Ari Kuncoro, Hot Economy Berita Satu TV: Kejar Target Investasi 1.200T

0

Ari Kuncoro, Hot Economy Berita Satu TV: Kejar Target Investasi 1.200T

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (31/12/2021) Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan realisasi investasi 2022 sebesar 1.200 triliun rupiah. Target ini bertujuan mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Meski target tersebut sangat tinggi, pemerintah cukup optimistis mengejar karena adanya dorongan faktor penunjang dan dukungan arah kebijakan yang tepat selama 2021.

Rektor dan Ekonom Senior Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, dalam acara Hot Economy Berita Satu TV “Kejar Target Investasi 1.200T” yang tayang pada Jumat (31/12), mengatakan, “Semula pertumbuhan investasi di Indonesia mampu mencapai di atas 5 persen. Namun, situasi tersebut seketika terganggu karena menurunnya mobilitas selama pandemi. Maka, sudah saatnya bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan investasi dan menunjukkan kembali posisi di dalam rantai pasokan dunia pada 2022.”

Melihat kilas balik realisasi selama 2021, BKPM membukukan bahwa Indonesia pada triwulan I telah mencapai realisasi investasi sebesar Rp219,7 triliun; triwulan II sebesar Rp223,0 triliun; dan triwulan III sebesar Rp216,7 triliun, dengan total keseluruhannya selama Januari—September sebesar Rp659,4 triliun.

Ada 4 faktor pendorong untuk mengejar target 1.200T, yakni banyaknya proyek investasi sudah memulai tahapan realisasi, adanya rencana investasi yang belum terealisasikan sejak 2008 mencapai Rp2.000 triliun, lebih dari 100 perusahaan menerima fasilitas perpajakan dari pemerintah berbentuk tax allowance dan tax holiday, hingga proyek mangkrak senilai Rp708 triliun sejak November 2019 yang sudah mulai terealisasi sebesar Rp560 triliun.

“Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk kelas menengah yang banyak. Dengan begitu, seharusnya Indonesia mampu memegang peran sebagai eksportir sehingga tidak hanya menjadi target pasar,” ungkapnya.

Ari optimis Indonesia mampu mencapai target investasi 1.200T karena melihat belum banyaknya alternatif di dunia. Ia mengingatkan, “Perlu ada harmonisasi investasi di seluruh daerah melalui beragam pendekatan.”

Menurut Ari, pemerintah dan investor perlu mengamati tren terbaru, misalnya peluang rantai pasokan berada dekat dengan produsen produk akhir, peralihan ke energi yang lebih ramah lingkungan, pendirian industri kesehatan di dalam negeri, dan perubahan pola permintaan penduduk di berbagai sektor.

“Sebaiknya, Indonesia mengawal seutuhnya dari hulu ke hilir. Saat perusahaan besar masuk, tentu mereka butuh support industry dari perusahaan menengah. Bahkan, kita dapat mengaitkannya dengan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) karena beberapa dari mereka memiliki kemampuan sebagai supplier bagi perusahaan lain di jalur rantai pasokannya,” demikian Ari menutup sesinya. (ts)