Ari Kuncoro di Closing Bell, CNBC Indonesia TV: Dampak Terpilihnya Presiden AS Terhadap Perekonomian Indonesia

0

Ari Kuncoro di Closing Bell, CNBC Indonesia TV: Dampak Terpilihnya Presiden AS Terhadap Perekonomian Indonesia

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (9/11/2020) Terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), disebut Rektor Universitas Indonesia sekaligus Ekonom UI, Profesor Ari Kuncoro, dapat mengurangi ketidakpastian pasar yang disebabkan oleh Donald Trump. Hal ini, dikarenakan gaya Donald Trump waktu memimpin AS sebelumnya selalu berubah-ubah dalam menerapkan kebijakan. Akibatnya, suatu perjanjian yang telah dinegosiasi oleh eselon bawah, tiba-tiba mentah lagi dan menyebabkan pasar menjadi bingung. Namun, arah kebijakan terkait AS-China masih akan sama dan tetap ada perang dagang, bedanya lebih lunak di era Joe Biden.

“Bagi perekonomian Indonesia, Bidenomics bisa mendorong stimulus likuiditas di AS yang akan mengalir ke emerging market, seperti mendorong penguatan Rupiah. Selain itu, Indonesia juga bisa memanfaatkan kondisi ini untuk meningkatkan ekspor ke AS melalui fasilitas generalized system of preferences (GSP), salah satunya ekspor produk padat karya terkait produk alat kesehatan. Peluang kita menjadi pasar baru dengan GSP yang diberikan akan menimbulkan kemitraan timbal balik, berupa AS membeli produk Indonesia begitu pun sebaliknya,” ucap Ari Kuncoro, mengenai Dampak Terpilihnya Presiden AS Terhadap Perekonomian Indonesia, pada Senin (9/11/2020) dalam dialog Closing Bell, CNBC Indonesia TV, bersama Maria Katarina.

Di sisi lain, kondisi perekomian kita di tengah pandemi berada dalam arah perbaikan. Secara kuartal per kuartal dari Q2-2020 ke Q3-2020 telah mengalami pertumbuhan 5,05%, sehingga untuk mendorong recovery ekonomi ini, PR besar berada pada Q4-2020. Hal utama yang harus dilakukan adalah penanganan Covid-19, untuk mendorong keyakinan masyarakat dalam beraktivitas normal terutama konsumsi, dengan menerapkan kedisiplinan protokol kesehatan sembari menunggu adanya vaksin.

“Kuncinya ada di triwulan IV-2020, bahwa pemulihan ekonomi tidak perlu dikebut.  Kita pikirkan pertumbuhan 0% atau positif kecil sudah cukup. Efeknya nanti terjadi pada Q-1 dan Q-2 tahun 2021, dengan prediksi kita akan menikmati pertumbuhan di angka 2% – 4%. Situasi seperti sekarang ini, kita harapkan pertumbuhan ‘V’ yang tidak terlalu tajam, namun yang terpenting ada continous improvement. Sementara itu, terpilihnya Joe Biden yang berasal dari partai Demokrat dengan mempunyai agenda sosial, seperti kesehatan dan perjanjian iklim Paris, bisa meningkatkan pertumbuhan kita triwulan IV-2020 maupun triwulan lainnya di 2021, untuk memulihkan perekonomian kembali pasca pandemi,” demikian Ari menutup dialognya. (hjtp)