Toto Pranoto di Zooming with Primus, Berita Satu TV: Strategi BUMN Karya Dorong Kinerja

0

Toto Pranoto di Zooming with Primus, Berita Satu TV: Strategi BUMN Karya Dorong Kinerja

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (4/11/2021) Sentimen positif sedang melanda perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid-19 mereda. Keputusan The Fed menurunkan pembelian surat berharga, disambut positif oleh pasar. Ekonomi mulai bertumbuh setelah keluar dari jurang resesi. Harga saham kembali meningkat seperti terlihat pada pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). Saham-saham BUMN Karya pun yang sempat anjlok kini mulai naik. Faktor utama yang mendongkrak harga saham BUMN Karya ialah dukungan kuat dari pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur di tanah air, dan kemampuan manajemen BUMN Karya dalam melakukan pembalikan arah.

Perusahaan yang sempat merugi kini mulai memperoleh laba, dan beban utang yang besar kini menurun melalui berbagai restrukturisasi keuangan, serta perbaikan kinerja akan terus berlanjut seiring dengan berbagai proyek baru yang diperoleh. Lantas bagaimana strategi BUMN Karya ke depan?

Hal ini dibahas bersama narasumber Ekonom dan Dosen FEB UI, Dr. Toto Pranoto, Direktur Utama PT. Waskita Karya (Persero) Tbk, Destiawan Soewardjono, Head of Research Samuel Sekuritas, Suria Dharma, dalam Zooming with Primus, Berita Satu TV, dengan tema “Strategi BUMN Karya Dorong Kinerja” dan dipandu oleh Primus Dorimulu, News Director Berita Satu Media Holdings, pada Kamis (4/11/2021).

Toto Pranoto mengatakan, program yang memberikan tren berita positif harus ditingkatkan, seperti pemerintah memberikan suntikan penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN dan jaminan modal kerja. Hal ini dirasa bisa meyakinankan publik dan investor bahwa BUMN akan running dengan kondisi keuangan lebih baik.

Perusahaan BUMN Karya seperti Waskita Karya harus mempercepat proses digitalisasi terhadap ruas tol. Tak hanya itu, guna mendukung upaya penyehatan keuangan perseroan, Waskita Karya berharap Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority (INA) dapat segera berperan dalam upaya divestasi ruas tol yang saat ini tengah dilakukan Waskita.

Menurut Toto, sebagai institusi baru di Indonesia dengan kelolaan dana yang besar, INA tentunya harus memegang prinsip kehati-hatian. Meski begitu, Toto berharap berbagai langkah yang nanti diambil INA jangan sampai kehilangan momentum. Apalagi kondisi perekonomian Indonesia sekarang ini sudah mulai bergerak naik.

“INA atau Lembaga Penyelenggara Investasi (LPI) memang perlu segera melakukan corporate action yang penting sehingga iklim investasi di Indonesia, terutama di infrastruktur bisa bertumbuh lebih baik lagi,” demikian Toto menutup sesinya. (hjtp)