Kuliah Umum MAKSI-PPAk: Digital Transformation and Business Innovation – Trends and Tools
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
DEPOK – (29/10/2021) Dr. Yuanto Kusnadi (Associate Professor – School of Accountancy, Singapore Management University) menjadi pemateri dalam Kuliah Umum Magister Akuntansi – Pendidikan Profesi Akuntan (MAKSI-PPAk) FEB UI bertema “Digital Transformation and Business Innovation – Trends and Tools” pada Jumat (29/10). Hadir pula Luluk Widyawati, Ph.D. (Pengajar Departemen Akuntansi FEB UI) sebagai pemandu acara.
Yuanto menjelaskan, “Secara umum, gangguan digital didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi saat teknologi digital dan model bisnis baru mempengaruhi proposisi nilai barang dan layanan yang ada. Sementara transformasi digital adalah perpaduan teknologi digital ke semua sisi industri,”
Menurut ia, hambatan terbesar dalam menavigasi transformasi digital adalah manusia karena secara alami resisten terhadap perubahan. Dalam perubahan digital, perlu ada perubahan perilaku manusia dalam menciptakan produk dan layanan atau memungkinkan strategi baru bagi pelanggan untuk berinteraksi.
Ia menerangkan bahwa pada dasarnya transformasi digital membutuhkan kerangka kerja. Pertama, perusahaan perlu konsisten mengenali perubahan kebutuhan pelanggan dan memenuhi kebutuhan tersebut, sedangkan pegawai perlu meningkatkan keahliannya.
Kedua, manajemen puncak perlu menetapkan tujuan strategis dan mengembangkan peta jalan bagi pegawai tingkat bawah.
Ketiga, strategi perlu menyertakan rencana kelincahan untuk menanggapi perubahan mendadak, seperti pandemi, agar lebih baik melayani pelanggan. Dengan begitu, akan lebih tahan terhadap perubahan, teknologi baru mampu membantu efisiensi proses.
Keempat, perusahaan dan pegawai perlu memiliki keahlian memproses dan menganalisis data untuk membantu pengambilan keputusan berbasis bukti.
Kemudian, Yuanto membahas Business Model Canvas, sebuah alat strategis yang terkenal untuk mengembangkan model bisnis, membantu perusahaan menyelaraskan aktivitas dan memahami potensi trade-off. Ia pun mengilustrasikan penggunaannya melalui studi kasus perusahaan. Melalui dasbor, perusahaan dapat menyesuaikan KPI (Key Performance Indicator), memvisualisasikan kumpulan data, meningkatkan produktivitas, dan mengidentifikasi masalah kinerja.
Menutup sesinya, Yuanto menyimpulkan bahwa disrupsi teknologi melesat jauh lebih cepat dari perkiraan. Namun, disrupsi tersebut menciptakan peluang tersendiri. “Kita perlu memprioritaskan people dan process untuk memulai perjalanan transformasi digital,” tandasnya.
Program Double Degree MAKSI UI dan MSA atau MPA SMU
Setelah pemaparan, ada penjelasan singkat tentang Program Double Degree, sebuah program kerja sama antara Magister Akuntansi (MAKSI) – Universitas Indonesia (UI) dan Master of Professional Accounting (MPA) atau Master of Science in Accounting (MSA) – Singapore Management University (SMU). Harapannya, mahasiswa pada program ini dapat lulus dalam 2 tahun (4 semester). Saat wisuda, mereka akan menerima 2 gelar Magister dari UI dan SMU.
Program Double Degree SMU mewajibkan magang, mahasiswa dapat menjalani magang di Singapura atau di Indonesia. Bagi mahasiswa yang tertarik mengikuti program, mengajukan pertanyaan atau pernyataan minat ke Departemen Akuntansi FEB UI di https://forms.gle/QvQVRALXQH5GEHj68. Nantinya, Departemen Akuntansi FEB UI akan menilai kelayakan pelamar dan memberikan pendampingan pada saat penerimaan.
Informasi lebih lengkap dapat menghubungi Departemen Akuntansi FEB UI, Luluk Widyawati (lwidya@ui.ac.id).