GNAM Week Day 2: Hadirkan Sesi Menarik Bersama HAUS!, PT RAPP, APRIL Group, dan DIDIQ

0

GNAM Week Day 2: Hadirkan Sesi Menarik Bersama HAUS!, PT RAPP, APRIL Group, dan DIDIQ

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (16/3/2021) Hari Kedua Global Network Week atau Global Network for Advanced Management (GNAM) yang bertemakan Innovation in the Pandemic Age: Lessons from Businesses that Successfully Grow” diisi dengan tiga sesi menarik dari berbagai latar belakang pembicara, tentang bisnis makanan dan minuman, keberlangsungan hutan dan teknologi pendidikan, pada Selasa (16/3/2021).

Session 1:  Pivotal Strategy for Growth during the Pandemic, Lessons Learned from Food and Beverage Brands

Gufron Syarif, CEO HAUS!, menyampaikan bahwa PT Inspirasi Bisnis Nusantara atau disebut HAUS! didirikan pada 2018, merupakan sebuah perusahaan industri food and beverage.  Produknya berupa minuman kekinian dengan konsep grab and go, dengan target segmentasi pasar menengah dan rendah. Saat ini, HAUS! mengoperasikan 103 toko yang tersebar di seluruh Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Bandung.

Di saat pandemi, pelaku usaha perlu berinovasi agar tumbuh dan menjaga keberlanjutan bisnis. “Seperti yang dilakukan HAUS! dengan meluncurkan produk baru sebagai upaya untuk tetap berkiprah dan memikat pelanggan. Harga produk yang dipatok pun lebih terjangkau oleh masyarakat, dengan fokus pasar di perumahan padat penduduk, serta daerah pinggiran kota, sementara merek lain kesulitan untuk eksis di lokasi tersebut. Dalam berkomunikasi dengan pelanggan, kami menggunakan bahasa komunikasi gaya milenial, sehingga pelanggan menganggap kami sebagai teman mereka daripada perusahaan yang menjual produk. Selain itu, kami juga berkolaborasi dan melibatkan para komunitas. Hal ini dilakukan agar tidak kehilangan pasar di Indonesia,” ucap Gufron sebagai pembicara GNAM Week Day 2, sesi 1 dengan moderator Arviansyah, Ph.D., yang merupakan Dosen FEB UI.

Session 2: Evidence-based Sustainability Commitment in Forestry Business Amidst Pandemic: Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Case

Pada sesi kedua ini, pemaparan materi disampaikan oleh dua pembicara, yaitu Sihol P. Aritonang, President Director  PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP) dan Triana Krisandini, Assistant Director of Sustainability at APRIL Group dengan moderator Arviansyah, Ph.D.

Sihol P. Aritonang, sebagai pembicara pertama, menjelaskan bahwa PT RAPP, unit bisnis APRIL Group, beroperasi di Riau, dengan filosofi bisnis 5C; bahwa kegiatan operasionalnya harus baik untuk Masyarakat (Community), Negara (Country), Iklim (Climate), Pelanggan (customers), dengan demikian akan baik pula bagi Perusahaan (Company).

“Saat ini, sudah ada 1.000.000 hektar wilayah konsesi kehutanan berizin pemerintah dengan kapasitas pulp 2.800.000 ton per tahun. Hal ini membuat PT. RAPP dinobatkan sebagai salah satu pabrik kertas halus tercepat di dunia, dengan kapasitas kertas 1.150.000 ton per tahun dan didukung oleh fasilitas research and development (R&D) yang canggih serta 160 tenaga sains profesional,” kata Sihol.

Triana Krisandini, sebagai pembicara kedua, melanjutkan bahwa APRIL 2030 merupakan komitmen berkelanjutan transformatif, berisi serangkaian aksi nyata yang berkontribusi positif terhadap iklim, alam dan pengembangan masyarakat dalam 10 tahun ke depan. Fokus komitmen adalah mencapai nol emisi karbon bersih dari penggunaan lahan serta mengurangi intensitas emisi karbon produk sebesar 25%, dan juga memastikan tidak ada kawasan lindung yang hilang (zero net loss), sekaligus mencapai hasil yang terukur untuk keanekaragaman hayati serta ekosistem di kawasan restorasi dan konservasi.

APRIL 2030, terang Triana, juga akan mendorong kemajuan inklusif untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan/SDGs di Indonesia melalui serangkaian inisiatif, di antaranya komitmen untuk konservasi dan restorasi hutan, mendukung perlindungan satwa liar dari penangkapan ilegal, peningkatan investasi di alam, pusat sains lahan gambut tropis, panel surya 20 megawatt pada tahun 2025, dan penetapan target berbasis sains.

Session 3: Learning from Startup: Indonesian Ed Tech during CoViD-19 and Beyond

Grace Citra Dewi, Co-Founder and Chief Operating Officer, memaparkan bahwa selama pandemi Covid-19 berbagai sektor terkena dampak khususnya sektor pendidikan. Hal ini membuat, aktivitas belajar-mengajar harus dilakukan tanpa tatap muka dan beralih ke online. Sementara, guru dan siswa di berbagai daerah di Indonesia khususnya pelosok mengalami keterbasan ruang dalam berkomunikasi terkait pelajaran. Berupaya mengatasi permasalahan tersebut, aplikasi DIDIQ hadir menjembatani dengan menyediakan platform interaksi dua arah antara guru dan siswa di mana pun mereka berada di seluruh Indonesia. Kapan pun siswa memerlukan bantuan dalam pelajaran, akses ke guru berkualitas sangat mudah dilakukan.

Melalui DIDIQ,  siswa di pelosok daerah bisa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dari guru yang berkualitas. Harganya pun begitu terjangkau, hanya Rp 5.000 (lima ribu) per satu pertanyaan, DIDIQ juga ingin berperan dalam membantu siswa kurang mampu namun memiliki tekad yang kuat untuk belajar.

“Di saat yang sama, DIDIQ tidak hanya memberikan wadah untuk pengabdian guru, namun juga memberikan manfaat finansial demi meningkatkan kesejahteraan guru. Selain itu, sebagian dari dana operasional akan disisihkan untuk dikelola dan diberikan sebagai subsidi kepada guru dan siswa di daerah pedalaman untuk dibelikan peralatan dan pulsa. Ini sebagai upaya mengurangi kesenjangan antara kota besar dan kota kecil,” demikian Grace menutup presentasinya sebagai pembicara GNAM Week Day 2, sesi 3 dengan moderator Ririen Setiati Riyanti, Ph.D. (hjtp)

 

Berita juga dimuat di media massa:

https://koran-jakarta.com/ceo-haus-pentingnya-inovasi-saat-pandemi

 

Session 1

Session 2

Session 3