Promosi Doktor PPIM FEB UI, Ani Siska My Ungkap Pengaruh Besaran Related Party Transactions, Large Shareholders, dan Rangkap Jabatan Dewan Komisaris terhadap Idiosyncratic Risk pada Perusahaan Terbuka Indonesia

Promosi Doktor PPIM FEB UI, Ani Siska MY Ungkap Pengaruh Besaran Related Party Transactions, Large Shareholders, dan Rangkap Jabatan Dewan Komisaris terhadap Idiosyncratic Risk pada Perusahaan Terbuka Indonesia

 

Rifdah Khalisha – Humas FEB UI

DEPOK – (21/2/2024) Program Pascasarjana Ilmu Manajemen (PPIM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor Ani Siska My, yang berlangsung di ruang 401- 403, Gedung Pascasarjana FEB UI, Rabu (21/2).

Sidang Promosi Doktor ini diketuai oleh Prof. Dr. Budi Frensidy, dengan pembimbing Prof. Dr. Cynthia Afriani (Promotor), dan Arief Wibisono Lubis, Ph.D. (Ko-Promotor I). Selaku tim penguji, Prof. Dr. Irwan Adi Ekaputra (Ketua Penguji), Prof. Dr. Sylvia Veronica N.P. Siregar, Dr. Buddi Wibowo, Lukas Setia Atmaja, Ph.D., dan Zaäfri Ananto Husodo, Ph.D.

Ani Siska My mengangkat disertasi yang berjudul ‘Pengaruh Besaran Related Party Transactions, Large Shareholders, dan Rangkap Jabatan Dewan Komisaris terhadap Idiosyncratic Risk pada Perusahaan Terbuka Indonesia’ pada sidang terbuka ini. 

Indonesia memiliki tipe pasar saham yang tidak efisien secara informasi sehingga rentan terhadap terjadinya asymmetric information yang memicu timbulnya idiosyncratic risk. Sementara itu, idiosyncratic risk sendiri merefleksikan informasi yang spesifik tentang perusahaan.

Beranjak dari hal tersebut, Promovenda Ani Siska melalui penelitian ini berusaha mengevaluasi faktor penyebab idiosyncratic risk yang ditinjau dari pengungkapan besaran Related Party Transactions (RPTs), baik dari laporan keuangan berupa RPT Assests and Liabilities (RPTAL), laporan laba rugi RPT Sales and Expenses (RPTSE), serta dari large shareholders. Tak hanya itu, penelitian juga mengevaluasi peran dari rangkap jabatan dewan komisaris dari pengaruh pengungkapan besaran RPTs terhadap idiosyncratic risk. Sampel penelitian mencakup 302 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019 hingga 2020.

“Hasil penelitian menunjukkan, pengungkapan besaran RPTAL berpengaruh positif terhadap idiosyncratic risk, sedangkan pengungkapan besaran RPTSE berpengaruh negatif. Hal ini menyatakan bahwa pengungkapan besaran RPTSE dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai bentuk transaksi untuk meminimalkan risiko,” ungkapnya.

Lalu menariknya, large shareholders memberikan pengaruh positif terhadap idiosyncratic risk, menunjukkan tingginya permasalahan agensi karena mereka memiliki kontrol terhadap perusahaan. 

Promovenda Ani Siska pun menemukan bahwa peran rangkap jabatan dewan komisaris pada pengungkapan besaran RPTAL maupun RPTSE mendukung reputational hypothesis yang dapat menurunkan terjadinya idiosyncratic risk pada perusahaan.

Dengan ini, Dewan Pimpinan sidang terbuka promosi doktor memutuskan, Ani Siska My lulus dengan predikat Sangat Memuaskan dan berhasil meraih gelar Doktor yang ke-334 Program Pascasarjana Ilmu Manajemen. Selamat kepada Dr. Ani Siska My!