Mahasiswa S-1 Akuntansi FEB UI Angkatan 2019 Raih Dua Juara dalam Deloitte Tax Challenge 2022 

0

Mahasiswa S-1 Akuntansi FEB UI Angkatan 2019 Raih Dua Juara dalam Deloitte Tax Challenge 2022 

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (2/2/2022) Mahasiswa S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia angkatan 2019 berhasil memperoleh dua penghargaan dalam ajang Deloitte Tax Challenge 2022 dengan penyelenggara Deloitte Indonesia. Tim Viridis meraih Juara 1  (Champion) dan Tim DJPM memperoleh Best Video. Pengumuman pemenang dilakukan secara online melalui Zoom, pada Rabu (2/2).

Deloitte Tax Challenge (DTC) 2022 merupakan ajang kompetisi tingkat nasional bagi para mahasiswa perguruan tinggi seluruh Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang mendalam dan komprehensif, memperkaya pengetahuan di bidang perpajakan internasional, dan mengembangkan public speaking dalam berpresentasi. Syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti DTC 2022 berupa mahasiswa harus membuat tim berisikan 4 anggota dari universitas yang sama dan berasal dari program studi akuntansi, perpajakan, bisnis, ekonomi, keuangan di semester 5 hingga 8. Selain itu, masing-masing anggota wajib melampirkan CV beserta transkrip nilai. Persyaratan lainnya, anggota disarankan memiliki kemampuan berbahasa inggris dalam menulis maupun presentasi, karena seluruh perlombaan dilakukan dengan Bahasa Inggris.

Tim peserta DTC 2022 pada tahap Preliminary Round, terdapat 16 tim yang berhasil lolos, seperti 5 tim perwakilan dari UI, serta 1 tim perwakilan dari setiap universitas lainnya (Atma Jaya, Universitas Sampoerna, UBAYA, UNPAD, Universitas Kristen Petra, Universitas Bunda Mulia, PKN STAN, Universitas Airlangga, UGM, Binus, dan Trisakti). Kemudian, peserta disaring untuk bersaing di Final Round dan hanya 5 tim terbaik yang dapat lanjut ke tahap ini, yakni 2 tim perwakilan dari FEB UI (Tim Viridis dan DJPM) dan masing-masing 1 tim mewakili UGM, Universitas Surabaya, dan Atma Jaya.

Penghargaan pertama diraih oleh Tim Viridis terdiri dari Arinda Dara Ninggar, Gabriel Fiorentino Setiadin, Irene Rosari Narindraningtyas, dan Muhammad Netado Sanrego yang dinobatkan sebagai Juara 1 (Champion)Tim ini bisa meraih juara tersebut karena mampu memecahkan suatu kasus untuk dipresentasikan mengenai perpajakan internasional yang berfokus pada thin capitalization, transfer pricing, Country by Country Reporting (CbCR), value chain analysis, dan penggunaan DEMPE (Development, Enhancement, Maintenance, Protection, Exploitation) untuk aset tidak berwujud. Data yang disajikan untuk presentasi tersebut berasal dari beragam sumber, diantaranya Publikasi Deloitte, OECD, UN, DDTC, Peraturan Kemenkeu atau Diretorat Jenderal Pajak, dan artikel-artikel yang ditulis oleh berbagai Kantor Akuntan Publik (KAP).

Arinda Dara Ninggar, menuturkan “Secara garis besar, sikap yang selalu menguatkan tim kami yaitu percaya diri, pantang menyerah, dan tanggung jawab. Walaupun tim kami merasa belum memiliki pemahaman yang mendalam terkait materi pada perlombaan ini, tetapi kami dalam memahami konsep dan real case dari materi tersebut dengan 3 sikap tersebut. Alhasil, Tim Viridis berhasil sebagai Juara 1.”

Gabriel Fiorentino Setiadin, menyampaikan “Tantangan terbesar selama berkompetisi adalah tim kami harus mempelajari materi mata kuliah yang belum diambil mengenai pajak internasional karena kami baru mempelajari pajak Indonesia saja. Tentunya, Tim Viridis sangat bersyukur atas kemenangan luar biasa ini. Mengingat, beberapa kali kami mengalami kesulitan dalam mempelajari materi dan mengerjakan kasus pajak, tetapi kami tetap berusaha melakukannya.m Maka, hal ini menjadi pengalaman sangat memorable dan penuh pembelajaran bagi tim kami.”

