LM In-Graph Edisi Januari 2022: Analisis dan Proyeksi Makroekonomi
Oleh: Dr. Willem A. Makaliwe – Kepala Lembaga Manajemen (LM) FEB UI
DEPOK – (3/2/2022) Melalui conceptual framework, kita akan melihat ekonomi secara sederhana, terdiri atas sektor riil dan sektor finansial. Sektor riil menggambarkan perkembangan barang dan jasa (persegi), sedangkan sektor finansial menggambarkan perkembangan uang (lingkaran). Keseimbangan terjadi jika 1 persegi sama nilainya dengan 1 lingkaran.
Namun, dalam episode yang kita ketahui di banyak negara, lingkaran lebih banyak dijumpai, misalnya mencetak uang yang tidak sesuai dengan pergerakan barang. Demikian pula pada kasus kebalikannya, yaitu over supply dari sektor riil, misalnya panen yang melimpah.
Siklus bisnis mencoba memahami kedudukan persoalan sasaran dan instrumen. Dalam sasaran yang kita lihat ini, meski hanya dua sasaran, tetapi sering terjadi trade off. Maka, terdapat instrumen kebijakan moneter dan kebijakan fiskal untuk menyelesaikannya.
Ekonomi yang mengalami naik dan turun berdampak ke berbagai hal, baik pada pertumbuhan ekonomi dari inflasi itu sendiri maupun pergerakan di pasar uang, meliputi valuta asing serta pasar modal.
Setelah memahami framework, maka evidence lebih mudah kita bahas pada kasus pandemi COVID selama rentang waktu 2020 hingga 2021. Melihat kilas balik selama 2020, kondisi makroekonomi Indonesia pada kuartal I masih tumbuh sebesar 2,97%. Lalu, mulai terkontraksi pandemi COVID-19 sehingga menurun drastis pada kuartal II hingga -5,31%, kuartal III -3,47%, dan kuartal IV -2,22%. Meski demikian, Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity atau PPP) Indonesia berada di peringkat 7 negara-negara.
Dengan memahami data makro dan mikro, kita dapat menyusun proyeksi makroekonomi. Ada fenomena yang pesimis dan optimis untuk suatu periode pembabakan makro dan mikroekonomi.
Informasi lebih lanjut tentang LM In-Graph Edisi Januari 2022, silakan kunjungi website lmfebui.com.
