MM FEB UI Buka Pekan GNAM 2020 Bahas Pengelolaan Bisnis Berkelanjutan
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
Farahiyah Adzani Wardana dan Nisa Adzhani Lutfiputri ~ Mahasiswa MM FEB UI
JAKARTA – Global Network Weeks sebagai salah satu kegiatan rutin dari Global Network for Advanced Management (GNAM), kembali diselenggarakan oleh Magister Manajemen FEB UI untuk ke-9 kalinya di Jakarta pada (9 dan 10 Maret, 2020). Tema acara GNAM yang disponsori oleh Bank BRI, Tanoto Foundation, dan Arwana Ceramics kali ini ialah “Sustainable Business Development in Indonesia”.
Hari pertama GNAM Week 2020 (9/3/2020) yang berlangsung di Auditorium Gedung MM FEB UI ini diawali oleh sambutan Pj. Dekan FEB UI, diikuti dengan peresmian taman halaman belakang Gedung MM FEB UI sebagai bentuk penghijauan di lingkungan MM FEB UI dan seminar tentang penerapan Sustainable Development Goals di Indonesia.
Keynote 1: Sustainable Business Development in Indonesia
CEO PT Arwana Citra Mulia Tbk, Tandean Rustandy, sebagai pembicara kunci pertama, memaparkan bahwa topik Sustainable Business Development in Indonesia sangat menarik untuk dibahas karena mempunyai hubungan antara tindakan kita saat ini dengan dampak yang dirasakan oleh anak cucu kita di kemudian hari. Untuk itu, perusahaan perlu menerapkan good corporate governance dengan melibatkan stakeholders sehingga bisnis dapat menjadi sustainable. Dalam pengaplikasiannya di dunia nyata PT Arwana sudah menerapkan green business yang menjadikannya perusahaan terbaik ke-14 di seluruh dunia pada industrinya. Hal ini dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang telah berhasil diraih, salah satunya adalah Green Industry Awards Business.
“Pada dasarnya, terdapat tiga tantangan besar yang dihadapi dalam membangun perusahaan Arwana, yaitu, modal yang terbatas, mendapatkan karyawan berkualitas, dan kesulitan produk baru menembus pasar. Perusahaan ini menerapkan 3 program dasar Sustainable Development Goals, yaitu mengembangkan legal system, memberi edukasi, dan mengatasi kemiskinan (poverty). Perusahaan tidak dapat berjalan dalam jangka waktu yang panjang apabila tidak menerapkan sustainability,” ucap Tandean Rustandy.
Keynote 2: Development Path to Achieve Low-Carbon Economy in Indonesia
Pembicara kunci kedua, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam di Kementerian PPN/Bappenas, Arifin Rudiyanto mengatakan bahwa upaya yang dilakukan untuk mencapai low-carbon economy di Indonesia memerlukan pendekatan yang lebih inovatif. Dalam melakukan upaya tersebut, diperlukan alat ukur untuk menilai progres keberhasilan usaha yang telah dilakukan. Mulai dari tahun 2020, indikator yang digunakan untuk mengukur hal tersebut ialah penurunan emisi gas rumah kaca.
Arifin menambahkan juga lima cara yang dapat diupayakan dalam mencapai tujuan tersebut. Kelima cara tersebut yakni mengembangkan energi terbarukan, melakukan pemulihan lahan (reforestasi), mengembangkan industri hijau, mengelola limbah dan menerapkan economy circular, dan blue carbon. Namun upaya-upaya yang dilakukan tersebut perlu didukung oleh tindakan kolaboratif para stakeholder yang dapat diawali dengan gerakan low-carbon lifestyle. Gaya hidup ini seperti bepergian menggunakan transportasi umum, menanam pohon, meminimalisir penggunaan produk berbahan plastik, menghemat energi dan air, dan lainnya.
Diskusi Panel 1: Sustainable Business Development in Indonesia
Pemateri pertama, Sihol Aritonang yang merupakan CEO PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), menerangkan tentang pentingnya menerapkan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) sebagaimana yang telah diformulasikan oleh PBB untuk bisnis, demi keberlanjutan bisnis tersebut. Tidak perlu untuk menerapkan semua poinnya, cukup poin-poin yang sesuai dengan bisnis yang dijalankan. Pada intinya dalam membangun dan menjalankan bisnis sebaiknya memberikan pengaruh positif bagi empat hal di antaranya komunitas, negara, pelanggan, dan perusahaan.
