Kuliah Perdana MEKK FEB UI Semester Gasal 2021/2022: Statistik Kebencanaan

0

Kuliah Perdana MEKK FEB UI Semester Gasal 2021/2022: Statistik Kebencanaan

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (28/8/2021) Dr. Margo Yuwono (Kepala Badan Pusat Statistik) menjadi pemateri dalam Kuliah Perdana Program Studi Magister Ekonomi Kependudukan dan Ketenagakerjaan (MEKK) FEB UI Semester Gasal 2021/2022. Kuliah perdana ini mengangkat topik “Statistik Kebencanaan” pada Sabtu (28/8).

Teguh Dartanto selaku Pj. Dekan FEB UI mengucapkan selamat datang pada kuliah perdana kepada para mahasiswa MEKK, “Saya melihat banyak mahasiswa yang berasal dari latar belakang yang lebih beragam. Dengan begitu, akan menjadi ruang terbuka yang sangat baik untuk saling belajar sehingga memperkaya wawasan dan pandangan akan setiap persoalan.”

 

Sejak kasus COVID-10 masuk ke Indonesia, terjadi perubahan drastis di segala aspek kehidupan, tak terkecuali pada kegiatan statistik oleh kantor statistik di seluruh dunia. Selama pandemi, Badan Pusat Statistik (BPS) harus menangani keterbatasan interaksi, mobilitas, anggaran, pengadaan, petugas, aktivitas usaha, dan lain sebagainya

     

Margo mengungkapkan, “Pandemi COVID-19 berdampak signifikan terhadap rantai nilai kegiatan statistik. Dalam sisi penyediaan data, terjadi keterbatasan sumber daya manusia, infrastruktur teknologi informasi, anggaran, dan koordinasi. Sementara dalam sisi kebutuhan data, penanganan krisis semakin membutuhkan data ad hoc dan data administrasi.”

Aspek tersebut tentu berkontribusi memberikan tekanan bagi sistem statistik nasional. Oleh karenanya, kantor statistik perlu beradaptasi dan bertransformasi, mulai dari ensuring continuity, menyesuaikan dan menguatkan proses bisnis untuk memastikan ketersediaan data statistik berkualitas; data solutions, menanggapi penyediaan data statistik pada kondisi darurat secara cepat, meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan data statistik dalam pengambilan kebijakan; hingga managing workflow, menyesuaikan budaya dan ekosistem kerja terhadap kondisi pandemi dan disrupsi teknologi.

Selain itu, BPS pun giat menerapkan perubahan kegiatan lainnya, seperti efisiensi anggaran pemerintah, adaptasi proses bisnis kegiatan statistik, optimalisasi penggunaan teknologi, dan implementasi flexy work atau work from home.

Menurut Margo, BPS menerapkan beberapa hal untuk adaptasi kegiatan statistik. Pertama, mengoptimalkan pengumpulan sampel panel dengan mengurangi durasi pencacahan dan pertemuan tatap muka. Kedua, mendayagunakan pengumpulan data dengan menggabungkan kuesioner terdahulu, menggunakan model statistik, dan mengurangi durasi wawancara tatap muka. Ketiga, meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam moda pengumpulan data.

Margo mengatakan, “Kasus COVID-19 seolah memberikan sinyal kuat bagi insan statistik di BPS untuk melakukan terobosan, misalnya memanfaatkan big data untuk statistik resmi atau official statistics. BPS sendiri sudah mulai menggunakannya sejak 2016 lalu.”

“Dalam pengelolaannya, BPS mengolah beberapa big data berupa media sosial, berita, mobilitas penduduk, lokapasar, lingkungan, lowongan kerja, penerbangan, pemesanan akomodasi daring, citra satelit, dan data ponsel. Kami menggunakan big data tersebut untuk melengkapi informasi statistik resmi dan menghasilkan statistik resmi,” sambungnya.

Terbukti, BPS mampu merampungkan seluruh kegiatan dan mencapai target sesuai jadwal, baik kegiatan survei rutin maupun kegiatan prioritas nasional lainnya. Di masa pandemi, BPS tetap menepati komitmennya menyediakan indikator strategis berupa rilis tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi, kemiskinan dan ketimpangan, pengangguran, perdagangan internasional, pariwisata dan transportasi, nilai tukar petani, dan lainnya. Semua rilis tersedia dalam jangka waktu bulanan, semesteran, atau triwulanan.