Ari Kuncoro, di Metro TV: Evaluasi Kinerja 1 Tahun Sektor Ekonomi Jokowi-Ma’ruf

0

Ari Kuncoro, di Metro TV: Evaluasi Kinerja 1 Tahun Sektor Ekonomi Jokowi-Ma’ruf

Hana Fajria ~ Humas FEB UI

JAKARTA – Melalui rapat paripurna, DPR mengesahkan rancangan UU Omnibus Law cipta kerja menjadi undang-undang. Di tengah banyak penolakan, UU ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian bangsa, terutama di saat pandemi Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani, Ekonom sekaligus Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, memberikan evaluasi terhadap kinerja sektor ekonomi Jokowi-Ma’ruf. Evaluasi kinerja 1 tahun sektor ekonomi Jokowi-Ma’ruf yang menjadi sorotan publik ialah Undang-undang Omnibus Law cipta kerja.

Tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan akibat Covid 19 mencapai 2,1 juta, baik dari yang separoh kehilangan pendapatan hingga yang benar-benar kehilangan penghasilan, tapi belum di-phk. Bila dihitung dengan yang kehilangan pekerjaan atau kehilangan pendapatan termasuk yang di-phk sekitar 9juta orang.   Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan, pemerintah memberikan bantuan untuk tenaga pekerja di tengah pandemi ini, seperti menyiapkan pelatihan vokasi dan insentif (subsidi gaji) selama 4 bulan. Yang masih bekerja, peserta BPJS ketenagakerjaan yang berkurang pendapatannya diberikan subsidi gaji atau upah hingga Desember. Pemerintah juga melakukan refocusing dari program-program vokasi menjadi program padat karya produktif, padat karya infra struktur, pelatihan kewirausahaan.

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani berpendapat UU Cipta kerja dibuat untuk melindungi pekerja sektor formal maupun nonformal. Pekerja formal ada 25 juta orang, dan informal ada 75 juta orang. Sementara penyerapan lapangan kerja formal semakin kecil. Pemerintah harus hadir untuk membantu pekerja informal terutama kalau tidak mau kehilangan momentum bonus demografi.

Dalam menjawab tentang efektifitas dana  Pemulihan Ekonomi Nasional, Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro mengatakan, “Pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia dibanding kita, kita masih lebih baik dengan – 5,32%. Itu tidak mungkin terjadi kalau tidak ada stimulus. Di Eropa Amerika ada juga stimulus, tapi karena  sangat ketat penggunaannya, maka nilai stimulus itu tidak menghasilkan banyak pada aru melingkar perekonomian.”

Lanjut Ari, Di sini, stimulus itu tidak hanya untuk  sisi konsumen tapi juga sisi produksi. UMKM itu  63% penyumbang PDB. UMKM  itu unik karena dia konsumen juga produsen. Dia mempertahankan sisi pasokan. Kalau ini tidak dijaga, kemampuan produksi mereka bisa hilang, sehingga  kalau terjadi pemulihan ekonomi, barang-barang yg mereka produksi akan diisi oleh barang2 impor. Kita harus melihat beyond the crisis. Stimulus juga membuat ekspektasi  golongan menengah ke bawah lebih terjaga, walau belum optimal,  mereka  sudah mulai membeli barang-barang tahan lama. Justru menengah ke atas yang  masih berhati-hati. Mereka belum belanja seperti dulu, lebih banyak menabung. Stimulus perlu juga diarahkan kepada mereka, misalnya SOP untuk membuka pariwisata, untuk meningkatkan keyakinan masyarakat menengah ke atas bahwa situasi sudah normal.  Juga SOP transportasi agar mereka mau bepergian. Pemerintah harus bisa menyakinkan masyarakat untuk melakukan aktivitas pariwisata dan transportasi. Maka di sinilah  stimulus bisa mempercepat pemulihan ekonomi “kata Ari Kuncoro, pada acara Prime Talk di Metro TV ‘Evaluasi Kinerja 1 Tahun Sektor Ekonomi Jokowi-Ma’ruf’, Jumat (16/10/2020).

Prof. Ari pun menyikapi UU cipta kerja yang dibuat, ”Current Account kita defisit  terjadi karena kita masih banyak mengimpor bahan baku, UMKM juga banyak hanya perdagangan, karena perijinan mahal dan ruwet untuk jadi industri manufaktur. Efeknya rupiah kita seperti yoyo yang fluktuatif.  UU Cipta kerja sesungguhnya adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan perekonomian, menciptakan  daya ungkit, baik untuk nilai tambah, kesempatan kerja maupun stabilisasi makro, yang berhubungan dengan neraca pembayaran. Apalagi konflik AS dan China bisa mengubah rantai pasok, sehingga negara-negara bisa beralih ke pasar domestiknya.  Pasar domestik harus diperkuat untuk berjaga-jaga apabila ada perubahan di faktor  geopolitik di dunia internasional”, tutup Ari.

Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, menutup dengan mengatakan, peluang ekonomi ke depan optimistis pada  sektor-sektor yang  tetap tumbuh, yaitu infokom, yang terkait dengan digitalisasi, seperti e-commerce, transformasi industry 4.0. Sektor digitalisasi yang dengan pandemi akselerasinya tetap tinggi.  Lalu bisnis data center. Data center diperlukan untuk tracing,  test, dan untuk keperluan vaksinasi nanti. Kemudian sektor pertanian dan perkebunan. (hjtp)

https://www.metrotvnews.com/play/b7WCOgw8-evaluasi-kinerja-satu-tahun-jokowi-amin-di-sektor-ekonomi