Usulan LPEM FEB UI ke Pemerintah untuk Pulihkan Kepercayaan Publik

Usulan LPEM FEB UI ke Pemerintah untuk Pulihkan Kepercayaan Publik

 

Jakarta, 8 September 2025 β€” Melihat dinamika situasi Indonesia saat ini, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM-FEB UI) menyampaikan sembilan usulan langkah konkret pemerintah untuk bisa memulihkan kepercayaan masyarakat usai demonstrasi di sejumlah wilayah Indonesia.

Menurut Kepala LPEM FEB UI, Chaikal Nuryakin, demonstrasi pada beberapa hari ke belakang imbas dari akumulasi masalah dan tantangan sosial ekonomi yang dialami masyarakat serta perbedaan sharing beban, terutama antara elit bangsa dengan masyarakat kelompok menengah, sehingga menimbulkan kekecewaan bahkan keputusasaan.Β 

Meskipun program prioritas pemerintah merupakan kontrak politik yang harus dijalankan, tetap perlu adanya perencanaan secara matang, bertahap, dan transparan. LPEM FEB UI menilai perubahan program pemerintah yang relatif cepat tidak memberikan ruang perencanaan dan adaptasi bagi kementerian dan lembaga tingkat pusat hingga daerah. Kondisi ini menyebabkan minimnya keterlibatan masyarakat sipil dan pelaku ekonomi kerakyatan dalam implementasi kebijakan. Pada akhirnya, program tidak hanya dilaksanakan dengan kualitas yang rendah tapi juga menghasilkan dampak negatif yang tidak diantisipasi sebelumnya.Β 

“Kami menilai penting bagi pemerintah kembali membuka diri untuk berkomunikasi dan memahami kondisi masyarakat secara mendalam, tidak hanya sekedar melihat pencapaian angka statistik. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa penciptaan lapangan kerja yang berkualitas hanya mendorong terjadinya ketimpangan ekonomi. Pencapaian target stok Bulog tanpa harga pangan yang terjangkau akan meningkatkan biaya hidup masyarakat.” jelas LPEM FEB UI melalui press release dan unggahan di media sosial, pada Kamis (4/9).

Oleh karena itu, LPEM FEB UI menyebut penting bagi pemerintah untuk mengembalikan proses teknokratis dan evidence-basedΒ dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.Β Dalam jangka pendek, pemerintah perlu mengembalikan kepercayaan publik dengan perlibatan kembali masyarakat sipil dan pelaku ekonomi dalam pelaksanaan program prioritas pemerintah.

“Hal ini sekaligus memperkuat daya beli masyarakat, memperluas kesempatan kerja, dan menjamin akses yang adil terhadap sumber dan perlindungan ekonomi,” tutur Chaikal.

Dalam jangka panjang,Β negara harus berupaya untuk melahirkan kebijakan ekonomi yang memperkuat daya saing ekonomi, meliputi penguatan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, penguatan kelembagaan, perbaikan iklim berusaha, konektivitas, serta pemberantasan korupsi.

Berikut adalah sembilan langkah konkrit jangka pendek untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, memperbaiki daya beli, dengan tetap menjaga kapasitas fiskal negara yang sehatΒ yang direkomendasikan oleh LPEM FEB UI kepada pemerintah, di antaranya:

  1. Program yang memerlukan anggaran besar, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Merah Putih (KMP), perlu melalui proses siklus kebijakan yang benar, seperti penyusunan peta jalan, uji coba, evaluasi dan memberikan prioritas, khususnya bagi anak sekolah dari keluarga yang paling membutuhkan atau kelompok yang benar-benar membutuhkan.
  2. Membatalkan pengurangan dana transfer ke daerah. Berbagai kebijakan dan program pemerintah daerah yang bersinggungan langsung dengan masyarakat akan terdampak. Hal ini disebabkan kapasitas pendapatan asli daerah yang tidak merata sehingga penurunan kapasitas anggaran akan langsung terasa di masyarakat.
  3. Perampingan birokrasi melalui penghentian pembuatan kementerian/badan baru dan/atau sebaiknya menggabungkan kementerian/badan yang telah ada. Perampingan ini dibutuhkan bukan hanya untuk efisiensi anggaran tetapi juga untuk efektivitas pengambilan kebijakan.
  4. Mengembalikan fungsi utama pemerintah dalam tata niaga beras sebagai stabilisator harga, bukan hanya memenuhi cadangan pangan. Harga sembako yang tidak terjaga telah cukup meresahkan banyak masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah.
  5. Meluncurkan program padat karya jangka pendek yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus memperbaiki fasilitas umum, seperti perbaikan infrastruktur pengairan dan jalan umum.
  6. Membuat kebijakan yang juga menyasar kelompok kelas menengah, seperti akses terhadap kredit, pendidikan, transportasi publik, dan kesehatan. Kelompok kelas menengah tidak menjadi penerima bantuan sosial termasuk subsidi pemerintah, tetapi terbebani untuk membayar cicilan, tagihan, dan kebutuhan sehari-hari.
  7. Mengevaluasi sistem remunerasi pejabat negara. Bonus dan tunjangan anggota DPR dan juga pejabat negara bersifat variabel, tergantung pencapaian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
  8. Transparansi data ekonomi dan diseminasi perubahan metode yang terjadi, agar pelaku ekonomi dapat mengambil keputusan secara tepat tanpa mengabaikan validitas data statistik yang selama ini digunakan, sekaligus meningkatkan kepercayaan publik dalam negeri maupun internasional.
  9. Memperbaiki komunikasi kebijakan publik dengan mengedepankan kepercayaan dan menghargai pandangan serta aspirasi yang berkembang di masyarakat untuk perbaikan kondisi sosial ekonomi. Pemerintah juga mesti memiliki empati dan mau untuk mendengarkan masukan yang disampaikan oleh masyarakat.