Kuliah Tamu S-1 Manajemen Komunikasi Pemasaran Bersama Sido Muncul: Strategi Branding Jamu Modern untuk Bangun Kepercayaan Konsumen
Rifdah – Komunikasi FEB UI
Depok, 1 Desember 2025 — Program S-1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan Kuliah Tamu Komunikasi Pemasaran bersama Direktur PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Dr. (HC) Irwan Hidayat. Kuliah berlangsung di Ruang A112, Kampus FEB UI Depok, pada Senin (1/12).
Di hadapan mahasiswa, Irwan berbagi pengalaman perjalanannya merintis bisnis usaha Sido Muncul yang dimulai pada 1985. Saat itu, ia terinspirasi dari praktik industri farmasi untuk mendorong jamu yang teruji sekaligus terstandarisasi layaknya produk farmasi konvensional. Ia memilih Tolak Angin sebagai produk utama karena keluhan paling umum masyarakat Indonesia yang mencakup masuk angin, pegal linu, dan panas dalam.
Hasil uji klinis menunjukkan bahwa Tolak Angin mampu meningkatkan jumlah sel T, salah satu indikator penguatan daya tahan tubuh. Temuan itu memberikan landasan kuat untuk Irwan mengomunikasikan jamu sebagai produk yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan uji toksisitas dan uji khasiat.
Menyinggung produk unggulannya Tolak Angin, Irwan menyatakan produk ini terbukti mampu menghemat mengurangi pemakaian Paracetamol yang impor.
Baginya, produk yang baik dan berkualitas tentunya merupakan modal utama dalam memasarkan produk. Setelah keyakinan terhadap produk terbangun, langkah selanjutnya adalah keyakinan konsumen atau convince.
Dalam pandangan Irwan, peran public relations dalam berkomunikasi yang baik harus lahir dari kerja nyata yang dilandasi kejujuran. Reputasi perusahaan tidak sekadar dibangun lewat kata, tetapi melalui tindakan yang konsisten dan transparan.
Irwan juga berbagi pandangan tentang strategi pemasaran yang efektif yang tidak hanya berfokus menjual produk, tetapi membangun kepercayaan dan interaksi manusia. Oleh karena itu, perlunya branding agar mampu bersaing dan tumbuh di era industri modern, meninggalkan pendekatan lama yang hanya mengandalkan testimoni pengguna.
“Kami mulai memikirkan strategi memenangkan akal dan hati konsumen. Akalnya kami yakinkan melalui uji klinis, sedangkan hatinya kami yakinkan dengan tagline, Orang Pintar Minum Tolak Angin. Strategi ini adalah jembatan psikologis antara produk dan konsumen, yang berhasil mengubah persepsi jamu dari sesuatu yang tradisional menjadi rasional,” ungkapnya.
Seiring waktu, Irwan mulai mendekati para dokter dan mempresentasikan produksi jamu berbasis sains. Titik balik terjadi saat Prof. Iwan Darmansjah dan empat guru besar mengunjungi pabrik Sido Muncul, yang kemudian meningkatkan kepercayaan dirinya untuk terus mengedukasi dunia medis. Sejak itu, ia rutin mengisi kuliah di fakultas kedokteran untuk mengenalkan jamu sebagai pendukung kesehatan atau pendamping obat kimia dengan kegunaan dan takaran yang tepat.
Irwan mengaku, bisnis paling sulit adalah menjual jamu, “The most difficult business, yakni jual jamu, karena kami hanya boleh menyebut masuk angin, pegal linu, dan panas dalam. Jadi kami harus membangun persepsi. Jadilah persepsi orang pintar minum Tolak Angin yang diterima di masyarakat.”
Pemilihan bintang iklan pun tak sembarangan. Irwan berani mengajak Prof. Rhenald Kasali bukan semata sebagai wajah promosi yang sesuai dengan taglinenya. Lebih dari latar belakang akademisnya, Prof. Rhenald memang sejak lama setia mengonsumsi produk Tolak Angin, bahkan sebelum produk ini dikemas modern seperti sekarang. Kehadirannya dinilai sebagai bentuk nyata dari kepercayaan terhadap kualitas produk Sido Muncul.
Ia menambahkan, dalam dunia modern, selain rasa, pelanggan juga membeli pengalaman dan menghadirkan kenyamanan. Hal itu ditunjukkan Sido Muncul lewat berbagai brand yang dibangun mulai dari Tolak Angin, Hotel Tentrem, hingga restoran Bima Yamgor.

