Kuliah Umum MM FEB UI Hadirkan Wakil Menteri BUMN, “Peran Leadership untuk Penyelamatan Perusahaan Sakit dan Meningkatkan Perusahaan Sehat Menjadi Pemain Global”

Kuliah Umum MM FEB UI Hadirkan Wakil Menteri BUMN, “Peran Leadership untuk Penyelamatan Perusahaan Sakit dan Meningkatkan Perusahaan Sehat Menjadi Pemain Global”

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (2/9/2022) Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, Kartika Wirjoatmodjo menjadi narasumber dalam Kuliah Umum Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (MM FEB UI), bertajuk “Peran Leadership Dalam Upaya Penyelamatan Perusahaan Sakit dan Meningkatkan Perusahaan Sehat Menjadi Pemain Global” dengan moderator Ketua Program Studi MM FEB UI, Prof. Rofikoh Rokhim, Ph.D., yang berlangsung di Auditorium MM, pada Jumat (2/9).

Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan bahwa berdasarkan mandat pendiriannya, BUMN memiliki dua peran utama yaitu sebagai value creator (terus mengupayakan pertumbuhan bisnis dengan tetap memperhatikan mitigasi risiko), dan agent of development (mendukung tercapainya kesejahteraan masyarakat dan menjadi agen perintis).

Untuk mengoptimalkan peran BUMN, Kementerian BUMN telah memulai the new era of the ministry of SOE dengan menerapkan 5 strategi prioritas, yakni (1) peningkatan nilai untuk ekonomi dan sosial Indoensia, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, pengembangan talenta; (2) pengembangan human capital dengan menerapkan program upskilling and reskilling; (3) mendorong peningkatan penyediaan lapangan kerja melalui program BUMN; (4) 10% direksi milenial dan 25% direksi wanita di tahun 2023; (5) program magang dan beasiswa BUMN. Selain itu, 88 proyek strategis bertujuan untuk inisiatif strategis dalam rangka penambahan nilai, penyehatan ataupun penyelamatan.

Di satu sisi, upaya penyelamatan perusahaan sakit dan meningkatkan perusahaan sehat seperti kasus asuransi Jiwasraya, dengan melakukan program restrukturisasi untuk menyelamatkan seluruh polis nasabah asuransi Jiwasraya. “Upaya ini dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah dalam mengimplementasikan keputusan bersama yang disepakati Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), otoritas dan lembaga terkait. Sejak pertengahan 2018 sampai 2020, Jiwasraya telah menghentikan penjualan produk-produk yang merugi dan meningkatkan kualitas manajemen risiko perusahaan dengan menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan fairness. Restrukturisasi Jiwasraya pun telah memiliki dan menggunakan standarisasi penempatan portofolio investasi yang ideal dan sesuai dengan aturan,” ungkap Kartika.

Dari kasus tersebut, BUMN membentuk holding asuransi dan penjaminan untuk melakukan alignment fokus bisnis (membangun kompetensi dan penyelamatan menghindari persaingan usaha tidak sehat), melakukan standarisasi manajemen resiko dan investasi yang prudent serta pengawasan sustainability & profitability produk, memberikan bargaining power lebih tinggi dalam negosiasi, restrukturisasi, aksi korporasi, meningkatkan standar kualitas SDM dengan rekrutmen dan pelatihan.

Menurut Kartika, karakter yang perlu dimiliki seorang leadership untuk menyelamatkan perusahaan sakit dan meningkatkan perusahaan sehat, yaitu (1) leadership competency: kemampuan untuk memimpin organisasi dengan menetapkan visi dan mobilisasi organisasi untuk masa mendatang; (2) managerial competency: kemampuan untuk me-manage tugas dan tanggung jawab secara efektif; (3) people competency: kemampuan untuk memimpin, me-manage dan mengembangkan skill, pengetahuan, motivasi, values dan emotion yang dimiliki oleh personil dan tim untuk engagement dan productivity; (4) technical competency: kemampuan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan (get the job done).