Building a Customer-Centric HR Organization

0

Building a Customer-Centric HR Organization

(LM) FEB UI HR Excellence Webinar Series 

 

 Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK-(19/3/2021) Lembaga Manajemen (LM) FEB UI bersama SWA menggelar HR Excellence Webinar Series, Presenting Best and Future Practices, Seri-12 bertajuk “Building a Customer-Centric HR Organization” pada Jumat (19/3). Webinar menghadirkan pemateri Wiwik Wahyuni, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Home Credit Indonesia, serta pembahas Mone Stepanus Andrias, Ph.D. Cand., dosen dan konsultan LM FEB UI. Acara dipandu oleh Anastasia A.S., jurnalis SWA.

     

Mengawali acara, Wiwik mengatakan, “Pada era industri 4.0 telah terjadi implikasi model kerja sumber daya manusia yang baru. Ada perubahan pola pikir besar dalam melihat sesuatu. Jika melihat kembali konsep agility, pelanggan menjadi pusat dari semua aktivitas.”

“Menurut Revolusi Copernican dalam manajemen, peran SDM harus mengidentifikasi masalah di sumbernya, memiliki kemampuan lintas fungsi dan mengambil tindakan, membuat solusi prototipe bersama-sama dengan segera, menguji di lapangan dan mengulang, membangun ke dalam platform jika perlu, serta menyaksikan kesuksesan dan mengulangi dengan cepat,” sambungnya.

Wiwik mengungkapkan beberapa model SDM, seperti I-shape (kemampuan disiplin fungsional), T-shape (kemampuan menerapkan pengetahuan lintas situasi), dan M-shape (kemampuan menerapkan pengetahuan di seluruh situasi atau domain).

“Terlepas dari kepercayaan populer, SDM harus menjadi yang pertama mengadopsi ketangkasan untuk dunia yang berubah cepat. Sebaiknya, SDM mulai meninggalkan model I-shape dan menerapkan model T-shaped, atau lebih baik lagi M-shaped—atau kombinasi keduanya—di beberapa titik. Selain itu, lakukan pendekatan bottom up, bukan top-down,” tutup Wiwik.

     

Mone dengan materinya “Moving from Descriptive and Diagnostic to Perspective and Predictive” memaparkan bahwa pemasaran menghabiskan lebih banyak waktu dan upaya untuk memahami pelanggan mereka, membuat profil pelanggan (segmentasi, penargetan, pemosisian), serta menggunakan dan mengoptimalkan analisis data.

Sementara SDM mengumpulkan data deskriptif karyawan, menganalisis pemilihan karyawan, menggunakan banyak alat; mulai dari tes psikologis dan diagnostik, hingga pusat penilaian dan wawancara untuk memprediksi dan menentukan kandidat dengan kinerja lebih baik, dan masih banyak lagi.

Menurut Mone, kini SDM sudah menjadi lebih tangkas, “Maka dari itu, perlu beralih dari pendekatan berbasis aturan, ke model lebih sederhana dan lebih cepat. SDM pun perlu mengatur ulang beberapa area, di antaranya penilaian kinerja, pembinaan, pengerahan, pembelajaran dan pengembangan, tim, serta kompensasi.” (htjp)