Inilah Pesan Bambang Brodjonegoro untuk Atasi Ketimpangan Produktivitas Ekonomi Digital

Inilah Pesan Bambang Brodjonegoro untuk Atasi Ketimpangan Produktivitas Ekonomi Digital

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Kajian Ilmu Ekonomi dan Pembangunan (KANOPI) FEB UI mengadakan Seminar 17 Th Economix Global Economic Challenges membahas tentang “Ketimpangan di Era Modern: Sebuah Pertanyaan yang Belum Terselesaikan” yang berlangsung di Auditorium Soeria Atmadja, Gedung Dekanat, pada Senin (4/11/2019).

Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional RI sekaligus pembicara dalam seminar ini, Bambang Brodjonegoro mengatakan kemajuan teknologi akan membawa produktivitas yang lebih tinggi dalam mendukung aktivitas manusia. Kemajuan teknologi mempunyai 9 pilar yang ditandai dengan kemunculan autonomous robot, big data analytics, supply chain, additive manufacturing, cybersecurity, industrial internet of things, cloud/perubahan iklim, horizontal & vertical integration, dan simulation & augmented reality.

Berdasarkan data terhadap digitalisasi Indonesia dari jumlah populasi 256,2 juta menunjukkan bahwa 132,7 juta pengguna internet secara aktif. Kemudian, 371, 4 juta terkoneksi seluler, 95,87 juta pengguna smartphone, 123, 3 juta pengguna internet selular dengan rata-rata 4 jam sehari.

Sementara, data perbandingan Indonesia dengan negara ASEAN dalam indeks kesiapan jaringan tahun 2016 menyatakan Indonesia berada di posisi 73. Kemudian, dalam indeks pembangunan teknologi informatika global pada 2016 berada di posisi 115. Dan indeks konektivitas seluler GSMA berada dinilai 53,9.

“Perkembangan teknologi digital berdampak besar bagi sektor ekonomi dengan perkiraan mencapai USD 130 miliar pada tahun mendatang. Selain itu, perkembangannya juga tidak lepas kaitannya dengan pertumbuhan e-commerce hingga financial technology (fintech) yang jadi andalan penggerak ekonomi masyarakat,” ucap dia.

Ekonomi digital di Indonesia berpotensi sampai USD 130 miliar di 2020 atau setara dengan Rp 1.700 triliun. Oleh sebab itu, Bambang menekankan perkembangan ekonomi digital masih perlu ditunjang dengan berbagai kesiapan mulai dari SDM hingga pengelolaan data.

Lanjut Bambang, salah satu produk dari perkembangan ekonomi digital yang telah memberikan dampak besar bagi perekonomian dan mengurangi pengangguran adalah layanan transportasi on-demand. Peluangnya juga masih sangat besar, apalagi pasar Indoensia masih sangat nyaman dengan layanan transportasi on-demand yang berbasis mobile data.

Namun disayangkan bahwa ekonomi digital saat ini belum difasilitasi secara penuh di masing-masing daerah dan bisa menyebabkan semakin memperburuk ketimpangan di Indonesia. Hal itu semakin diperparah dengan belum meratanya jaringan internet di seluruh wilayah. Dari 514 kabupaten/kota yang ada di Indonesia, baru ada 432 kabupaten/kota yang bisa menikmati fasilitas internet, dan baru 222 kabupaten/kota yang sudah bisa menikmati jaringan 4G.

“Maka, Anda sebagai mahasiswa ekonomi khususnya FEB UI, harus berpikir tentang bagaimana produktivitas akan didistribusikan dengan baik untuk mengatasi ketimpangan. Selain itu, harus tahu bagaimana menghadapi kemajuan teknologi dan memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak akan mengurangi kesetaraan. Hal ini, agar tidak terlalu banyak kesenjangan yang dapat memicu beberapa masalah sosial dan pastikan bahwa Anda memahami ekonomi politik ketimpangan. Tetapi, pada saat yang sama Anda juga memahami pendekatan teknologis tentang ketimpangan,” pesan Bambang sebagai penutup presentasinya. (Des)