurikulum kampus merdeka, FEB UI sudah mencoba mendorong mahasiswa untuk merdeka memilih mata kuliah lintas Fakultas di UI sejak 2014–2016. Tujuannya ialah mendorong mahasiswa untuk belajar sesuatu yang berbeda dengan yang dipelajari, supaya membuka horizon dan membentuk kolaborasi/kerjasama antar mahasiswa. Selain itu, FEB UI mempunyai program pertukaran mahasiswa/exchange dengan mitra kerjasama perguruan tinggi luar negeri. Mahasiswa exchange memiliki 12 sks dan dibebaskan memilih mata kuliah yang diminati.

Menurut Teguh, saat ini dengan adanya kurikulum kampus merdeka, FEB UI menjadi lebih mudah mendesain kompetensi. FEB UI mengambil posisi dengan mewajibkan 110 sks bagi lulusan sarjana, dan 34 sks merupakan kurikulum merdeka yang membebaskan mahasiswa memilih mata kuliah di kampus mana saja. Pada dasarnya, mahasiswa berhak untuk kampus merdeka namun perguruan tinggi tidak boleh mewajibkan. FEB UI juga mengakomodasi  mahasiswa yang mengambil track kampus merdeka di dalam kampus saja.

Sementara itu, FEB UI memiliki banyak jurnal tetapi tidak mempunyai fokus intensi untuk menjadikan Sinta-1 (Science and Technology Index). Dari sisi anggaran, Jurnal FEB UI fokus ke arah scopus internasional, untuk mendorong para dosen mempublikasi jurnal di lingkup internasional bukan internal. Di satu sisi, para dosen juga diberikan wadah untuk melakukan riset penelitian.

“FEB UI juga baru mendirikan atau membentuk Center for Education and Learning in Economics and Business (CELEB) sebagai pusat pengembangan pendidikan dan pembelajaran ilmu ekonomi dan bisnis. Hal ini bertujuan untuk terciptanya perbaikan kualitas pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran di FEB UI secara berkesinambungan, melalui keterlibatan seluruh stakeholders yang mendorong percepatan FEB UI mewujudkan pencapaian misi Fakultas,” demikian Teguh menutup sesinya.

Hal selaras juga disampaikan Wakil Dekan I FEB Islam UIN Walisongo Semarang, Dr. H. Nur Fatoni, M.A.g., yang mengatakan tujuan melakukan studi banding ke FEB UI untuk belajar bagaimana menerjemahkan KMMB, riset dan jurnal yang diterapkan oleh FEB UI. “Mengingat, FEBI UIN Walisongo sudah menyusun kurikulum Kampus Merdeka tetapi implementasinya masih memerlukan banyak informasi agar lebih tajam, akhirnya, FEB UI lah yang kami kunjungi dengan informasi bahwa FEB UI sudah merintis kemerdekaan pemilihan mata kuliah sebelum diterapkannya kurikulum Kampus Merdeka,” kata Nur Fatoni. Ia melanjutkan, “Kami mendapat banyak masukan terutama menjawab kekurangan selama ini tentang bagaimana menerjemahkan arti kemerdekaan. Kami memperoleh maksud dari Kampus Merdeka yang diterapkan di FEB UI, yakni bebas mengambil mata kuliah sesuai passion para mahasiswa. Selain itu, persoalan kompetensi FEB UI dengan mewajibkan 110 dan sisanya 34 sks mata kuliah merdeka. Di satu sisi, kita saling bertukar informasi terkait pengelolaan program studi, jurnal, nomenklatur mata kuliah di masing-masing program.”

“Ke depannya, ilmu yang didapatkan dari studi banding ke FEB UI akan menjadi dasar kami mengambil kebijakan pengelolaan Fakultas yang komprehensif, baik kurikulum, riset, jurnal, akreditasi, perbaikan manajemen terutama review kurikulum, sehingga bisa melayani mahasiswa dengan baik,” tutup Nur Fatoni. (hjtp)