Kuliah Umum Wakil Menteri Keuangan RI: Pandemi, Ekspektasi, Pemulihan, dan Turbulensi Global
Rifdah Khalisha ā Humas FEB UI
DEPOK ā (23/11/2022) Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), mengadakan Kuliah Tamu Perekonomian Indonesia dengan topik āPandemi, Ekspektasi, Pemulihan, dan Turbulensi Globalā bersama Prof. Suahasil Nazara, Ph.D. (Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia). Acara berlangsung secara offline, di Ruang Auditorium Soeriaatmadja, Gedung Dekanat, Kampus FEB UI Depok, pada Rabu (23/11).
Menurut Suahasil, pandemi COVID-19 merupakan extraordinary event. Seluruh dunia tidak siap menghadapi kilatnya laju penularan virus dan dampak yang mengancam aspek vital kehidupan manusia.
Meski sempat kesulitan dalam penyediaan alat pelindung diri, vaksin, hingga masker yang memadai, ia memandang Indonesia terbilang cukup baik dalam mengendalikan pandemi.
Pandemi adalah momentum untuk reformasi struktural penguatan fondasi, memberikan pembelajaran berharga untuk selalu siap melindungi masyarakat, menanggapi kebijakan yang cepat, membangun komunikasi yang transparan, dan memperkuat sinergi antar lembaga untuk menghadapi krisis di masa yang akan datang.
āPandemi memang belum berakhir. Pemulihan menghadapi turbulensi global. Pembangunan Indonesia harus tetap diakselerasi dengan mencari berbagai sumber pertumbuhan baru,ā ujar Suahasil.
Sejak awal pandemi, APBN telah berperan sebagai shock absorber untuk menangani kesehatan masyarakat dan kesiapan fasilitas kesehatan, memitigasi dampak terhadap perekonomian, hingga menjaga belanja prioritas. āAPBN menjadi the only player in town mendorong pemulihan,ā tandasnya.
Dengan begitu, pemulihan ekonomi Indonesia termasuk yang paling kuat diantara negara G20 dan ASEAN 6. Tingkat konsumsi, ketenagakerjaan, investasi, ekspor tumbuh membaik dan menguat di tengah pemulihan nasional.
Saat ini, mobilitas terus meningkat seiring situasi pandemi yang mulai terkendali. Namun, ia mengingatkan bahwa masyarakat perlu waspada akan peningkatan kasus seiring kemunculan varian baru COVID-19. āJika penularan menurun, bukan berarti virus akan hilang.ā
Dalam upaya menjaga momentum pemulihan melalui pengembangan dan penguatan sektor keuangan, Wakil Menteri Keuangan RI ini melihat potensi ekonomi digital sebagai pendorong pertumbuhan.
Berdasarkan proyeksi, ekonomi digital Indonesia akan tumbuh 20% dari 2021 ke US$146 miliar pada 2025 dengan kontributor terbesar e-commerce dan online travel. Lalu diikuti oleh layanan transportasi dan makan serta online media.
Ia melihat hal tersebut adalah solusi permasalahan keuangan Indonesia yang masih dangkal dan belum seimbang akibat ketimpangan akses, kurangnya perlindungan, tingginya biaya transaksi, terbatasnya instrumen, dan rendahnya literasi keuangan.
Oleh karena itu, Suahasil mengungkapkan beberapa strategi pengembangan ekonomi digital. Baginya, pemerintah perlu membangun infrastruktur dasar dan keuangan yang kuat, kokoh, dan terintegrasi, disertai regulasi yang mendukung inovasi.
Berbagai program pemerintah maupun layanan publik pun sudah harus mulai memanfaatkan teknologi digital. Tak boleh luput dari perhatian, perlu pula menegakkan perlindungan konsumen, termasuk perlindungan data dan keamanan siber, menyediakan dukungan fiskalāseperti insentif perpajakan dan dukungan pembiayaan bagi UMKMāhingga mendorong edukasi keuangan melalui kurikulum sekolah, pelatihan, kampanye, dan sebagainya. (mh)