Hal serupa juga diungkapkan oleh pemateri kedua, Shinta W. Kamdani selaku President of IBCSD, yang menekankan bahwa perusahaan harus sustainable untuk mengelola sumber dayanya. Dengan materi utama seputar IBCSD (Indonesia Business Council for Sustainable Development), Shinta menekankan pentingnya perusahaan memiliki value yang sustainable dan bahwa CSR (Corporate Social Responsibility) bukan filantropi semata melainkan sudah harus menjadi bagian dari kebijakan perusahaan tersebut.
Diskusi Panel 2: The Urgency of Sustainability in Business to Save Indonesia Nature
Chairman of Research Center for Climate Change (RCCC) dari Universitas Indonesia, Jatna Supriatna mengutip dari buku yang berjudul Collapse karya Jared Diamond yang menerangkan teori bahwa banyak bangsa yang jatuh karena masalah lingkungan. Indonesia sendiri merupakan negara yang memilki kekayaan alam yang luar biasa. Sayangnya, orang-orang Indonesia belum mampu mengelola kekayaan alamnya dengan benar sehingga banyak tertinggal dari bangsa lain.
Diskusi Panel 3: Learning from the business – Strategy & Sustainability Management at PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk. (Strategi & Manajemen Berkelanjutan di PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk.)
President Director PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk, Aulia Mulki Oemar menyampaikan bahwa semen merupakan komoditas dengan konsumsi terbesar kedua di dunia setelah air, namun juga merupakan salah satu penghasil polusi terbesar dalam proses produksinya. Selain itu, kondisi industri semen di Indonesia saat ini sedang mengalami over-capacity, dimana jumlah yang diproduksi melampaui jumlah permintaan konsumen di pasar.
Alur proses yang berlangsung dalam rantai nilai di PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk untuk memproduksi dan menyampaikan produk semen ke konsumen, terdiri dari rangkaian proses yang beragam, mulai dari proses hulu yaitu penambangan batu kapur, proses manufaktur untuk pengolahan batu kapur menjadi semen, sampai dengan proses hilir yaitu ritel atau penjualan produk semen yang dihasilkan.
Kompleksitas dari proses bisnis di PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk berpotensi menghasilkan limbah yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dalam upaya menangani kondisi over-capacity yang dialami oleh industri semen, PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk memiliki strategi untuk melakukan diferensiasi. Diferensiasi yang dilakukan oleh PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk dengan mengenalkan produk-produk semen yang menawarkan solusi bagi Sustainable Development Goals (SDGs).
“PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk membuat inovasi produk-produk ramah lingkungan seperti ThruCrete yaitu produk beton berpori yang memungkinkan terserapnya air ke dalam tanah sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya banjir. StillCrete merupakan produk beton yang tahan abrasi, serta tahan terhadap sulfat dan klorida, dan memiliki durabilitas yang baik,” ungkap Aulia Mulki Oemar.
Selain itu, PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk juga membuat inovasi proses yang dikenal dengan Nathabumi, yaitu proses pengolahan limbah yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan menjadi bahan bakar dan dapat digunakan untuk memproduksi semen. Proses Nathabumi menggunakan teknologi bio-drying, yaitu teknologi pengeringan sampah dengan cepat yang dapat menunjang efisiensi dalam penggunaan energi. “Proses Nathabumi turut berkontribusi dalam pembangunan yang berkelanjutan dengan mengurangi limbah, menghemat energi, dan mereduksi biaya yang diperlukan dalam proses produksi semen,” tutupnya.
Dalam acara ini juga, Beta Yulianta Gitaharie selaku Pj. Dekan FEB UI berterima kasih kepada PT. Arwana Citra Mulia, Tbk, atas kontribusi yang telah diberikan kepada MM FEB UI berupa taman hijau di halaman belakang MM FEB UI. Taman ini menjadi tempat untuk mahasiswa bercengkrama dan berdiskusi tentang isu-isu terkait dengan informasi bisnis & ekonomi Indonesia. (hjtp)