Kuliah Umum MAKSI-PPAk. FEB UI Bersama Lembaga Ketahanan Nasional RI: Authentic Leadership

Kuliah Umum MAKSI-PPAk. FEB UI Bersama Lembaga Ketahanan Nasional RI: Authentic Leadership

 

Rifdah – Komunikasi FEB UI

Jakarta, 4 Desember 2025 Program Studi Magister Akuntansi dan Pendidikan Profesi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (MAKSI-PPAk FEB UI) menyelenggarakan Kuliah Umum bersama Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia Dr. H. Tubagus Ace Hasan Syadzily, M. Si. bertajuk “Authentic Leadership” di Kampus FEB UI Salemba, pada Kamis (4/12). 

Dekan FEB UI, Yulianti Abbas, Ph.D., menyampaikan bahwa topik leadership kerap muncul dalam berbagai pelatihan dan lokakarya. Namun, authentic leadership memiliki kompleksitas tersendiri dan menuntut pemahaman strategis yang lebih dalam. Ia menekankan, “Kepemimpinan dapat didefinisikan dengan beragam cara, tetapi autentisitas merupakan elemen yang semakin dibutuhkan di era yang sangat agile, ketika teknologi berkembang dan mendisrupsi dengan begitu masif.”

Yulianti meyakini bahwa paparan dari Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional RI akan memberikan wawasan tidak hanya pada aspek konseptual, tetapi juga melalui perspektif dan pengalaman langsung dari sosok yang ahli di bidangnya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Magister Akuntansi-PPAk. Dr. Vera Diyanty, S.E., M.M. menambahkan bahwa nilai-nilai authentic leadership memiliki relevansi kuat dalam pengembangan pemimpin masa kini. Sebagai lulusan program Lemhannas, ia merasakan banyak pembelajaran berharga yang mendorongnya mengundang narasumber tersebut.

“Saya ingin teman-teman MAKSI juga dapat memperoleh ilmu yang sama, khususnya nilai-nilai kepemimpinan yang diajarkan di Lemhannas,” tuturnya.

Dimoderatori oleh Sabam Hutajulu, Ph.D., Dr. Ace Hasan membuka paparannya dengan mengulas dinamika kepemimpinan global serta besarnya pengaruh pemimpin dunia terhadap arah politik, ekonomi, dan keamanan internasional. Ia menekankan bahwa setiap pemimpin memiliki masa dan tantangannya masing-masing, terlebih dalam situasi global yang ditandai oleh ketidakstabilan, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (VUCA), serta kondisi yang kian rapuh dan sulit diprediksi (BANI).

Ia menjelaskan bahwa dunia saat ini “tidak baik-baik saja,” ditandai dengan meningkatnya konflik geopolitik seperti perang Rusia–Ukraina, krisis Israel–Palestina, rivalitas Amerika Serikat–Tiongkok, hingga ketegangan Indo-Pasifik. Konflik tersebut berdampak pada terganggunya rantai pasok global, kenaikan harga komoditas, pergeseran investasi, hingga fragmentasi politik di kawasan Asia Tenggara.

Selain geopolitik, Dr. Ace juga menyoroti disrupsi teknologi sebagai tantangan besar generasi muda, mulai dari paparan informasi tanpa batas, cyberbullying, penurunan kohesi sosial, hingga perubahan pola pikir instan di era Society 5.0 dan kecerdasan buatan. “Kewaspadaan nasional menjadi sangat penting dalam menghadapi era digital yang serba cepat dan tidak terfilter,” tegasnya.

Dalam konteks kepemimpinan masa depan, ia mengutip pandangan Rosabeth Moss Kanter, Michael Useem, dan Linda A. Hill mengenai pentingnya pemimpin yang mampu mengintegrasikan inovasi, adaptasi, serta kesiapan menghadapi ketidakpastian. Pemimpin strategik masa depan, menurutnya, adalah figur yang visioner, berkarakter negarawan, mengedepankan nilai kebangsaan, serta konsisten dalam membangun resiliensi organisasi.

Menurut Dr. Ace, kepemimpinan strategik membutuhkan empat karakter utama memegang teguh nilai-nilai, bersikap terbuka, adaptif, serta transformasional. Pemimpin harus mampu mengelola ketidakpastian, memanfaatkan peluang global, membangun kerja sama, dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi penuh tekanan.

Mengutip pesan Ki Hadjar Dewantara, ia menutup pemaparan dengan menegaskan bahwa pemimpin sejati adalah sosok yang memberi teladan di depan, membangun semangat di tengah, dan memberikan dorongan dari belakang. “Pemimpin strategik masa depan adalah pemimpin yang memiliki karakter berlandaskan nilai-nilai kebangsaan,” ujarnya.

Kuliah umum ini diharapkan mampu memperkaya wawasan mahasiswa MAKSI–PPAk FEB UI mengenai dinamika kepemimpinan di era global serta mempersiapkannya sebagai calon pemimpin yang adaptif, berintegritas, dan berorientasi pada keberlanjutan bangsa.