FEB UI Gelar Pembukaan Dies Natalis ke-73 dan Dengar Pendapat Tiga Organ untuk Finalisasi Renstra
Rifdah Khalisha – Humas FEB UI
DEPOK – (26/9/2023) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menggelar “Pembukaan Dies Natalis FEB UI ke-73 dan Dengar Pendapat Tiga Organ untuk Finalisasi Rencana Strategis (Renstra)” yang berlangsung di Gedung Pascasarjana, Ruang 401 – 402, FEB UI Depok, pada Selasa (26/9).
Acara dimulai dengan penayangan video Journey to Dies Natalis 73 FEB UI dan pemotongan tumpeng sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang telah FEB UI capai selama ini. Dies Natalis 73 masih mengusung tema Living A Legacy: Nurturing Inclusive, Relevant and Reputable Leaders. Tema ini terwujud dari mimpi dan komitmen FEB UI untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Ph.D. memulai rapat dengan membahas bahwa kondisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) yang berada di tengah perlintasan zaman. Ia mengutarakan, seluruh sivitas akademika FEB UI perlu bergandeng tangan, berkolaborasi membangun masa depan FEB UI sebagai bagian kecil dari elemen bangsa Indonesia yang terus berupaya untuk berinovasi, bergerak, dan melakukan perbaikan berkesinambungan guna meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia agar sejajar dengan sekolah bisnis di dunia.
“Raihan double crown international accreditation, yakni AACSB dan AMBA, serta satu-satunya di Indonesia, tidak membuat kami terlena. Saat ini, FEB UI menegaskan komitmen untuk memulai perjalanan baru untuk menggapai the last crown of EQUIS accreditation, sehingga FEB UI bisa menjadi bagian 1% sekolah bisnis top dunia yang memiliki triple crown accreditation,” tegasnya.
Dengan memerhatikan semua tantangan dan peluang untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka FEB UI perlu untuk menetapkan Rencana Strategis (Renstra) yang akan menjadi pedoman dalam menjalankan berbagai kegiatan dalam kurun waktu 2023-2027.
Renstra ini memuat analisis kondisi saat ini, peta dan sasaran strategis, serta target kinerja berikut indikator kinerja FEB UI dalam lima tahun ke depan, dalam hal arah kebijakan pendidikan dan pembelajaran, internasionalisasi, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana.
Pada rapat, turut hadir Arief Wibisono Lubis, Ph.D. (Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan), Nanda Ayu Wijayanti, Ph.D. (Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura dan Administrasi Umum), Dr. Dyah Setyaningrum, CPMA., CA. (Kepala Dean Office, Strategic Planning, Evaluation and Monitoring – International Ranking atau DOSPEM-IR).
Selain itu, hadir pula seluruh jajaran Kepala Unit Pusat Administrasi Fakultas, Ketua Departemen, Ketua Program Studi, Sekretaris Program Studi, Kepala Lembaga atau Unit Kerja Khusus (UKK) FEB UI, Dewan Guru Besar FEB UI, serta Senat Akademik FEB UI.
Setelahnya, Ketua Dewan Guru Besar FEB UI Prof. Bambang P. S. Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D. pun menanggapi paparan renstra. Menurutnya, renstra harus menggambarkan kebutuhan sebagai pedoman untuk dilaksanakan secara disiplin dan serius sesuai rencana. Oleh karena itu, perlu memastikan bahwa renstra bersifat immediate atau near future.
Lalu, strategi internasionalisasi sebaiknya tidak hanya di tingkat fakultas, tetapi di tingkat universitas dan harus agresif di berbagai aspek, meliputi rekrutmen, kurikulum, dosen, dan mahasiswa. Ia menuturkan, “Kelas internasional pun harus ditingkatkan lagi, khususnya untuk tingkat Pascasarjana. Harapannya, FEB UI memiliki program Pascasarjana dengan kelas full international berbahasa Inggris. Hal ini adalah tantangan yang besar, tetapi kita dapat memulainya dari jumlah kelas yang sedikit dahulu.”
Selain itu, Prof. Bambang pun memberikan rekomendasi seputar pengajaran, penelitian, hingga fasilitas yang tersedia di FEB UI. Misalnya, mengadakan program yang mendukung kemajuan institusi dan mendorong lahirnya profesor bereputasi kelas dunia.
Lebih lanjut, Ketua Senat Akademik FEB UI Prof. Dr. Budi Frensidy, S.E., M.Com. mengatakan bahwa sesuatu yang membanggakan bagi FEB UI telah mencapai double crown accreditation. Namun setelah ini, FEB UI perlu merinci target yang akan dicapai dalam upaya internasionalisasi dan meraih akreditasi berikutnya, yakni EQUIS.
“Berbicara mengenai rencana, umumnya bersifat challenging atau difficult. Namun, sebisa mungkin tetap harus realisable, achievable, dan sustainable. Akan lebih baik lagi apabila measurable, bukan hanya deskriptif, tetapi ada proses pemantauan akan progress setiap tahunnya,” ungkapnya.
Kemudian, perwakilan pimpinan struktural maupun UKK pun turut memberikan rekomendasi dan berdiskusi. Akhir kata, acara ditutup dengan ramah tamah. (hr)