Kuliah Umum MM FEB UI bersama Dirut Garuda Indonesia: Restrukturisasi dan Transformasi Kinerja dari Perspektif Leadership di Garuda Indonesia
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
DEPOK – (5/5/2023) Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., Irfan Setiaputra menjadi narasumber dalam Kuliah Umum Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (MM FEB UI), bertajuk “Lead the survival: Melihat Fundamen Penting Restrukturisasi dan Transformasi Kinerja dari Perspektif Leadership di Garuda Indonesia” yang berlangsung di Auditorium BCA, Kampus MM FEB UI Salemba, pada Jumat (5/52023).
Kuliah Umum dimoderatori oleh Dr. Yasmine Nasution, Dosen Departemen Manajemen FEB UI dan dibuka oleh Arviansyah, Ph.D., Sekretaris Program Studi MM FEB UI.
Di dalam Kuliah Umum MM FEB UI, Irfan Setiaputra menjelaskan bahwa Garuda Indonesia kembali terbang tinggi setelah mengalami masa suram dan terancam bangkrut. Masa kelam maskapai penerbangan pelat merah tersebut tidak datang begitu saja. Sejumlah kasus fraud di masa lalu, seperti markup dan suap dalam penyewaan pesawat membuat berat beban keuangan perusahaan hingga memiliki utang.
Kondisi tersebut semakin diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang meluluhlantakkan industri penerbangan ke titik terendahnya sepanjang kiprahnya berlangsung (IATA-2021) sekaligus membuka kotak pandora kompleksitas kinerja usaha Garuda Indonesia. Pendapatan usaha Garuda Indonesia jatuh signifikan dengan tekanan beban usaha yang berdampak sistemik terhadap kondisi likuiditas dan solvabilitas kinerja usaha.
Menurut Irfan, demi tetap bertahan hidup, berbagai upaya Garuda Indonesia saat itu dilakukan seperti harus menunda & memotong gaji karyawan hingga melakukan program pensiun dini sangat selektif sesuai kemampuan serba terbatas. Faktanya, upaya tersebut tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah. Garuda Indonesia harus tetap membayar utang, di tengah pemasukan yang tidak pasti. Apalagi, Garuda Indonesia sudah mulai menghadapi gugatan Penundaan Kewajiban dan Pembayaran Utang (PKPU) dari krediturnya.
Seiring berjalannya waktu, Garuda Indonesia di bawah kepemimpinan Irfan Setiaputra, sebagai Direktur Utama yang baru, menemukan secercah harapan dan mulai bangkit melalui restrukturisasi utang yaitu 50 persen penurunan nilai hutang dari sebelumnya US$ 10,1 miliar menjadi US$ 5,1 miliar.
Irfan menambahkan, total revenue meningkat pasca selesainya PKPU yang dikontribusi dari peningkatan total revenue reguler, khususnya pendapatan penumpang yang naik seiring dengan pelonggaran persyaratan penerbangan. Hal ini menunjukkan total revenue tahun 2022 sebesar US$1,3 miliar (GA Only) meningkat 57% dibandingkan tahun 2021 sebesar US$ 783 juta.
“Saya beserta jajaran manajemen lainnya dalam mengatasi permasalahan Garuda Indonesia dengan memfokuskan pada kapabilitas untuk menghasilkan solusi bahkan di situasi tersulit pun, di antaranya tidak mengeluh & berpikir positif, tidak menyalahkan, dan bersikap ceria & bahagia,” ungkap Irfan di akhir pemaparan materinya.