Ari Kuncoro di Special Program, Metro TV “2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, Nakhoda di Tengah Badai Pandemi”

0

Ari Kuncoro di Special Program, Metro TV “2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, Nakhoda di Tengah Badai Pandemi”

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (19/10/2021) Dari sebuah kota, wabah Covid-19 menyebar ke seluruh dunia. Akibat pandemi Covid-19, denyut peradaban nyaris terhenti dan memicu krisis multidimensi. Kita harus membatasi pergerakan dan menghindari kerumunan, yang buntutnya berdampak negatif pada perekonomian. Berbagai pilihan sulit penanganan pandemi menjadi menu sehari-hari Presiden RI Joko Widodo, mulai pengumuman kasus pertama di Indonesia, hingga memilih model pembatasan kegiatan aktivitas masyarakat. Berbekal sukses melaksanakan amanat rakyat selama 5 tahun pertama, Presiden Joko Widodo bekerja keras agar bahtera tidak karam diterjang badai wabah Covid-19.

Periode kedua Pemerintahan Presiden Joko Widodo berlangsung di tengah salah satu masa yang paling sulit bagi bangsa Indonesia. Badai pandemi datang tanpa peringatan, terhitung bulan setelah Joko Widodo dan Ma’ruf Amin resmi memimpin pemerintahan. Presiden Jokowi juga harus memacu birokrasi agar berlari cepat, untuk melaksanakan berbagai kebijakan pro-rakyat.

Sektor kesehatan dan ekonomi menjadi kunci untuk selamat dari badai pandemi. Kesehatan pulih ekonomi bangkit. Bagaimana rekam jejak 2 tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf selama ini? Dan apa saja catatan penting bagi Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf hingga akhir masa jabatan nanti?

Hal ini dibahas bersama narasumber Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, Ph.D., Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika, Erick Thohir, Menteri BUMN, Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Eddy Satriya, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Suryopratomo, Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Raden Pardede, Sekretaris Eksekutif KPC PEN, dan Hermawan Saputra, Dewan Pakar IAKMI, dalam acara Special Program, Metro TV. Acara bertema “2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, Nakhoda di Tengah Badai Pandemi” pada Selasa itu dipandu oleh host Wahyu Wiwoho (19/10/2021).

Profesor Ari Kuncoro mengatakan Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf mengambil langkah kebijakan untuk mitigasi penyebaran Covid-19 dengan membatasi mobilitas masyarakat.

Saat ini, pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). PPKM yang diterapkan di berbagai daerah di Indonesia, khususnya Jabodetabek, sudah mengalami pelonggaran atau penurunan level meskipun terus diperpanjang. Pemerintah akan terus memilih dan memperpanjang PPKM untuk menjaga sisi informal, baik permintaan masyarakat maupun sisi produksi, sehingga tetap terjadi dinamika walaupun tidak pada level terlalu tinggi. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas roda perekonomian Indonesia agar tidak mengalami resesi.

Menurut Ari, pada saat libur Natal dan Tahun Baru nanti, pemberlakukan PPKM ibarat teori antrean. Artinya, diumumkan situasi kasus harian positif Covid-19 membaik tetapi PPKM masih tetap diberlakukan, hanya saja diubah konten atau aturannya. Misalnya, awalnya penerepan PPKM Level 4 kemudian diturunkan ke Level 3, 2, hingga 1 dengan melonggarkan aturan seperti sudah diperbolehkan untuk makan ditempat, pembukaan mal, bioskop, penambahan kapasitas penumpang transportasi umum, dan sebagainya.

“Sebenarnya masyarakat belajar dari pendemi Covid-19 dengan melihat indeks keyakinan konsumen. Apabila kasus harian positif Covid-19 meningkat maka keyakinan masyarakat dalam bertransaksi akan menurun. Sebaliknya, bila kasus harian positifnya menurun maka masyarakat mulai gencar dalam bertransaksi. Kondisi seperti sekarang ini menunjukkan bahwa sektor kesehatan dan ekonomi saling bersinambung,” jelas Ari.

“Kebijakan yang diambil pemerintah tidak bisa hitam putih, tetapi harus spektrum agar masyarakat bisa belajar. Saling sosialisasi, eduksi, dan mengingatkan masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Bersamaan dengan itu, vaksinasi juga harus terus digencarkan. Selain itu, dengan kemajuan teknologi media sosial, masyarakat bisa mengembangkan feedback ke pemerintah. Dan pemerintah bisa menggunakan feedback ini sebagai dasar pengambilan kebijakan berikutnya. Signaling-signaling seperti inilah yang penting dilakukan untuk bersama-sama saling gotong-royong mengatasi pandemi Covid-19 dan menjadikan Indonesia menjadi negara endemi nantinya,” demikian Ari menutup sesinya. (hjtp)