Peningkatan Mutu Pascasarjana Ilmu Ekonomi Kemenristekdikti Hari Kedua Pelajari Lokakarya Rencana Pembelajaran, Standar Operasional Prosedur, dan Pengabdian Masyarakat

Peningkatan Mutu Pascasarjana Ilmu Ekonomi Kemenristekdikti Hari Kedua Pelajari Lokakarya Rencana Pembelajaran, Standar Operasional Prosedur, dan Pengabdian Masyarakat

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi FEB UI menggelar Workshop Hibah Peningkatan Mutu Program Studi Pascasarjana Ilmu Ekonomi Tahun 2019 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dir Belmawa) Kemenristekdikti yang berlangsung selama tiga hari, Senin – Rabu (21–23/10/2019).

Pada hari kedua (22/10), kegiatan workshop ini terbagi menjadi 5 sesi dengan pembicara berasal dari internal UI, di antaranya sesi 1, 2, 3 membahas tentang Lokakarya Rencana Pembelajaran Semester 1, 2, dan 3 dengan pembicara Satrio Budi Adi. Kemudian, sesi 4 membahas tentang Workshop Standar Operasional Prosedur dengan pembicara Wahyu Nofiantoro. Dan terakhir, sesi 5 membahas tentang Workshop Pengabdian Masyarakat dengan pembicara Dwini Handayani yang bertempat di ruang Burgundy 1, Margo Hotel.

Sesi 1: Lokakarya Rencana Pembelajaran Semester 1

Satrio Budi Adi selaku Staf Pengajar Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UI menyampaikan SN Dikti merupakan acuan aturan secara Nasional terhadap perguruan tinggi. Lalu, turun ke level kurikulum Universitas dan teknis ke Fakultas. Di dalamnya, diajarkan bagaimana cara membuat profil, diskripsi profil, dan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), teknis pada pembuatan Buku Rancangan Pengajaran (BRP) di level UI atau Rencana Pembelajaran Semester (RPS) di level perguruan tinggi lain.

Pada sesi ini, disampaikan prinsip-prinsip dasar pembuatan kurikulum, baik kaitannya dengan SN Dikti maupun substansi kurikulum untuk seluruh substansi mata kuliah di Pascasarjana yang penekanannya pada level deskripsi KKNI yang harus terpenuhi secara administratif dan didukung oleh dokumen. “Maka, Diharapkan 4 universitas yang berpartisipasi bisa menjadi fasilitator di prodi masing-masing dengan mempertimbangkan kondisi daerah atau perguruan tinggi berasal,” katanya.

Sesi 2: Lokakarya Rencana Pembelajaran Semester 2

Satrio Budi Adi selaku Staf Pengajar Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UI melanjutkan bahwa setelah peserta mendapatkan teori-teori maupun contoh best practice dari UI, maka diharapkan peserta melakukan simulasi dengan cara masing-masing mata kuliah dari setiap universitas dan membuat RPS/BRP dengan mengedepankan prinsip-prinsip kesesuaian dengan SN Dikti dan KKNI serta pemilihan taksonomi bloom serta tips untuk bagaimana pengayaan supaya proses, output maupun outcomenya bisa meningkat.

Sesi 3: Lokakarya Rencana Pembelajaran Semester 3

Satrio Budi Adi selaku Staf Pengajar Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UI menyambungkan bahwa peserta dalam kelompok dari 4 universitas memilih best practice dari satu mata kuliah universitas bersangkutan untuk ditampilkan guna dikritisi, diberikan masukan-masukan yang konstruktif, dan berbagi pengalaman bagaimana membuat/menerapkan BRP maupun RPS pada level mata kuliah. Tentu, saja bagi para Prodi bisa menjadi diagnostic checklist untuk melihat RPS sudah sesuai dengan SN Dikti.

Sesi 4: Workshop Standar Operasional Prosedur

Wahyu Nofiantoro selaku Staf Pengajar Ilmu Administrasi Vokasi UI memaparkan bahwa era sekarang untuk memudahkan pencarian dokumen melalui teknologi yang kekinian. Mengingat, masih terdapat sebagian orang yang menganggap dokumen tidaklah penting.

“Padahal dokumen merupakan bukti bahwa kita sudah mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan universitas terutama prodi. Pada kenyataannya, ada beberapa dosen yang mengabaikan dokumen sebagai arsip. Maka, dalam mendigitalkan dokumen harus sesuai SOP dengan menggunakan standar ISO 9001 tahun 2008,” tutur Wahyu Nofiantoro.

Paling terpenting ialah sistem manajemen mutu di klausul 4. Ada prosedur-prosedur yang diterapkan tentang bagaimana dokumen dikelola, dilahirkan, dikumpulkan, dan diolah. Sementara, klausul 5 berbicara mengenai komitmen pimpinan yang kuat untuk meningkatkan mutu yang dibuktikan dengan penyediaan sumber daya yang tertuang pada klausul 6. Selanjutnya, klausul 7 mengenai jasa desain produksi untuk mengatur jadwal perkuliahan, cara pembuatan modul, ujian. Terakhir, klausul 8 berbicara tentang analisis data, memindahkan secara korektif apabila terjadi kesalahan prosedur. Apabila semua ini dijalankan, otomatis prodi akan meningkat mutu pendidikannya.

Sesi 5: Workshop Pengabdian Masyarakat

Dwini Handayani selaku Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat FEB UI pengabdian masyarakat (pengmas) merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan & teknologi melalui pengmas. UI berusaha memberikan insentif melalui skema hibah untuk mendorong pengabdian masyarakat. Skema hibah tersebut terbagi menjadi 2, di antaranya implementasi iptek atau produk hasil riset/inovasi untuk membantu permasalahan di masyarakat dan aksi UI untuk negeri dengan skema go green, ramah anak, mengurangi risiko bencana.

“UI juga memberikan insentif dalam rangka meningkatkan jumlah kerjasama dengan target mendapatkan surat pernyataan kerjasama di atas materai 6000 oleh institusi penyandang dana dengan mencantumkan nominal pendanaan dengan maksimal 10% atau 50 juta dari total pendanaan hibah riset pengmas,” jelas Dwini.

Outlet luaran hibah pengmas dapat diterbitkan dibeberapa jurnal yang terindeks SINTA, Google Scholar, dan DOAJ. Tentu, kita memerlukan academic phrasebank untuk penulisan riset pengmas dalam membantu penulisan artikel berbahasa Inggris dan di dalamnya berisi tentang berbagai bentuk variasi kalimat dalam menuliskan introduction, menyampaikan hasil penelitian, menuliskan tinjauan literatur.

“Contoh judul proposal milik UI yang didanai tahun 2019, yaitu Penerapan Strategi Pemandu Wisata Desa Budaya Berkesinambungan, Enpowering Value Added Bunga Hias Melalui Instagram pada Pedagang Bunga di Pasar Bunga Cikini Jakarta Pusat, Peningkatan Cakupan Pasar UMKM melalui Pemasaran Online, Disseminasi Teknologi Pengolah Sampah Rumah Tangga pada Masyarakat Sekitar Masjid di Tanah Baru Depok, Kolaborasi Ekonomi Kreatif Komunitas, Pemberdayaan Petani Cabai Desa Mele Maju Melalui Kegiatan Pemasaran Hasil Pertanian Online, dan Inovasi Kelembagaan untuk Memperluas Akses Pasar Petani Beras di Cianjur,” tutupnya. (Des)