Inilah Cara Efektif Mengembangkan Self Report Questionnaires

0

Inilah Cara Efektif Mengembangkan Self Report Questionnaires 

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa terhadap pengembangan kuesioner laporan diri, Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEB UI mengadakan Workshop dengan tema “Step by Step To Develop Self-Report Questionnaires” dan dibuka oleh Yulianti Abbas selaku Ketua Program Studi PPIA yang berlangsung di ruang 401-402, Gedung Pascasarjana, pada Rabu (20/11/2019).

Staf Pengajar Fakultas Psikologi UI, Nurul Arbiyah memaparkan bahwa tes psikologi merupakan salah satu alat/prosedur dalam proses asesmen psikologis dan pengukuran psikologis sebagai item terpisah yang dirancang untuk mengukur ciri-ciri tingkah laku. Tes psikologis digolongkan menjadi 4 bagian, pertama tingkah laku yang diukur berupa uji kemampuan & kepribadian. Kedua, administrasi berupa tes individu dan grup/kelas. Ketiga, bentuk respon berupa tes pensil kertas, lisan, kinerja/non-verbal. Dan terakhir, batas waktu berupa tes daya & kecepatan.

Ciri tes psikologis yang baik harus memenuhi 5 unsur, antara lain standardisasi, objektif, reliabel/konsisten, valid, dan memiliki norma. Selain itu, langkah-langkah penyusunan tes psikologis berupa konseptualisasi dimana sebelum menyusun sebuah tes perlu diperhatkan pertanyaan-pertanyaan yang memuat 5W+1H, konstruksi (scaling membuat aturan untuk memberikan angka dalam pengukuran, item writing (dengan membuat table blue print/kisi-kisi, pembuatan instruksi, dan scoring), dan try out meliputi item tata bahasa.

“Sementara itu, kuesioner laporan diri digunakan sebagai alat yang digunakan dalam mengajukan pertanyaan kepada peserta tentang diri mereka sendiri untuk mengukur berbagai konstruk, seperti kepercayaan, sikap, dan perasaan,” ucap Nurul Arbiyah.

Salah satu keuntungan utama dari kuesioner laporan diri ialah dapat diberikan kepada sampel besar orang dengan cepat tanpa banyak usaha atau biaya keuangan. Kerugian utama dari kuesioner laporan diri kemungkinan memberikan jawaban yang tidak valid. Saat menanggapi item, responden mungkin tidak menjawab dengan jujur terutama pada pertanyaan sensitif.

Validitas kuesioner laporan diri digunakan untuk mengukur sejauh mana instrumen dan apa yang seharusnya diukur. Ada tiga jenis validitas, yakni kriteria, konten, dan konstruk.

“Perlu strategi dalam merancang kuesioner laporan diri agar sesuai dengan kebutuhan kita, di antaranya penahan atau mengidentifikasi titik-titik skala dalam kata/angka, buatlah daftar pertanyaan dengan cara yang koheren, tata letak kuesioner juga penting untuk mendorong keterlibatan responden dan meminimalkan kemungkinan iritasi. Maka, kuesioner harus dirancang agar tampak sesingkat mungkin dan tidak boleh terlalu penuh serta harus memiliki ruang yang memadai untuk tanggapan terbuka seperti identifikasi demografi target, pastikan Anda dapat melindungi privasi, pertimbangkan kuesioner anonim,” tutur Nurul Arbiyah.

Lanjut dia, langkah yang harus menjadi perhatian dalam menulis kuesioner, di antaranya perkenalkan dirimu, jelaskan tujuan dari kuesioner, ungkapkan apa yang akan terjadi dengan data yang Anda kumpulkan, sertakan persetujuan berdasarkan informasi, perkirakan berapa lama kuesioner akan berlangsung, jelaskan setiap insentif yang mungkin terlibat, dan pastikan kuesioner Anda terlihat profesional. (Des)