Kunjungi Korea Selatan, FEB UI Persiapkan Inisiasi Business Agrincubator dan Triple Crown Accreditation
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
DEPOK – (28/2/2023) Dalam rangka mendorong pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (PMI), Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menjajaki pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat internasional ke Korea Selatan, pada 8 -12 Februari 2023.
Melalui program bertajuk Business Agrincubator, Nanda Ayu Wijayanti, Ph.D., Dr. Dyah Setyaningrum, M.S.M., Dr. Irfani Fithria Ummul Muzayyanah, M.S.E., Dr. Dwi Nastiti Danarsari, M.S.M., dan Tika Arundina, Ph.D., menyasar para pahlawan devisa negara agar lebih mandiri mengoptimalkan peluang usaha, baik selama di Korea Selatan maupun setelah kembali ke Indonesia.
Sejalan dengan visi dan misi FEB UI, program ini bertujuan meningkatkan daya saing nasional dalam pasar internasional dengan menumbuhkembangkan wirausahawan yang tangguh, kreatif, dan profesional.
Program Pengabdian Masyarakat Internasional Business Agrincubator
Irfani menjelaskan bahwa inisiasi tercetus usai melihat bahwa sebanyak 25 persen PMI di Korea Selatan ternyata berstatus ilegal. Oleh karena itu, pemerintah Korea Selatan akan segera memulangkan para pekerja ke negara asalnya.
“FEB UI ingin PMI telah memiliki pembekalan pelatihan sehingga setelah kembali ke Indonesia mampu memulai usaha mandiri dengan kemampuan yang telah dimiliki. Terlebih, mayoritas PMI yang bekerja sebagai buruh pabrik di Korea Selatan semula berprofesi petani di Indonesia,” imbuhnya.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul melalui Atase Pendidikan Gogot Suharwoto, Ph.D. dan Atase Ketenagakerjaan Yessie Kualasari pun turut menjembatani inisiasi baik tersebut.
Menurut penuturan KBRI, Pemerintah Korea Selatan telah menyediakan lahan untuk diolah oleh para pekerja migran secara voluntary di Ansan, Gyeonggi, Korea Selatan. Namun, PMI menerima lahan paling luas, tepatnya 390 meter persegi. Di KEBUN KITA atau singkatan dari Kebun Komunitas Indonesia di Korea Selatan, PMI bebas bercocok tanam dan mengembangkan pertanian berbasis komunitas. Selama ini, lahan tersebut dikelola secara sukarela, tetapi telah menghasilkan sayuran yang berkualitas baik dan bernilai ekonomis.
Lebih lanjut, Tim FEB UI mengadakan pertemuan dengan PMI yang terdiri atas masyarakat dari berbagai suku di Indonesia, di Ansan, pada 12 Februari 2023. Dari pertemuan tersebut, ternyata para pekerja menginginkan adanya pelatihan teknik pertanian dan penanaman modern, khususnya untuk tanaman sayuran yang terbilang tumbuh subur di tanah Korea Selatan. Mereka pun berharap pemerintah Indonesia dapat membantu memberikan bibit untuk mereka memulai usahanya.
Nanda mengutarakan, “Tidak hanya seputar budidaya tanaman sesuai kondisi tanah dan musim di Korea Selatan dan Indonesia, tim kami pun ingin membekali pelatihan pascapanen yang lebih komprehensif, seperti pengemasan, penjangkauan akses ke pasar, pemasaran, pencatatan akuntansi, pengelolaan usaha, dan sebagainya sehingga lebih kompetitif di pasar nasional maupun internasional.”
“Pelatihan termasuk langkah strategis untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas pelaku usaha pertanian dalam menerapkan sistem agribisnis. Jadi, PMI akan lebih memahami pertanian dari hulu hingga hilir. Lalu, para purna PMI bisa mengembangkan pertanian modern di daerah asalnya di Indonesia. Terlebih, kita melihat sebenarnya produk pertanian Indonesia sangat berpotensi untuk masuk ke pasar ekspor,” tambah Dyah.
Pada pertengahan 2023 mendatang, tim FEB UI dengan bantuan dana pengabdian masyarakat internasional dari FEB UI akan kembali ke Korea Selatan untuk menindaklanjuti inisiasi melalui program inkubator bisnis bertahap untuk PMI. Tak sendiri, tim FEB UI pun akan menggandeng Farm Hill Academy, salah satu Lembaga Pendidikan agripreneur yang digawangi oleh salah seorang alumni FEB UI, Mohamad Jatiardi F, yang siap mendampingi program bisnis agrincubator ini secara berkelanjutan.
Pengenalan UI dan Persiapan Triple Crown Accreditation dengan KUBS
Tim FEB UI juga melakukan kunjungan ke Korea University Business School (KUBS) pada Rabu, (8/2). Dalam pembicaraan dengan Dekan KUBS, Sang Yong Kim, Tim FEB UI mengingatkan terkait perpanjangan nota kesepakatan kerja sama antara Universitas Indonesia dan KUBS. Selain itu, FEB UI berupaya menjembatani pengenalan Universitas Indonesia ke para siswa di Korea Selatan untuk melanjutkan pendidikan di UI. Tidak hanya untuk program pertukaran pelajar, tetapi perkuliahan penuh di kelas khusus internasional.
Seperti yang telah diketahui, triple crown accreditation merupakan akreditasi terkemuka yang sangat dihargai di dunia sekolah bisnis karena sebuah institusi harus memenuhi serangkaian standar tinggi dan ketat untuk memastikan kualitas akademiknya, yakni melalui akreditasi AACSB (The Association to Advance Collegiate Schools of Business), AMBA (The Association of MBAs), dan EQUIS (EFMD Quality Improvement System).
Oleh karena itu, tim FEB UI pun banyak menggali pengetahuan dari KUBS yang telah lebih dahulu terakreditasi EQUIS, akreditasi internasional standar Eropa untuk sekolah bisnis dan manajemen, pada Februari 2007 lalu. Berbagai insight menarik diperoleh dari KUBS, khususnya terkait persiapan memperoleh akreditasi EQUIS serta program studi khusus yang dimiliki KUBS yang bermitra dengan universitas di dunia yang telah terakreditasi EQUIS. Harapan ke depannya, setelah meraih double crown accreditation AACSB dan AMBA, FEB UI dapat segera memantapkan persiapan untuk memperoleh crown ketiga sebagai sekolah bisnis terkemuka di dunia. (ds)