Universitas Indonesia Kukuhkan 2 Guru Besar Tetap FEB UI

Universitas Indonesia Kukuhkan 2 Guru Besar Tetap FEB UI

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (26/3/2021) Universitas Indonesia kembali kukuhkan Guru Besar Tetap FEB UI, yakni Prof. Ir. Ruslan Prijadi (Dosen Departemen Manajemen FEB UI) dan Prof. Dr. Sylvia Veronica Nalurita Purnama Siregar, S.E. (Dosen Departemen Akuntansi FEB UI), pada Sabtu (26/3). Pengukuhan terselenggara secara hybrid, di Ruang Soeria Atmadja, Gedung Dekanat, Kampus FEB UI Depok, dan melalui siaran langsung YouTube FEB UI. 

Strategi ke Luar Batas-batas Perusahaan dalam Ekosistem Berbasis Digital 

Prof. Ruslan memaparkan orasi ilmiahnya tentang dampak disrupsi teknologi digital dalam memengaruhi pelaku bisnis petahana (perusahaan besar, perbankan, dan UMKM).  Perkembangan teknologi digital telah mengubah lingkungan persaingan secara drastis yang mungkin ‘mengganggu’ pelaku bisnis di dalam ekosistem. 

Menurut Ruslan, pelaku bisnis harus membangun strategi yang menembus batas-batas perusahaan. Beradaptasi, tetapi tetap unggul dari pesaing. Ia membagikan beberapa strategi bagi pelaku bisnis agar selamat dari hantaman perubahan teknologi hingga meningkatkan daya saing.

Pertama, strategi perusahaan. Perusahaan harus menyelaraskan bisnis dengan sumber daya internal maupun eksternal dan menciptakan kekuatan baru untuk memindai peluang dalam ekosistem. Bisa pula bekerja sama dengan perusahaan lain, ‘simbiose mutualistis’ dengan semua jaringan. Petahana sebaiknya mengadopsi strategi non-market, pendekatan ke regulator agar memberlakukan aturan yang ‘melindungi’ petahana. Dengan begitu, strategi perusahaan akan lebih kompleks.

Ia melanjutkan, “Kedua, strategi perbankan. Gempuran bank digital (fintech) membuat bank petahana harus bertransformasi. Meski fintech tak sepenuhnya mengganti peran perbankan, penguasaan teknologi untuk memberi akses (inklusi) keuangan merupakan ciri kemampuan bank bersaing di era digital. Selain itu, inovasi penawaran layanan non-bank menjadi kunci keberhasilan bank beserta jaringannya. Bank harus lebih peka pada kebutuhan nasabah yang unik.”

“Ketiga, strategi usaha kecil dan mikro UKM pun menghadapi tantangan akibat teknologi digital. Mereka harus mampu memanfaatkan keberadaan teknologi untuk mengembangkan usahanya. Namun umumnya, UKM belum terampil menggunakan teknologi. Karenanya, kita butuh pemberdayaan UKM untuk mendorong pemanfaatan teknologi digital,” imbuhnya.

Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Pelaporan Korporat dan Pencapaian SDGs

Sementara Prof. Sylvia membahas topik yang sangat relevan dengan situasi saat ini. Adanya pandemi COVID-19 dengan berbagai tindakan pencegahan oleh pemerintah dan pihak lain menimbulkan disrupsi operasi bisnis di banyak perusahaan. Kondisi ini berimplikasi signifikan terhadap pelaporan korporat, yakni laporan keuangan dan laporan keberlanjutan, dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).

Ia menekankan, “Tingginya ketidakpastian dalam periode pandemi menimbulkan tantangan dalam menghitung penurunan nilai aset dalam laporan keuangan entitas. Perusahaan perlu meningkatkan transparansi dalam hal mengungkapkan pengaruh pandemi terhadap kinerja, keuangan, dan arus kas perusahaan. Intinya, harus ada perubahan strategi dan target untuk memitigasi dampak tersebut.”

Isu lain terkait pandemi COVID-19 adalah terhambatnya pencapaian target SDGs. Pada dasarnya, SDGs diadopsi oleh The United Nations pada 2015, semua negara anggotanya, termasuk Indonesia, telah sepakat untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi lingkungan, dan mengurangi kesenjangan. Pandemi menunjukkan semakin pentingnya berperilaku yang mengedepankan aspek keberlanjutan.

Prof. Sylvia mengatakan bahwa perusahaan masih sangat memerhatikan isu keberlanjutan. “Pelaporan keberlanjutan berperan penting sebagai media komunikasi perusahaan kepada pihak eksternal untuk menginformasikan upaya perusahaan demi kepentingan para stakeholder selama periode pandemi. Selain itu, rencana pemulihan dari dampak tersebut.”

“Tak kalah penting, akuntan pun berperan penting dalam pelaporan korporat untuk mendukung pencapaian SDGs. Perannya dalam laporan keuangan, mengungkapkan informasi terkait isu risiko, ketidakpastian, dan keberlanjutan akibat pandemi serta memastikan informasi tersebut berkualitas. Lalu, peran dalam laporan keberlanjutan, mengukur aspek keberlanjutan, melaporkan, dan melakukan asurans. Akuntan memiliki peranan dalam membantu perusahaan memasukkan pertimbangan keberlanjutan dalam strategi perusahaan,” ujarnya menutup orasi.

Akhir kata, kedua Guru Besar FEB UI mengutarakan rasa terima kasih tak terhingga kepada seluruh pihak yang berperan penting dalam mendukung karier dan menggelar pengukuhan tersebut dengan penuh khidmat. (mh)