Ari Kuncoro: Ekonomi Pasca-Covid-19

0

Ari Kuncoro: Ekonomi Pasca-Covid-19

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Selasa (5/5/2020), Profesor Ari Kuncoro, Rektor Universitas Indonesia merilis tulisannya yang dimuat Harian Kompas, kolom Analisis Ekonomi, yang berjudul “Ekonomi Pasca-Covid-19”. Berikut tulisannya.

“Ekonomi Pasca-Covid-19”

Menjaga jarak, membatasi pertemuan tatap muka, dan menghindari kerumunan adalah bagian dari prosedur baku pencegahan penularan virus korona jenis baru, penyebab penyakit Covid-19. Salah satu solusinya, interaksi dalam jaringan atau daring.

Sektor informasi dan komunikasi akan menjadi tumpuan perubahan perilaku masyarakat yang tiba-tiba didorong untuk daring. Pada 2015-2019, industri ini merupakan salah satu sektor yang rerata pertumbuhannya 7,5 persen, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi 5 persen. Keseimbangan baru dengan pertumbuhan 11,5 persen per tahun mungkin hanya sementara, kemudian kembali ke pola pertumbuhan lama.

Salah satu hal yang cepat beradaptasi adalah dunia pendidikan tinggi dengan mengadopsi metode pembelajaran daring dan campuran tatap muka dengan daring. Rerata pertumbuhan jasa pendidikan pada 2015-2019 adalah 5,1 persen secara tahunan, sedikit lebih tinggi daripada produk domestik bruto (PDB) yang sebesar 5,02 persen secara tahunan.

Dengan memilah paket program gelar menjadi individu mata ajar, ditambah metode penyampaian yang lebih fleksibel, seperti campuran atau daring penuh, masyarakat yang tertarik meningkatkan kemampuan sumber daya manusia akan semakin meningkat. Dengan skenario ini, pertumbuhan sektor jasa pendidikan akan melonjak setidaknya menjadi 15,4 persen per tahun dalam 2-3 tahun mendatang.

Keharusan menjaga jarak dalam proses produksi juga menjadi tren otomatisasi/robotisasi di tempat kerja, terutama untuk pekerjaan yang sifatnya berulang-ulang. Jasa konsultan perusahaan akan sangat diperlukan untuk menata ulang proses produksi, tata letak interior perkantoran, dan alur kerja di tingkat operasional. Pada lingkup manajemen strategis, jasa konsultan diperlukan untuk menyusun strategi bisnis baru, termasuk penyesuaian ceruk pasar, metode pemasaran, keuangan, SDM, dan lainnya, seiring perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih sehat dan menjaga jarak.

Pada periode 2014-2019, jasa perusahaan tumbuh 3 persen di atas pertumbuhan ekonomi atau sekitar 8 persen per tahun. Angka ini diperkirakan melonjak setidaknya dua kali pada akhir 2020 dan 2021, lalu melandai kembali ke pola pertumbuhan normal pada 2022, yaitu sekitar 9 persen per tahun pada keseimbangan normal baru.

Bisnis logistik tumbuh seiring pertemuan fisik antara konsumsi dan produksi yang makin terbatas. Perantara yang bertindak sebagai clearing house akan beralih rupa menjadi bisnis daring. Pada 2015-2019, pertumbuhan sektor pergudangan, jasa penunjang angkutan, pos dan kurir tumbuh 2,6 persen di atas pertumbuhan PDB atau 7,7 persen secara tahunan. Tren ini akan berlanjut pasca-Covid-19 dengan pertumbuhan mendekati 10 persen per tahun.

Saat ini transportasi publik didominasi angkutan berbasis rel yang nilai tambahnya banyak dari angkutan barang. Pada periode yang sama, angkutan berbasis rel tumbuh 4,5 persen per tahun di atas pertumbuhan PDB atau sekitar 9,4 persen per tahun. Pasca pandemi Covid-19, industri ini diperkirakan tumbuh paling tidak 18 persen per tahun, sebelum kembali ke pola normal berkisar 9-10 persen per tahun dalam 1-2 tahun.

Industri yang juga akan tumbuh lebih cepat akibat gaya hidup baru pasca pandemi adalah sanitasi dan obat-obatan, termasuk herbal dan suplemen. Saat krisis moneter 1998, industri ini tumbuh positif pada 2 triwulan lebih awal dari pertumbuhan PDB. Gaya hidup sehat kembali ke resep suplemen nenek moyang, seperti temulawak, kunyit, jahe, dan madu, diperkirakan kembali marak.

Yang juga menarik adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Seperti halnya dalam krisis moneter 1998, sektor ini diperkirakan pulih relatif cepat jika prosedur kewaspadaan Covid-19 tetap dipatuhi. Seperti halnya beberapa perusahaan penerbangan di Amerika Serikat yang kini mewajibkan pemakaian masker, standar prosedur operasi Covid-19 dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Tanpa hal itu, sektor ini hanya dapat pulih dalam empat triiwulan.

Akomodasi hotel dan restoran dibatasi tingkat okupansinya untuk menjaga jarak aman, mungkin tidak boleh lebih dari 50 persen kapasitas terpasang. Untuk mencegah kerumunan, tempat-tempat tujuan wisata dibatasi memakai pendaftaran daring, siapa cepat, dia dapat. Konsep hotel diubah dari tempat menumpang tidur menjadi tempat untuk ganti suasana dan mencari ketenangan. Dengan cara ini, sektor hotel dan restoran diharapkan dapat menjaga pertumbuhan pada pola normal 2018-2019, yakni 5,6 persen per tahun.

Penyesuaian dan transformasi

Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan pengangguran masif merupakan pertanda struktur perekonomian dan pasar tenaga kerja tidak sesuai lagi dengan kebiasaan baru yang timbul dari prosedur operasi standar dunia yang harus hidup dengan virus korona baru. Sektor-sektor masih sama, tetapi cara produksi dan distribusi berubah sesuai prosedur standar umum pencegahan Covid-19.

Ibarat beberapa spesies fauna yang berhibernasi di musim dingin dengan menurunkan kecepatan metabolisme, sementara waktu ekonomi dapat diturunkan aktivitasnya untuk tujuan darurat kesehatan. Namun, kondisi ini tidak dapat terlalu lama tanpa menimbulkan kerusakan pada rantai konsumsi, produksi, distribusi, dan memperoleh pendapatan.

Satu kenyataan, ekonomi akan hidup berdampingan dengan virus korona jenis baru untuk beberapa waktu mendatang. Konsekuensinya, perilaku ekonomi harus menyatu dengan usaha-usaha meredam penularan. Bagi pemerintah dan masyarakat, menjaga jarak dan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kebiasaan normal baru yang akan menjadi norma baru. (hjtp)

 

Sumber: Harian Kompas. Edisi: Selasa, 5 Mei 2020. Kolom Analisis Ekonomi. Halaman 1 bersambung ke-15.