Sambut Ramadan 1445 Hijriah, FEB UI Gelar Silaturahmi dan Tausiyah bersama K.H. Muhammad Yusron Shidqi: Merancang Kualitas Ramadan Kita

Sambut Ramadan 1445 Hijriah, FEB UI Gelar Silaturahmi dan Tausiyah bersama K.H. Muhammad Yusron Shidqi: Merancang Kualitas Ramadan Kita

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – (6/3/2024) Menyambut datangnya bulan suci Ramadan, setiap tahunnya kita diberikan kesempatan yang luar biasa untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas keimanan, dan memperdalam hubungan kita dengan Allah SWT. Bulan yang penuh berkah ini bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, namun juga tentang memperkaya jiwa dan hati dengan kebaikan serta amal saleh.

Sebelum memasuki bulan suci Ramadan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menggelar Silaturahmi dan Tausiyah Menyambut Bulan Ramadan 1445 Hijriah bersama penceramah K.H. Muhammad Yusron Shidqi, Lc., M.A., sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam & Dosen Mata Kuliah Agama Islam UI, bertajuk “Merancang Kualitas Ramadan Kita” di Auditorium Soeria Atmadja, Gedung Dekanat FEB UI, Rabu (6/3).

Silaturahmi dan tausiyah ini sebagai silaturahmi rutin yang diselenggarakan oleh FEB UI setiap tahunnya dalam menyambut datangnya bulan suci ramadan, yang bertujuan mempererat tali silaturahmi & meningkatkan rasa kepedulian antar sesama warga FEB UI (dosen, mahasiswa, tendik, cleaning service, dan sebagainya), membangun kualitas mental rohani, dan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT atas semua nikmat yang telah diberikan. Kegiatan ini diisi oleh sambutan, tausiyah atau ceramah, doa bersama, penampilan rebana, dan ditutup dengan ramah tamah atau silaturahmi.

Dekan FEB UI Teguh Dartanto, Ph.D., mengatakan bahwa merancang kualitas ramadan kita, artinya kita dituntut untuk memandang Ramadan bukan sekadar rutinitas ibadah tahunan, tetapi sebagai kesempatan untuk melakukan introspeksi mendalam terhadap diri. Selain itu, kita harus merencanakan strategi dalam memanfaatkan setiap detik, setiap hembusan nafas, dan setiap amal kebaikan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Mari kita berkomitmen untuk meningkatkan kualitas budi pekerti kita, seperti kesabaran, keikhlasan, dan kemurahan hati. Jadikan Ramadan tahun ini sebagai ajang untuk berlomba-lomba memperbaiki akhlak dan perilaku kita sebagai manusia. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelenggaraan acara ini, semoga menjadi langkah awal yang baik dalam mempererat tali silaturahmi seluruh warga FEB UI dan meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan suci Ramadan,” tutur Teguh di akhir sambutan pembukaan.

Penceramah Muhammad Yusron Shidqi menyampaikan bahwa bulan suci ramadan bisa dijadikan momentum untuk kembali ke fitrah manusia, yang memiliki kesucian jiwa dan rohani. Ibarat manusia yang baru dilahirkan di muka bumi dalam keadaan suci & tidak memiliki dosa. Datangnya ramadan ini sebagai cerminan terhadap diri untuk kembali bersemangat dalam menjalankan ibadah termasuk berpuasa, meningkatkan ketaqwaan & keislaman kepada Allah SWT, menjauhi larangannya, peduli terhadap sesama, dan saling berbagi.

Menurut Yusron, merancang kualitas ramadan kita bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya berpuasa dengan penuh keikhlasan, mengurangi perbuatan maksiat atau keburukan, saling bermaaf-maafan, mengerjakan ibadah sunah sebagai tambahan, mampu mengendalikan diri dari berbagai keinginan hawa nafsu & emosi yang kadang tak terbendung.

Yusron melanjutkan, pada ramadan ini, kita rancang kualitas ibadah untuk kembali ke fitrah dengan sepenuh hati, sehingga menjadikan diri kita semakin bertaqwa kepada Allah SWT. Itulah kunci untuk membuat hidup kita menjadi tentram, damai, dan bertambahnya nikmat dari Allah SWT berupa kesehatan, kecukupan finansial, sukses dunia akhirat, dan lain sebagainya.

“Semoga FEB UI bisa terus konsisten menyelenggarakan kegiatan semacam ini menjelang datangnya ramadan. Saya berharap, FEB UI bisa menjadi pelopor bagi warga FEB UI dalam menyampaikan nilai-nilai islami, mengajarkan kebaikan, dan meminimalisir perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Pada dasarnya, manusia bukan sekedar intelektual tetapi harus juga memiliki jasmani & rohani serta jiwa sosial,” demikian Yusron menutup tausiyahnya.