Irene Rosari Narindraningtyas melanjutkan bahwa selama berkompetisi, kami mendapatkan banyak pembelajaran tidak hanya hard skill, namun juga soft skill. Melalui kompetisi ini, kami bisa mendapatkan pengetahuan mempuni mengenai pajak internasional, problem solving, public speaking, serta kemampuan percaya diri dalam meyakinkan juri terhadap jawaban yang diberikan. Selain itu, saat pertama kali memilih untuk mengikuti kompetisi, kami tidak mengharapkan untuk menjadi juara pertama karena kami selalu berfikir untuk melakukan yang terbaik saja dan menerima apapun hasilnya nanti. Namun, ketika diumumkan bahwa Tim Viridis berhasil memenangkan Juara Pertama dengan title Champion, kami merasa campur aduk antara senang, kaget, dan tidak percaya. Kami percaya bahwa hasil yang diterima merupakan buah atas usaha keras kami selama ini.

Muhammad Netado Sanrego menambahkan bahwa selama mengikuti kompetisi ini, tim kami mendapat dukungan ilmu dari alumni FEB UI, Ainun Nisa Fitri. Meskipun ia sudah bekerja, tetapi masih mau menyempatkan waktunya untuk mengajari kami seputar perpajakan internasional. Ke depannya, tim kami berencana untuk bisa mengajar ataupun memberikan dukungan kepada tim dari FEB UI yang nantinya akan berlomba di DTC tahun selanjutnya.

Penghargaan kedua diraih oleh Tim DJPM terdiri dari Joeylin, Kenzo Jovin Princen Lee, Muhammad Fauzan Athallah, Ni Putu Ayu Kartika Diva Putri yang dinobatkan sebagai Best Video. Tim ini bisa meraih penghargaan tersebut karena menganalisis sebuah case tentang pajak internasional dan mempresentasikan ke para juri mengenai solusi yang kami hasilkan. Selain itu, tim tersebut membuat video mengenai dampak dari Carbon Tax Policy terhadap Indonesia sesuai dengan tema DTC 2022. Data yang diperoleh berasal dari research beberapa publikasi online dan sumber sumber relevan seperti OECD dan UNFCCC.

Joeylin menjelaskan timnya bisa memenangkan posisi Best Video, karena selalu berusaha untuk memahami latar belakang dari setiap argumen dan keputusan perpajakan yang ada. Tentunya, sikap tim kami tidak mudah merasa puas dan mau terus belajar agar mendorong untuk terus berkembang dan memperbaiki kekurangan kami selama melakukan persiapan lomba.

Kenzo Jovin Princen Lee menceritakan bahwa pelajaran yang paling mendukung selama kompetisi ini ialah koordinasi dan kerjasama antar tim, karena materi yang dilombakan di DTC 2022 cukup luas. Maka dari itu, tim kami saling bekerjasama dan berkoordinasi untuk menentukan materi yang harus dominan dikuasai. Komitmen juga sangat dibutuhkan, karena proses persiapan lomba ini cukup lama dan tim kami sepakat untuk belajar bersama setiap harinya. “Tentunya, tim kami senang atas raihan yang diperoleh ini. Akan tetapi, kami merasa semakin termotivasi untuk berperforma lebih baik lagi ke depannya agar mendapatkan hasil jauh lebih baik,” jelas Kenzo.

Muhammad Fauzan Athallah, menuturkan “Kami belum memiliki pengetahuan mendalam terhadap perpajakan internasional yang menjadikan hal ini sebagai tantangan terbesar. Oleh karenanya, pendalaman materi, diskusi, dan latihan yang ekstensif dilakukan untuk mengejar dan memahami materi perpajakan Internasional. Kemenangan ini merupakan langkah awal dari Tim DJPM untuk terus berusaha mencapai target jauh lebih besar nantinya.”

Ni Putu Ayu Kartika Diva Putri, menyambungkan “Pesaing yang cukup challenging bagi kami adalah tim peserta yang sudah memperoleh mata kuliah pajak internasional dan sudah memiliki banyak jam terbang dalam mengikuti perlombaan. Tim kami mendapat support system dari beberapa senior di FEB UI yang memang pernah memenangkan ajang ini, kemudian Dosen Departemen Akuntansi FEB UI, Christine Tjen, S.E., Ak., M.Int.Tax, CA., yang bersedia mengajarkan beberapa materi yang belum paham, serta tentunya teman-teman dan keluarga kami masing-masing.”