Ari Kuncoro di Metro Globe Network “Market Impact of Russia-Ukraine Tensions”

0

Ari Kuncoro di Metro Globe Network “Market Impact of Russia-Ukraine Tensions

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (28/1/2022) Meningkatnya ketegangan dengan Rusia, Kota Lviv di Ukraina Barat mengadakan pelatihan militer dan pertolongan pertama untuk anggota dewan kotanya. Beberapa anggota keluar dari balai kota ke lapangan tembak bersalju, mereka menerima instruksi tentang cara menembakkan senapan.

Menurut Walikota Lviv Andriy Sadovyi, pelatihan ini harus menjadi rutinitas untuk menghadapi situasi darurat selama ancaman perang berlanjut. Pemerintah kota pun bertujuan melakukan pelatihan serupa bagi siswa dan mahasiswa.

Terlebih, ada tuduhan bahwa Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina sehingga memicu kekhawatiran bahwa Moskow—Ibu Kota Rusia—akan merencanakan serangan militer kepada negara tetangga bekas Sovietnya. Sementara itu, Rusia membantah tuduhan invasi tersebut, mereka berdalih pasukan berada di sana hanya untuk menjalani latihan pula.

Ekonom dan Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro di Metro Globe Network “Market Impact of Russia-Ukraine Tensions” yang tayang pada Jumat (28/1) membahas dampak ketegangan antara Rusia, Ukraina, dan sekutunya, terhadap pemulihan ekonomi dan pergerakan pasar global, terutama jika Rusia mengambil tindakan agresif.

Ia berpendapat, “Konflik antara Rusia dan Ukraina lebih berbahaya daripada rencana The Fed menaikkan suku bunga. Saat ini, kita mampu memprediksi dan mengukur indikator untuk menghadapi kenaikan suku bunga, sedangkan konflik ini berbeda karena dampaknya tidak terduga.”

“Faktanya, ketegangan ini benar-benar memiliki potensi berdampak pada harga energi.  Tercatat harga minyak sudah berada pada kisaran 87 dolar AS per barel. Namun, ketika terjadi sesuatu yang buruk, mungkin akan terdorong naik hingga 100 dolar AS per barel. Tidak hanya pada harga gas, tetapi berdampak pula pada harga minyak dan komoditas lain. Sederhananya, kita bisa melihat permasalahan harga pada masyarakat dalam negeri, seperti kenaikan harga minyak goreng dari kelapa sawit,” ungkapnya.

Rusia melihat hanya ada ‘sedikit optimisme’ dalam menyelesaikan krisis dengan Ukraina setelah Amerika Serikat (AS) menolak tuntutan utamanya, yakni melarang Ukraina bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO) secara permanen.

Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap, nantinya Ukraina akan berusaha menggunakan kekuatan sebagai anggota NATO untuk meraih kembali kendali atas Krimea, wilayah yang sudah dimiliki Rusia sejak 2014.

Sekutu Ukraina, AS dan Eropa, telah melayangkan ultimatum keras terkait konsekuensi berat apabila Rusia terus bergerak menginvasi Ukraina. Selain itu, mereka pun mengirimkan bantuan keamanan untuk membantu mengantisipasi serangan.

Ari menerangkan, “Penting bagi kedua belah pihak untuk menjaga tangan dingin, mengingat ini konflik langsung antara dua negara adidaya, AS dan Rusia. Kabar baiknya, sebenarnya negara tersebut saling bergantung, misalnya Eropa sebagai negara medis bergantung pada pasokan gas dari Rusia.”

“Rusia menggunakan ini sebagai pengungkit untuk mendorong sekutu agar tidak menerima Ukraina ke dalam NATO. Itu adalah poin utamanya. Meski kita tidak ingin, jika konflik ini benar terjadi, maka dampaknya ke Indonesia melalui jalur harga energi,” tutup Ari.