Tingkatkan Nilai Berita, FEB UI Belajar Penulisan Jurnalistik dari Detik.com

Tingkatkan Nilai Berita, FEB UI Belajar Penulisan Jurnalistik dari Detik.com

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan Pelatihan Jurnalistik bagi para Staf Humas di masing-masing Departemen, Program Studi, Lembaga, dan organisasi mahasiswa yang berlangsung di Laboratorium C, Gedung A, pada Rabu (7/11/2018).

Desti Fitriani, MA selaku Sekretaris Pimpinan FEB UI memberikan sambutan pembuka pada pelatihan ini. Latar belakang diadakan pelatihan jurnalistik bahwa di FEB UI dituntut untuk bisa menampilkan wajah yang lebih baik terkait aktivitas apa saja yang ada di FEB UI dengan jangkauan lebih luas dengan tidak hanya kegiatan Fakultas tetapi kegiatan dari mahasiswa juga.

“Setiap 3 bulan sekali, Humas UI membuat laporan terkait kinerja kehumasan di seluruh Fakultas se-UI dan hasilnya menunjukkan bahwa FEB UI merupakan kontribusi dan sentimen berita positif terbanyak di antara seluruh Fakultas se-UI. Maka dari itu, dengan diadakan pelatihan ini diharapkan bagi peserta yang hadir secara formal bisa menjadi kontributor dalam pembuatan berita apabila dari tim Humas FEB UI sudah melebihi kapasitas dalam menghanddle kegiatan di lingkungan FEB UI,” ucap Desti Fitriani.

Ardhi Suryadhi selaku Wakil Pimpinan Redaksi Detik.com sekaligus pemateri dalam pelatihan ini mengatakan dalam penulisan berita yang menjadi fokus utama ialah membuat nilai berita semenarik mungkin untuk menarik minat para pembaca. Nilai berita itu sendiri merupakan patokan seorang reporter/wartawan dalam menilai apakah sebuah peristiwa layak diberitakan atau tidak. Pada umumnya, ada 10 nilai berita dalam brand kampus yang menjadi parameter.

1. Magnitude
Besaran dari suatu peristiwa dalam suatu berita. Contohnya seorang reporter dalam menulis berita bisa menulis dari segi mana yang menjadi pembahasan utama dari pembicara/narasumber sampaikan.

2. Aktualitas
Berita akan jauh lebih menarik perhatian pembaca ketika berita tersebut masih hangat dibicarakan, belum lama/sedang terjadi dan berita jangan sampai basi. Contohnya berita bisa di publish di media sosial atau bahkan bayar di google supaya jadi list terdepan.

3. Signifikan
Seberapa penting arti suatu peristiwa bagi pembaca. Contohnya, berita yang ditulis harus mempunyai nilai dan bermutu tinggi, sehingga mengundang minat pembaca.

4. Proksimitas (Kedekatan)
Seberapa dekat kejadian dengan pembaca baik secara geografis maupun emosional. Contohnya reporter bisa membuat bahasa dari berita mempunyai gimmick yang dapat menyentuh perasaan pembaca.

5. Tokoh atau Nama Besar
Peristiwa itu menyangkut nama yang dikenal pembaca. Contohnya dalam kuliah umum/kuliah tamu/seminar/workshop mendatangkan pejabat, pengamat atau tokoh terkenal lainnya dan tokoh tersebut menjadi fokus utama reporter dalam membuat berita.

6. Pertama Kali
Apakah peristiwa itu pertama kali terjadi. Contohnya, reporter harus bisa melihat apakah peristiwa itu baru pertama kali terjadi dan dalam penulisan beritanya harus orisinalitas.

7. Dramatis atau Human Interest
Apakah peristiwa itu menyentuh (sisi emosional) pembaca. Contohnya, reporter bisa memainkan gaya bahasa dalam berita yang dapat menyentuh perasaan pembaca saat membacanya.

8. Unik
Peristiwa tidak biasa terjadi. Contohnya berita bisa diambil dari event packaging supaya lebih menarik.

9. Eksklusivitas
Informasi yang terdapat dalam berita bernilai khusus atau eksklusif. Contohnya, berita yang ditulis reporter mempunyai kekhususan tersendiri di mata pembacanya.

10. Tren Baru
Apakah informasi yang didapat merupakan tren baru. Contohnya, reporter dituntut untuk bisa menulis berita sesuai dengan minat pembaca saat ini tapi tentu tetap pada prinsip jurnalistik. (Des)