Toto Pranoto: Reformasi BUMN Energi Butuh Pemimpin Inovatif
Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI
JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengklaim butuh figur yang bisa mengelola perusahaan dengan baik, terutama perusahaan BUMN yang bergerak di sektor energi. Menteri BUMN, Erick Thohir membenarkan bahwa kinerja perusahaan BUMN yang kini tengah difokuskan oleh pemerintah berada pada sektor energi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi salah satu kandidat yang akan mengisi jabatan pimpinan di salah satu perusahaan BUMN pada sektor energi. Namun, tepatkah jika sosok Ahok yang ditempatkan oleh pemerintah untuk menjawab tantangan BUMN sektor energi?
Presiden Jokowi juga sudah membenarkan hal ini. Menurutnya, semua pihak sudah mengetahui kinerja Ahok. Ia juga menyebut kini proses pemilihan pimpinan BUMN masih berjalan. Hasil seleksi ini nanti akan diserahkan sepenuhnya kepada Kementerian BUMN.
Tantangan dari sektor energi Indonesia sangatlah besar. Misalnya saja Pertamina dan PLN. Untuk Pertamina, kasusnya bagaimana kemampuan sebagai BUMN bisa melakukan target pencapaian lifting 900 barrel per D. “Saya melihat bahwa tidak adanya kemampuan Pertamina untuk melakukan target karena banyak alasan/multi aspect secara internal, finansial, dan teknologi. Di sisi lain, PLN juga menghadapi kendala seperti bagaimana strategi mencapai 35.000 megawatt secara cepat dan juga perlu meningkatkan kinerja layanan publik (PSO),” tutur Toto Pranoto selaku Kepala Lembaga Manajemen FEB UI dan sebagai narasumber dalam Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, ‘Reformasi BUMN, Perlu Ahok?’, pada Minggu (17/11/2019).
Hal tersebut merupakan rumit dan perlu suatu terobosan untuk segera diperbaiki. Maka butuh leader yang cocok dan fit untuk menangani masalah yang ada di sektor energi BUMN. Selain itu, pemimpin BUMN nantinya harus paham tentang nature business.
“Ahok atau siapa pun yang menjabat pemimpin BUMN yang menangani sektor energi nantinya harus bisa membawa perubahan dan terobosan-terobasan kebijakan baru yang inovatif demi memajukan BUMN. Jadi, masyarakat tidak perlu melihat dari satu sisi atau latar belakang seseorang. Namun, harus melihat sisi lain yang menjadi kelebihan sebagai leader,” tutupnya. (Des)