Budi Frensidy: Menengok Statistik Kekayaan Global

Menengok Statistik Kekayaan Global

Oleh: Prof. Dr. Budi Frensidy – Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal FEB UI

 

KONTAN – ( 25/9/2023) Banyak temuan menarik tentang kekayaan dunia, rata-rata, dan distribusinya dalam Global Wealth Report 2023 Credit Suisse yang dipublikasikan bulan lalu. Saat ini di dunia ada 59,4 juta orang yang memiliki kekayaan bersih minimal 1 juta dolar AS. Top 1,1% terkaya dunia ini menguasai 45,8% kekayaan global. Total kekayaan 5,4 miliar orang dewasa seantero jagat setahun terakhir ternyata turun 2 persen dari US$463,6 triliun menjadi US$454,4 triliun.

Searah dengan penurunan ini, mean kekayaan yang tahun lalu US$87.489 terpangkas menjadi US$84.718 yang terdiri atas harta finansial US$48.903, non-finansial US$46.815, dan utang US$11.000. Namun, median kekayaan meningkat dari US$8.360 menjadi US$8.654. Ini berita menggembirakan.

Sebagai ukuran utama untuk rata-rata, mean mengandung kelemahan. Mean dipengaruhi nilai ekstrem sehingga kita memerlukan ukuran lain rata-rata yaitu median yang memisahkan 50 persen terbawah dengan 50 persen teratas. Median tidak terpengaruh outliers.

Untuk ukuran distribusi kekayaan, riset Credit Suisse ini menggunakan rasio median terhadap mean. Meningkatnya rasio ini mengindikasikan ketimpangan semakin berkurang. Jika pada 2001, median hanya 5% dari mean kekayaan, tahun lalu angkanya naik menjadi 9,6% dan berlanjut di tahun ini dengan rasio 10,2%. Kekayaan maksimum dari separuh orang termiskin dunia atau median kekayaan yang di 2001 hanya US$1.582, tahun lalu menjadi US$8.360 dan 2023 naik lagi menjadi US$8.654.

Indonesia sendiri di tahun 2001 mempunyai mean kekayaan US$2.894 yang terbagi dalam finansial US$656, non-finansial US$2.320, dan utang US$82 dengan median US$697. Semua rasio ini melesat menjadi US$17.457 (finansial US$6.968, non-finansial US$11.579, dan utang US$1.090) dengan median US$4.819 di tahun ini. Pemerataan juga membaik dengan rasio median/mean yang naik dari 24,1% ke 27,6%.

Laporan ini juga menunjukkan distribusi kekayaan global yang tidak merata. Amerika Serikat (AS) dan Kanada menguasai tepat sepertiga dengan kekayaan US$151.170 triliun, diikuti benua Eropa dengan US$104.410 triliun (23%). China dan Asia-Pasifik (di luar China dan India) di urutan berikutnya, masing-masing dengan US$84.485 triliun dan US$77.974 triliun. Kemudian ada India dengan US$15.365 triliun (3,4%) dan Amerika Latin yang memiliki US$15.071 triliun (3,3%). Sementara benua Afrika di paling bawah hanya kebagian 1,3% atau US$5.909 triliun.

Lima Negara Terkaya

Dilihat dari total kekayaan, lima negara terkaya adalah AS (US$139.866 triliun), China (US$84.485 triliun), Jepang (US$22.582 triliun), Jerman (US$17.426 triliun), dan Inggris (US$15,972 triliun). Lima negara dengan jumlah jutawan atau high net worth individual (HNWI) terbanyak adalah AS (22,7 juta), China (6,2 juta), Perancis (2,82 juta), Jepang (2,76 juta), dan Jerman (2,6 juta). Sementara untuk jumlah ultra HNWI (kekayaan bersih minimal US$50 juta), lima negara teratas adalah AS (123.873 orang), China (32.909), Jerman (9.096), India (5.482), dan Kanada (4.557 orang). Indonesia sendiri berada di nomor 20 dengan kekayaan US$3,26 triliun atau 0,7% dunia, dengan 176.757 HNWI dan 1.155 ultra HNWI.

Jika didasarkan pada rata-rata (mean) kekayaan, lima teratas menjadi Swiss (US$685.230), AS (US$551.350), Hong Kong (US$551.190), Australia (US$496.820), dan Denmark (US$409.950). Namun menurut median kekayaan, urutan menjadi Belgia (US$249.940), Australia (US$247.450), Hong Kong (US$202.410), Selandia Baru (US$193.060), dan Denmark (US$186.040).

Dari laporan tahun ini, kita membaca kekayaan minimum seseorang untuk dapat masuk ke top 1% atau 53,7 juta terkaya dunia adalah US$1.081.342. Angkanya menjadi US$292.510 dan US$137.333 untuk berada di top 5% dan top 10% dunia. Riset ini mencatat top 1% dunia menguasai sebagian besar kekayaan dunia yaitu 44,5%. Sementara top 5% dan 10% meraup hingga 69,2% dan 81% dari kekayaan global. Laporan ini juga mengungkapkan ada 160 ribu orang dan 2,4 juta orang Indonesia berada di top 1% dan 10% dunia.

Kepemilikan mereka yang kaya di atas sangat kontras dengan share 20 persen terbawah dunia yang tidak memiliki kekayaan bersih tetapi masih memiliki utang rata-rata US$168. Bahkan share separuh penduduk dunia pun hanya 0,9%. Di Indonesia kondisinya lebih baik karena penguasaan top 1%, 5%, dan 10% adalah 37,4%, 56,2%, dan 66,8% masing-masing. Sementara the bottom 20% masih memiliki 0,2% kekayaan nasional dan 50% terbawah memperoleh bagian 4,2%.

Pemerataan kekayaan dunia yang semakin baik berdasarkan rasio median terhadap mean menjadi tidak berarti ketika kita membaca porsi kepemilikan berdasarkan desil teratas hingga terbawah. Sepuluh persen termiskin dunia bukannya memiliki aset kekayaan tetapi masih mempunyai utang sehingga share-nya -0,5% dari kekayaan global. Sementara bagian sepuluh persen terbawah di Indonesia -0,1% dari kekayaan nasional.

Secara statistik, distribusi kekayaan, penghasilan, dan sumber daya ekonomi memang selalu menceng ke kanan dengan modus < median < mean. Sebagian besar penduduk memiliki kekayaan yang rendah dan demikian juga dengan mediannya. Akan tetapi ada sedikit orang yang sangat kaya yang menarik mean ke atas sehingga rata-rata menjadi jauh di atas modus atau median kekayaan.

Siapa pun mempunyai kans untuk masuk dan bergabung dalam kelompok top 1%, memiliki kekayaan bersih minimal US$1,08 juta. Menurut Hurun Global Rich List 2023, 70% dari miliarder dunia adalah self-made, dan bukan dari warisan. Selamat meraih impian Anda.

 

Sumber: Koran Kontan. Edisi: Senin, 25 September 2023. Rubrik Bursa – Wake Up Call. Halaman 3.