Tim Bangun Desa Indonesia Dinobatkan Pemenang Kompetisi Bisnis MM FEB UI-Clear Sky 2019
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
JAKARTA – Magister Manajemen FEB UI bekerjasama dengan Clear Sky Associate (CSA) mengadakan Grand Final Business Competition yang berlangsung di ruang 216, Gedung MM, pada Senin (11/11/2019).
Clear Sky Associate (CSA) merupakan sebuah NGO yang berpusat di Swiss dan dipimpin oleh Georges Furone. CSA ini sudah menjadi ajang kompetisi bisnis tahunan yang diperuntukkan bagi mahasiswa S-2 MM di lingkungan FEB UI sebagai bentuk menumbuhkan jiwa generasi muda dalam menciptakan suatu bisnis yang kreatif dan inovatif.
“Pelaksanaan Clear Sky pada tahun ini sangat bagus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dan tahun ini, berfokus pada MM FEB UI dan paper yang masuk kualitasnya jauh lebih bagus serta jurinya pun bener-benar fokus untuk memilih proyek yang bisa direalisasikan. Seleksi awal dari mulai proposal dan menentukan 3 tim terbaik untuk melaju ke grand final merupakan wewenang MM FEB UI. Clear Sky hanya melihat dan menjadi juri terhadap finalis yang masuk ke grand final,” ucap Sulistijowati sebagai perwakilan dari Clear Sky Associate.
Grand Final Business Competition ini terbagi ke dalam tiga tim finalis, yaitu di antaranya Tim Budidaya Kepiting terdiri dari Di-Zenah Rachma, M. Raynadi, Yosep Silaban, Tim Biogas Power Plant terdiri dari Amdi Ariefianto, Andrew Y. Hengsaputra, Tiophani Naomi, dan Tim Bangun Desa Indonesia terdiri dari Hanandi Rahmad Syahputra, Desi Dwi Rahayu, Yosia El Gibort, Fauzan Azhiman.
Dewan Juri Grand Final Business Competition berasal dari Clear Sky, yaitu Sulistijowati, Pradipta Rukmawan, dan Tuhu Nugraha. Kompetisi ini dibuka oleh sambutan Yeshika Alversia selaku Sekretaris Prodi MM FEB UI dan sambutan Sulistijowati selaku perwakilan dari Clear Sky Associate.
Masing-masing tim mempresentasikan bisnis mereka di depan Dewan Juri dan peserta yang hadir. Untuk Tim Budidaya Kepiting membahas tentang bagaimana menyelesaikan masalah supply kepiting kecil yang sedang hangat diperbincangkan di peternak kepiting lokal, karena kelangkaan dari resources alami. Sehingga kami mencarikan solusinya dan didapatkan dengan membudidaya dalam skala laboratorium untuk mengembangkan proses pengetasan kepiting sampai menjadi kepiting dan bisa diproduksi secara masal. Saat ini, teknologi sudah tersedia di Filipina semacam pengetasan kepiting.
Sumber data referensi penelitian tim kami diperoleh dari research paper kemudian divalidasi dengan menonton Youtube serta mengambil dari internet/sumber-sumber terpercaya. Inovasi yang dilakukan adalah kami ingin membawa bisnis tersebut ke Indonesia. Harapannya, dengan teknologi semacam ini apabila bisa diadopsi di Indonesia, maka akan menjadi peluang bagi para peternak kepiting/produk perikanan lainnya.
Selanjutnya, Tim Biogas Power Plant membahas bahwa biogas power plant diambil dari sampah yang berada di kawasan Bantar Gebang berupa sampah kotoran (manusia, hewan) dan sampah organik. Output dari biogas tersebut terdapat 3 macam, yaitu gas metan yang bisa digunakan oleh Pertamina, gas elektrik (listrik) yang bisa dijual ke PLN, dan dari semua sampah yang tidak terpakai bisa dijadikan pupuk kompos dan dijual ke koperasi sehingga bisa menghasilkan benefit. Maka, market ini bisa dijual atau dipergunakan untuk government, BUMN, dan koperasi. Harapannya, semoga kita bisa menemukan investor yang bisa membantu untuk menjalankan biogas power plant ini, karena apabila ini terjadi maka kita bisa membantu lingkungan dan masyarakat.
Kemudian, Tim Bangun Desa Indonesia membahas bahwa Bangun Desa merupakan sebuah platform yang menjembatani antara kebutuhan desa dengan semua potensi-potensi teknologi yang ada di seluruh Indonesia. Sehingga, timbulnya harapan bahwa desa bisa diimplementasikan teknologinya dari seluruh kampus di Indonesia maupun lembaga penelitian dengan harga terjangkau. Sehingga, semua orang bisa melirik desanya kembali untuk berproduktivitas tanpa pindah ke kota untuk bekerja.
Data pendukung penelitian ini berasal dari Kemendes sebesar 85%, dana hibah yang diserap dengan baik oleh masyarakat. Harapannya, semoga seluruh desa bisa terangkat potensinya dengan baik, sehingga orang-orang tidak perlu mencari pekerjaan di kota dan bangunlah desanya kembali dengan bertani, perkebunan, perikanan, dan sebagainya sebagai penopang UMKM di Indonesia.
Dari hasil presentasi ke tiga tim, Dewan Juri memutuskan sebagai Pemenang/Juara Pertama, yakni Tim Bangun Desa Indonesia dan berhasil mendapatkan hadiah berupa uang sebesar USD 6000 dan suvenir.
Menurut Sulistijowati, perwakilan Dewan Juri menilai bahwa Bangun Desa Indonesia dinobatkan menjadi pemenang, karena tim mereka sudah benar-benar menjalankan proyek bisnisnya selama setahun dan hanya perlu dibimbing lagi untuk menjadi lebih baik lagi.
Berikut Tanggapan dari Tim Bangun Desa Indonesia yang Dinobatkan Pemenang/Juara Pertama:
“Saya sangat berterimakasih kepada Clear Sky bersama MM FEB UI sudah menyelenggarakan business competition sebagai wadah pembelajaran bagi kita semua. Ke depannya, semoga bisnis yang kita ajukan bisa terealisasikan dengan baik,” terang Desi Dwi Rahayu.
“Saya merasa degdegan, senang, terharu, dan terima kasih buat teman-teman. Semoga ini menjadi langkah awal untuk berprestasi berikutnya dan mendapat project & dana semakin besar,” kata Fauzan Azhiman.
“Merasa senang, karena ini merupakan business competition yang pertama kali saya ikuti. Ke depannya, semoga proyek ini berjalan dengan baik dan dapat membangun kerjasama,” ujar Hanandi Rahmad Syahputra.
“Akhirnya, kompetisi ini bisa berakhir dengan indah, karena tim kami bisa menjadi juara pertama dan kemenangan ini bisa ditujukan untuk membangun desa menjadi lebih baik lagi,” tutur Yosia El Gibort.
“Sejujurnya, saya membantu tim mereka dari awal di belakang panggung dan bisnis mereka sudah bagus & dianggap benar-benar bisa maju. Terimakasih kepada pihak MM FEB UI dan Clear Sky sudah memberikan kesempatan ini kepada kami,” tambah Gilang Aditya. (Des)