Dikukuhkan sebagai Guru Besar UI, Omas Bulan Samosir Ungkap Peran Demografi untuk Kesejahteraan Umat Manusia

Dikukuhkan sebagai Guru Besar UI, Omas Bulan Samosir Ungkap Peran Demografi untuk Kesejahteraan Umat Manusia

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (15/3/2023) Universitas Indonesia mengukuhkan Prof. Dra. Omas Bulan Samosir, Ph.D. (Dosen Ilmu Ekonomi FEB UI) sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia secara offline, pada Rabu (15/3). Prosesi ini dilaksanakan di Balai Sidang UI, Depok dan disiarkan secara virtual melalui kanal YouTube Universitas Indonesia dan UI Teve.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia melalui Surat Keputusan resmi menetapkan Prof. Omas Bulan Samosir sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Kependudukan pada 28 Desember 2023. Pada pengukuhannya, ia mengutarakan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penuh perjalanan hidup dan pencapaian guru besar tersebut.

Upacara pengukuhan Prof. Omas digelar bersamaan dengan Guru Besar Tetap UI lainnya, yakni Prof. Dr. Dra. Kasiyah, M.Sc. (Fakultas Ilmu Komputer UI) dan Prof. Dr. Maman Lesmana, M.Hum. (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI).

Prof. Omas membahas “Demografi sebagai Ilmu untuk Kesejahteraan Umat Manusia” dalam orasi ilmiahnya. Topiknya sangat relevan karena sejatinya demografi lahir bersamaan dengan penciptaan umat manusia di bumi ini. Kehadirannya selalu ada dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari kelahiran (fertilitas) hingga kematian (mortalitas).

Jika melihat kilas balik sejarah, Nabi Nuh melakukan perhitungan jumlah keluarga dan ternak yang dibawa dalam bahteranya untuk menyelamatkan keluarga dan bangsanya; Kaisar Roma di Timur Tengah memerintahkan sensus untuk memprediksi penerimaan negara dari pajak penduduk; dan John Graunt menggunakan catatan pembaptisan dan pemakaman untuk memperkirakan banyak lelaki berusia militer dan perempuan berusia subur.

Selain sebagai ilmu pengetahuan (sains), demografi memegang peranan penting untuk kesejahteraan umat manusia (demography is the core) dan kesejahteraan penduduk Indonesia.

Dalam paparannya, Prof. Omas menuturkan, “Perubahan demografi berdampak pada kemajuan sosioekonomi sebuah negara. Ada hubungan timbal balik yang erat antara dinamika kependudukan (demografi) dan pembangunan. Dinamika demografi memengaruhi kesejahteraan penduduk melalui pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sementara itu, kesejahteraan penduduk mempengaruhi dinamika demografi.”

Ia menegaskan bahwa mengingat penduduk dunia akan mengalami 2 (dua) kecenderungan besar di masa mendatang—yakni lebih banyak orang muda di negara berkembang dan lebih banyak orang tua di negara kaya—maka Indonesia perlu memiliki proyeksi penduduk untuk memanfaatkan bonus demografi tersebut.

Demografi menunjukkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada masa lampau disebabkan oleh tingkat kelahiran yang tinggi. Pemahaman semakin baik tentang peran demografi untuk kesejahteraan penduduk di Indonesia telah melahirkan kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan (population-centered development), dimasukkannya isu bonus demografi (demographic bonus) dalam dokumen perencanaan pembangunan, dan disosialisasikannya isu tren mega (megatrends) dan ketahanan demografi (demographic resilience).

Pada prinsipnya, berbagai perubahan demografi memengaruhi kemajuan suatu negara dalam mencapai tujuan pembangunan; membentuk upaya bersama untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan; menanggapi berbagai krisis; memastikan pekerjaan yang layak dan perlindungan sosial; menyediakan cakupan kesehatan menyeluruh serta pendidikan dasar dan menengah; memberdayakan perempuan dan penduduk muda; mendukung dan melindungi hak penduduk usia lanjut; menciptakan perekonomian dinamis dan melindungi lingkungan; hingga menjamin pembiayaan pembangunan yang memadai.

Masyarakat yang memiliki ketahanan demografi, ia yang memiliki keterampilan, alat, kemauan politis, dan dukungan publik untuk mengelolanya sedemikian rupa, akan dapat mengurangi pengaruh negatif potensial pada individu, masyarakat, perekonomian, dan lingkungan. Lalu, memanfaatkan kesempatan yang datang bersama perubahan demografi untuk penduduk, kemakmuran, dan bumi.

Akhir kata menutup orasinya, Prof. Omas percaya bahwa Indonesia dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045 jika mengelola dan memberdayakan penduduk sebagai sumber daya utama (ultimate resource) mesin pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus berharap dan optimis visi tersebut dapat dicapai dengan membangun penduduk sebagai sumber daya utama dan tujuan pembangunan.

“Ilmu Demografi dapat memberikan sumbangan bagi negara ini mengenai pengelolaan penduduk. Kita perlu memikirkan strategi mengelola fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Ilmu ini akan menolong Indonesia sebagai negara berbudaya untuk memetakan dan mempertahankan bahasa, baik yang punah maupun terancam punah. Selain itu, Ilmu Demografi menolong Indonesia dalam merencanakan serta melaksanakan pembangunan dari, oleh, dan untuk penduduk,” imbuhnya.

Tampak hadir dalam pengukuhan tersebut, Rektor Universitas Kristen Indonesia, Dr. Dhaniswara K. Harjono, S.H., M.H; Direktur Program Pascasarjana, Universitas Kristen Indonesia, Prof. Dr. dr. Bernadetha Nadeak, M.Pd., PA; dan Ketua Senat Akademik, Universitas Kristen Indonesia, Prof. Atmonobudi Soebagio, MSEE, Ph.D.

Prof. Omas menyelesaikan pendidikan Sarjana Matematika, di Departemen Ilmu Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, pada 1988. Di tahun 1994, ia berhasil mendapatkan gelar Philosophy Doctor in Demography, di Department of Social Statistics, Faculty of Social Sciences, University of Southampton, Southampton, United Kingdom. Beberapa karya ilmiahnya dalam beberapa tahun terakhir, yakni Kesenjangan Digital dan Kesenjangan Upah di Indonesia Sebelum dan pada Masa Pandemi COVID-19: Analisis Data Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2019–2021 (2023), Beban Penyakit dan Pertumbuhan Ekonomi (2022), dan Pola Pemberian Makan pada Bayi dan Anak Usia 6–23 Bulan dan Stunting di Indonesia: Analisis Lanjut Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 (2021). (hr)